20. Ara
Budayakan vote sebagai support :)
Aku pengen baca komen-komen kalian gaes :(
Selamat membaca cerita Ara :)
---
---
Ada pertanyaan yang di ajukan bukan untuk ditemukan jawabannya, hanya untuk sekedar ditanyakan agar membuatmu bingung tentang apa jawaban yang sebenarnya dari pertanyaan tersebut.
---
Ara bagian 20
“Kok lo make aku kamu sih?” protes Ara. Ia kembali menggunakan lo gue pada Angka.
“Lah, kan kamu tadi duluan yang makai aku kamu, jadi aku ngikut aja,” goda Angka. Cewek ini sangat menyenangkan untuk digoda seperti ini.
Ara hampir kehilangan kata-kata mendengar jawaban Angka, tapi ia segera bisa menguasai diri. “Gue tadi kelepasan!”
“Oke-oke, lo aneh.” Angka tertawa kemudian tanpa ia sadari tangannya mengacak rambut Ara gemas. Ya, cewek di depannya ini memang sangat menggemaskan.
“Stop acak-acak rambut gue, gue gak suka.” Protes Ara yang membuat Angka menghentikan aktivitasnya. Dilepaskannya uluran tangannya dari kepala cewek itu dan diletakkannya diatas kasur.
“Lo gak pulang?” Ara menggeleng, “gak ada yang nungguin di rumah jadi gue disini aja nemenin lo.”
“Lo sendirian?” tanya Angka yang dibalasi Ara anggukan. “Lo gak yatim kan?” tanyanya sedikit ragu, khawatir kalau-kalau pertanyaannya salah.
Hatinya sedikit lega melihat Ara menggeleng, “gue punya orang tua kok.”
“Jadi kenapa lo gak pulang?” Angka tahu harusnya ia tak bertanya seperti ini pada cewek di depannya itu. Ekspresi wajah cewek itu menunjukkan kalau ia tak ingin membahas lebih dalam mengenai keluarganya. Tapi Angka harus tahu alasannya sebelum ia mengizinkan cewek itu tetap tinggal.
“Udah gue bilang kan, gue sendirian di rumah. Jadi daripada gue bosen mending gue nemenin lo.”
Baiklah, sepertinya Angka tidak bisa bertanya lebih jauh lagi. Cewek ini sepertinya benar-benar tertutup urusan keluarganya.
“Oke, lo boleh tinggal disini nemenin gue. Tapi gue gak janji lo bakal aman ya disini.” Seketika mata Ara melotot, antara mengerti dan tidak mengerti dengan kalimat Angka barusan.
Hayoo kalian mikir apa ayoooo. Yang udah ngeres nih pikirannya pasti macem-macem. Aku doakan kalian semua masih polos disini, wkwk.
Oke, oke maaf.
“Lo mau ngapain gue?” tanya Ara hati-hati. Tak ingin terinjak ranjau dan ia akan di cap sebagai cewek dalam tanda kutip.
“Emang lo mau gue apain?” tanya Angka balik. Ara menggeleng, ia tidak ingin memikirkan apapun selain cara untuk memastikan ia aman. Hahaha.
“Udah, lo tenang aja, gak bakal gue apa-apain.” Ara mengangguk. “Tolong ambilin novel gue dong, terserah aja yang mana gue bosen.”
“Lo mau baca nih buku? Udah hampir jam 11 loh. Gak mau tidur aja lo? Istirahat?” tanya Ara.
“Nah karena gue mau tidur, gue perlu baca buku biar pikiran gue bisa tenang dan gue bisa cepat tidur.”
Ara mengangguk. Mengerti maksud Angka. Diambilkannya sebuah buku dan diserahkannya pada Angka. Setelah itu Angka hanya fokus pada bukunya dan tidak menghiraukan apapun lagi sampai akhirnya ia tertidur dan buku yang dipegangnya jatuh ke bawah.
Ara mengambil buku yang jatuh tersebut kemudian diletakkannya diatas nakas di tempatnya semula tadi. Kemudian ditarikkan nya selimut Angka untuk menutupi tiga perempat bagian tubuh Angka dan setelah itu ia kembali ke sofa tempatnya tadi dan tertidur disana juga.
Angka membuka matanya. Ia sebenarnya tidak tidur, hanya berpura-pura tidur agar cewek yang menemaninya itu juga segera tidur. Setelah memastikan kalau Ara sudah benar-benar tidur, Angka bangun dari tempat tidurnya dan mengangkat gadis itu agar tidur di atas kasur rumah sakit tersebut. Bertukar dengannya yang tidur di sofa tempat cewek itu tidur tadi.
To be continued ...
---
Terima kasih telah membaca cerita Ara :)
Jangan lupa meninggalkan vote dan komentar.
Yuk follow Instagram aku @ranisa_chan
Salam Ranisa :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top