14. Ara
Jangan lupa tekan tanda bintang dulu :)
Tinggalkan jejak :)
Selamat membaca cerita Ara :)
---
"Apa arti bahagia itu yang sebenarnya? Bahkan jika itu berarti aku harus membuang harga diri, aku ingin mengetahuinya."
Ara
---
Cewek dengan pakaian minim itu keluar dari apartemennya bersama seorang pria yang kemarin meninggalkannya begitu saja di club.
Ya, dia pria yang sama yang sebelumnya mengatakan kalau saat itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Ara. Dasar pembohong, semua laki-laki itu sama saja.
Ah, apa aku sudah mengatakan namanya? Kalau belum mungkin aku sengaja, karena ku kira dia tidak penting. Tapi ternyata dia salah satu bagian penting yang membuat cerita ini berkembang. Namanya Revan.
Oke, saat ini Ara sedang keluar bersama Revan yang memeluk posesif pinggangnya. Ara merapatkan pelukan itu, tidak peduli jika setiap pasang mata memperhatikan mereka dengan beragam tatapan dan ekspresi. Sekali lagi dan perlu digaris bawahi, kalau Ara tidak peduli.
Ara memasuki mobil mewah milik Revan yang jujur tidak Ara ketahui apa merknya dan tidak ingin Ara ketahui. Toh Ara yakin kalau mobil ini di jual harganya paling tinggi hanya setengah dari harga awalnya bukan? Jadi ini tidak ada harganya buat Ara.
“Kita mau kemana hari ini, Kak?” Ara bertanya manja.
Revan tersenyum, tangan kirinya digunakannya untuk mengusap rambut Ara lembut. “Hari ini kita mau jalan-jalan dulu, Ra.”
“Wah! Jalan kemana, Kak?” Ara mulai exited. Ahh, ini bisa menjadi quality time nya bersama Revan bukan?
Ya, Ara itu disatu sisi bisa sangat polos. Tapi disatu sisi dia bisa sangat kelam, tak tersentuh. Tapi tidak ada satu pun yang pernah masuk ke sisi kelamnya Ara tersebut. Ia menyimpan lukanya untuk dirinya sendiri. Tidak ingin orang lain mengetahui sisi terlemahnya itu.
“Nah, Sayang, kita udah sampai.” Revan menghentikan mobilnya dihalaman parkir sebuah kafe.
Ara tersenyum senang saat melihat betapa elegannya tempat tersebut. Kesannya sederhana dengan beragam perabot klasik seperti meja dan kursi dari kayu berwarna coklat tua dengan ukiran yang terbilang unik. Juga saat ia melihat daftar menu kafe tersebut, senyuman bibirnya semakin berkembang karena menu yang disediakan disana merupakan campuran dari menu modern sampai tradisional. Benar-benar kafe yang unik menurut Ara.
Ia memesan seporsi spageti dan es jeruk favoritnya. Sambil menunggu pesanannya datang, Ara mengobrol sebentar dengan Revan.
Tiba-tiba seorang pria dengan pakaian hitam berwajah sangar duduk diantara mereka. Menatap Revan sambil tersenyum lalu berkata, “jadi ini maksud lo kemaren? Lumayan juga.”
Ara tidak mengerti apa yang dimaksud pria itu sampai Revan berkata, “nah Ara, kamu ikuti dia dulu, saya ada urusan.”
Dan setelah itu, Ara tidak melihat apa-apa lagi.
To be continued ...
---
Terima kasih karena telah membaca cerita Ara :)
Jangan lupa tinggalkan jejak dan follow Instagram aku @ranisa_chan :)
Mampir ke work aku yang lainnya juga yah ♥️
Salam Ranisa ♥️♥️♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top