10. Ara
Jangan lupa tekan tanda bintang :)
Juga tinggalkan komentar :)
Selamat membaca cerita Ara :)
---
Angka membuntuti Ara yang sudah memasuki club lebih dulu. Ia terus menolak ajakan-ajakan untuk bermain ataupun menari bersama disana.
Saat ini dalam pikirannya hanyalah ingin mengetahui apalagi ulah Ara malam ini dan kemudian menjadikannya senjata untuk menundukkan cewek itu.
Dari sebuah bangku, dilihatnya Ara sedang bermanja-manja dengan pria dewasa yang ditaksir Angka berumur 30 sampai 40 tahun ke atas itu. Sesekali Ara mencuri ciuman dari pria itu yang kemudian dibalas oleh pria tersebut.
Kalau boleh jujur, Angka sedikit mual melihatnya.
Apakah cewek itu tidak punya malu? Pikirnya.
Lupakan niat Angka untuk membuat senjata baru tadi!
Angka berdiri, melangkahkan kakinya menuju Ara yang tidak jauh darinya. Berdiri didepannya sambil berkacak pinggang.
“Lo ngapain disini?” tanyanya datar.
Merasa mengenal suara itu, Ara menoleh dan mendapati Angka yang sedang menatapnya datar tanpa ekspresi.
Ara menaikkan sebelah alisnya lalu berkata, “emang apa peduli lo?” balasnya tak kalah datar.
“Lo mau gue aduin?”
“Eh bego, lo juga sendiri disini ngapain? Mau gue aduin juga lo?” ketus Ara. Ia sangat kesal pada Angka yang sudah merusak momen-momennya ini.
“Dia siapa, Ra?” tanya pria dewasa itu pada Ara.
Ara menoleh, “bukan siapa-siapa, Kak,” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Bukan siapa-siapa kata lo?” Angka bertanya retoris. “Gue itu pacar lo ya, Shafara Kamila. Dan jangan bilang lo lupa sama hal itu.”
Sontak, mata Ara membulat.
Astaga nih cowok, mulutnya kok bocor amat. Gak bisa di tambal apa? Lagian gue jadi pacar lo karena terpaksa, bego.
“Pacar kamu? Ahh, jadi kamu membohongi saya?” Pria itu berdiri, menjauh dari Ara dan melemparkan sebuah cek kepadanya.
“Ini terakhir kalinya kita bertemu, Shafara.”
Dan setelah itu ia meninggalkan Ara yang masih menatap pria itu. Tak lama kemudia ia mencebik lalu menatap Angka kesal.
“Gara-gara lo nih dia pergi, padahal dia salah satu sumber uang gue yang paling gede.”
“Jadi lo ngelakuin semua ini karena uang?” tanya Angka miris.
Sontak Ara menggeleng. Ia tidak benar-benar melakukan semua ini karena uang. Setiap minggu, ratusan juta rupiah masuk ke rekening bank nya. Karena itu, ia tidak memerlukan uang dari siapapun.
Yang ia perlukan adalah kasih sayang. Walaupun itu sifatnya hanya sementara ia tidak peduli, yang penting ia dapat sedikit mengerti dengan arti kasih sayang tersebut.
“Pulang!” Angka meraih tangan Ara dan membawanya keluar club malam tersebut.
Ia meraih saku jaketnya, saku celananya, tapi tak kunjung menemukan kunci mobilnya. Ia kemudian ingat kalau kunci mobilnya ia berikan pada Dista tadi. Tapi kenapa mobilnya masih ada diparkiran? Kemana Dista?
“Lo nyari apaan sih dari tadi?” Ara bertanya kasar.
“Lo kesini bawa mobil?” tak menghiraukan pertanyaan Ara, Angka justru balik bertanya.
“Eh, lo bego ya? Gue kan tadi kesini bareng sama cowok jelas dong gue kesininya sama dia naik mobilnya dia.”
Ahh benar juga, kenapa Angka menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu?
Angka berpikir sejenak, tak sengaja matanya melihat kunci mobilnya tergeletak tak jauh dari tempat Ara berdiri.
Angka berjalan lurus ke depan Ara yang terkejut karena mengira itu adalah serangan pertama dari Angka. Ia lalu bersiap mengambil posisi, memejamkan matanya, tapi apa yang ia perkirakan tak kunjung ia rasakan.
Lalu sebuah sentilan di dahi menyadarkannya kembali pada kenyataan.
“Lo kira gue mau cium lo?” Angka bertanya sarkas, “gue tadi tuh mau ngambil nih kunci mobil gue, tadi jatuh.”
Sumpah! Ini adalah salah satu kejadian yang paling memalukan dalam hidup Ara!
Tolong lupakan!
To be continued ...
---
Wkwk, bagi cewek yang terbiasa skinship kayak Ara, pastinya dia bakal ngira itu adalah serangan pertama dari Angka. Sayangnya dia salah 😅😅.
Jangan lupa tinggalkan jejak :)
Salam Ranisa :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top