05. Ara

Jangan lupa tekan tanda bintang :)
Comment juga ya :)

Selamat membaca cerita Ara :)

--

Seorang gadis berpakaian ketat memasuki perpustakaan.

Sejujurnya, ini adalah kali pertama gadis itu menginjakkan kaki ke perpustakaan di sekolahnya tersebut. Atau kalau boleh lebih jujur, ini pertama kalinya dia dalam seumur hidupnya menginjakkan kaki ke dalam perpustakaan.

Dia menatap bingung pada pintu perpustakaan. Beruntung, dilihatnya beberapa siswa yang masuk dan meletakkan sepatunya di rak sebelah kiri. Dia mengikuti siswa tersebut melakukan hal yang sama.

“Loh, Dek, kok kamu disini? Ini kan rak sepatu khusus laki-laki,” tegur sebuah suara lembut milik Aluna yang membuat bulu kuduk gadis itu berdiri.

Dia menoleh kebelakang, menatap pemilik suara yang menatapnya hangat.

“Maaf, Kak, eh Bu maksud saya,” kata gadis itu tergagap.

Aluna tersenyum hangat lalu mengangkat tangannya memanggil gadis itu untuk mendekatinya, “panggil Kakak aja biar akrab,” katanya hangat, “tempat sepatu buat perempuan ada disana, Dek,” lanjutnya sambil menunjuk sebuah ruangan yang merupakan tempat menyimpan sepatu untuk para siswi.

Setelah meletakan sepatunya di tempat yang tepat, gadis itu kembali ketempat semula dan Aluna masih menungguinya disana.

“Nama kamu siapa?” tanyanya.

“Ara,” jawab gadis itu masih sedikit kikuk.

“Oh ... kamu baru sekali ini ya ke perpustakaan?” Ara mengangguk. Entah kenapa ia merasa sangat malu sekarang ini. Harusnya ia tadi tidak usah menuruti perkataan Ella untuk menjalani hukumannya membersihkan perpustakaan. Harusnya ia seperti sebelum-sebelumnya saja, membiarkan hukuman-hukumannya tidak dijalankan yang berujung ia harus dipanggil ke ruang BP untuk kesekian kalinya lagi.

Ella sialan. Rutuk Ara dalam hati.

“Waah, Kakak gak nyangka ternyata masih ada siswa di sekolah ini yang gak pernah ke perpustakaan sekolah. Padahal perpustakaannya sudah sebagus ini,” kata Aluna disertai tawa. Bukan tawa mengejek melainkan sebuah tawa yang seperti sebuah candaan saja. Atau kurang lebih begitulah. Aku kurang bisa mendeskripsikannya.

“Aku dihukum buat bersihin perpus hari ini, Kak,” aku Ara dengan suara yang pelan.

“Oh ya? Kalau gitu bagus dong.”

Ara menoleh, mengerutkan keningnya, “kok bagus, Kak?” protesnya.

Sontak Aluna tertawa, “jadi karena kamu dihukum, jadi akhirnya kamu ke perpustakaan deh. Kakak seneng tahu.”

Tentu saja siapa yang tidak tercengang mendengar jawaban Aluna yang selucu itu? Seandainya bisa, ia sangat ingin tertawa sekarang ini, tapi ia harus menjaga sopan santunnya atau hukumannya mungkin akan ditambah oleh perempuan didepannya ini.

Kalian tahu bukan, kalau perempuan itu sering diam-diam menghanyutkan? Kelihatannya kalem tapi sekalinya, jauh lebih barbar dari yang bisa kalian bayangkan. Hahaha. Tapi tidak semua yang seperti itu ya, jadi jangan tersinggung ku mohon.

To be continued ...

---

Hari ini aku bakal up lebih dari satu part!!!

Ranisa :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top