04. Ara
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak :)
---
Tidak ada yang lebih mengganggu pikirannya daripada kejadian semalam.
Tentang cewek biang ricuh yang dilihatnya memasuki sebuah kamar hotel bersama seorang pria dewasa.
Hey, memang apa yang akan kalian pikirkan juga jika dalam keadaan begitu?
Ah, mungkin beberapa dari kalian akan seperti aku, yang tidak akan peduli dengan hal tersebut. Tapi, mari kita ingat bahwa yang sekarang pikirannya terganggu adalah Angka. Bukan aku ataupun kalian. Kita hanyalah sebagai pengamat dari setiap rentetan kejadian yang terjadi pada Angka.
Bosan mendengarkan pelajaran di kelas, Angka berjalan kedepan kelas menarik perhatian seluruh siswa dikelas 12 IPS 5 tak terkecuali guru yang sedang mengajar disana.
“Pak, saya bosen denger penjelasan Bapak tentang sejarah,” katanya datar, “saya mau bolos, tolong kasih saya hukuman sebagai gantinya.”
Mungkin kalian tidak akan melakukan hal seperti itu. Mungkin juga kalian berpikir tidak akan pernah melakukan hal sebodoh itu. Ya, aku juga tidak ingin berlaku seperti itu. hahaha.
Oke, kembali.
Pak Rudi, guru sejarah yang sudah biasa mendengar permintaan Angka tersebut hanya berdehem sebentar lalu berkata, “kalau begitu tolong bantu Bu Aluna membersihkan perpustakaan hari ini.”
Angka mengangguk kemudian segera meninggalkan kelas menuju perpustakaan.
Sebelum sampai disana, Angka melihat gadis atau bisa Angka tebak bukan gadis lagi yang sedang duduk bersantai dibawah pohon menyaksikan temannya yang sedang berlari mengelilingi lapangan.
Tebaknya mereka sedang dihukum tapi hanya temannya yang menjalankan hukuman tersebut. Dan gadis itu dengan kejamnya membiarkan temannya menjalani hukuman sendirian. Astaga, dia benar-benar keterlaluan.
Tapi ya sudahlah, apa yang harus Angka pedulikan? Kalaupun Angka peduli, apakah dunia akan berubah jadi lebih baik? Tentu tidak bukan? Jadi mari kita lupakan.
Angka sudah sampai di perpustakaan. Diletakkannya sepatunya di tempat yang telah disediakan. Perpustakaan dengan akreditasi A itu tentu sangat menarik bagi orang-orang yang menyukainya. Tapi itu menjadi tempat paling membosankan bagi beberapa orang lainnya.
Dan Angka adalah salah satu orang yang menyukai perpustakaan tersebut. Ia mencintai buku, hampir semua buku diperpustakaan itu sudah dibacanya. Terutama novel-novel yang entah kenapa membuatnya sangat tertarik.
“Angka, minta hukuman lagi?” tanya sebuah suara lembut milik Aluna.
Angka memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana abu-abunya. Tidak menjawab pertanyaan Aluna karena ia yakin Aluna sendiri sudah tahu jawabannya.
“Duh Angka, kan udah Kakak bilang kalau jangan sering-sering bolos. Kamu itu harus sekolah yang bener biar bisa lulus dan bikin Papa sama Mama bangga. Jangan jadi kayak Kakak yang cuma—“
“Stop, Kak!” interupsi Angka.
“Tapi Angka-“
“Jadi apa yang harus aku kerjain?” tanya Angka mengalihkan pembicaraan.
Aluna berdecak sebentar lalu berpikir sebentar, “tolong kamu rapiin buku yang ada di rak 800 itu ya.”
Angka mengangguk, tersenyum pada Aluna yang tahu betul nomor rak favorit Anggak, ia lalu kemudian segera menuju ke rak bernomor 800 yang berisi buku-buku sastra tersebut. Buku-buku yang menjadi kesukaan Angkasa Farel Ardafa.
TBC ...
---
Iya pendek tapi aku suka :)
Salam Ranisa :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top