03. Ara

“Apa?” ketus cowok itu. Angka.

Dia bukannya bersikap lembut pada mamanya, tapi malah bersikap kasar seperti itu.

Ya, dia bukannya tidak tahu sopan santun. Hanya saja dia sudah lelah berdiri di ballroom dengan puluhan orang yang membuatnya merasa sesak. Ia ingin segera keluar dari ruangan terkutuk itu.

Tak ada hal yang membuatnya tertarik.

Bisnis.

Perjodohan.

Apalagi keluarga.

Semua itu tidak menarik untuknya.

Percuma jika ia memiliki semuanya tapi hatinya tetap kosong. Percuma saja bukan?

Maka keluarlah dia dari ruang terkutuk itu menuju lobi hotel. Ia duduk disana tidak melakukan apapun. Hanya sibuk memandangi setiap orang yang berlalu lalang disana.

Sampai akhirnya matanya melihat ke arah seorang gadis yang dikenalnya. Ralat, bagaimana ya mendeskripsikannya, masalahnya dia tidak pernah berkenalan dengan gadis tersebut. Dia hanya tahu kalau gadis itu adalah biang ricuh disekolah nya. Siswi yang paling sering di panggil guru BP karena kelakuannya.

Ya, dia gadis yang menarik. Tapi tidak membuat Angka tertarik.

Namun sepertinya Angka harus meralat pendapatannya karena malam ini gadis itu membuat Angka tertarik.

Gadis itu datang bersama seorang pria yang bahkan lebih pantas jika disebut sebagai ayahnya. Jarak mereka sangat dekat, bahkan bisa disebut tidak ada jarak diantara mereka.

Apa yang dilakukan gadis itu? itulah yang dipikirkan Angka saat itu.

Alam bawah sadarnya menggiringnya untuk mengikuti gadis itu. Dia penasaran. Hanya ingin tahu, belanya pada diri sendiri. Menggelikan.

Tapi ya sudahlah, alurnya memang di setting seperti ini. Angka yang penasaran mengikuti gadis itu sampai ke depan kamar hotelnya, setelah itu, ia tidak tahu lagi apa yang terjadi. Hanya saja, firasatnya mengatakan kalau mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas disana.

Hanya firasat.

Ia tidak tahu dari mana asal pikiran itu datang. Tapi bukankah setiap orang yang jika dalam posisi seperti Angka akan berpikir yang sama juga? Nah jadi jangan salahkan Angka kalau dia berpikiran seperti itu.

Sebuah suara kemudian menyadarkan Angka dari lamunannya, “Angka, kenapa kamu disini?”

Angka menatap ke sumber suara tersebut, tersenyum sebentar lalu menggeleng.

“Ayo kita balik lagi ke ballroom, bentar lagi Papa mau ngenalin kamu sebagai pewarisnya.”

Angka hanya mengangguk. Perempuan yang ada disampingnya sekarang ini adalah satu dari beberapa orang yang ingin dilindunginya.

Aluna Maurisha Ardafa.

TBC ...

---

Mau update :) anggap aja bonus ♥️

Salam Ranisa :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top