Re-

Wanita bersurai kelabu itu tersenyum dengan air mata yang terus mengalir, tubuhnya yang lemah tak bisa ia gerakan seinci pun, luka yang ia terima juga tak bisa ia sembuhkan dengan cepat. Ia sudah pasrah akan kematian yang sebentar lagi menjemputnya

“Tunggulah sebentar lagi, aku akan menemuimu setelah ini”

Penglihatannya yang semakin lama memburam akhirnya pun tertutup, meski begitu ia masih bisa mendengar suara lirih dari seseorang yang ia sayangi, yang terus memanggil namanya tiada henti

Dengan sisa tenaga terakhir, wanita itu berusaha membuka kembali matanya, ah masih buram batinnya sambil meringis kesakitan. “jangan sia siakan tenagamu"

Wanita itu menarik nafasnya sebentar “Aku tidak khawatir akan apapun, kau sudah memenuhi semua harapanku. Setelah ini aku tak bisa berada disisimu lagi, Jadi. Jagalah dirimu baik baik”

Sosok pemuda bersurai kelam itu hanya bisa menggigit bibirnya, menahan diri. Menggenggam tangan pucat dingin milik wanita itu dengan erat, menyalurkan semua perasaan miliknya “ku mohon jangan pergi”

Wanita itu tersenyum “Aku bangga telah menjadi ibumu, Megumi”

Menatap kosong, wanita itu telah pergi untuk selamanya. Sosok hangat yang begitu ia sayangi, Ibu yang selama ini berada di sisinya telah pergi, takkan kembali untuk hari esok ataupun keesokan harinya

Melepaskan genggaman tangan dengan tak rela Megumi tersenyum masam, dan mengusap pipinya berniat menghapus jejak air mata yang sebelumnya mengalir “aku juga, bangga telah menjadi putramu. Air mata tak cocok di wajah ibu, yang cocok hanya senyumanmu”

Fushiguro Megumi mengangkat tubuh itu dengan perlahan dan hati hati, membawanya pergi ke tempat yang layak. Mengabaikan pakaiannya yang kotor dan basah akan darah yang terus mengalir

Berjalan menjauh dari daerah pinggiran Shibuya, Fushiguro terus menatap semuanya dengan sendu “Tempat ini tidak cocok untuk peristirahatanmu, setelah permainan mengerikan ini berakhir, aku janji akan mencarikan tempat yang layak”

Sesungguhnya ia paham dengan semua kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada setiap orang yang sudah terlanjur terseret dalam permainan mengerikan itu, tak terkecuali kakak dan ibunya

Tapi masih saja ia tak terima dengan apa yang telah terjadi, apalagi sosok yang ia panggil dengan sebutan ibu merupakan roh kutukan

Fushiguro terus berjalan, isi kepalanya terasa kosong mendadak. Semua yang berada disisinya satu persatu telah menghilang. Ayahnya yang entah pergi kemana semenjak ia kecil, gurunya yang tersegel entah bagaimana cara melepaskannya, kakaknya yang menjadi salah satu korban ikut terseret dalam permainan, dan ibunya yang tewas tepat di hadapannya

“Apanya yang kau banggakan dariku, aku bahkan tak bisa menyelamatkanmu. Maafkan aku ibu"


_


Gojo Satoru tersenyum melihat bocah kecil yang terus berdiam diri itu, berjalan mendekat dan berujar tanpa adanya basa basi "Mulai hari ini, kita akan menjadi wali mu Fushiguro Megumi"

Bocah kecil dengan tas di punggungnya itu pun menatap dengan aneh. Tentu siapa yang tak heran, ketika ada orang asing yang datang kepadanya dan mengatakan akan menjadi wali nya secara tiba tiba

Fushiguro Megumi terus menatap Gojo, menganalisis seseorang di hadapannya dengan teliti, dan otak pintarnya dengan cepat memproses kalimat aneh Gojo

"Siapa kau?"

"Panggil saja aku Gojo-Sensei dan dia-- kau bisa memanggilnya 'mama' mungkin" lanjutnya seakan tak ada yang salah sama sekali

Kau yang sedari tadi berdiam diri tak jauh dari Gojo hanya bisa menghela nafas lelah, kemudian berjalan mendekati keduanya dengan santai. Kau tersenyum dan sedikit memiringkan kepala

"maaf jika kami mengagetkanmu, Namaku (Name), tak perlu formal jika berbicara denganku. Seperti yang dia katakan, mulai hari ini kami yang akan menjadi wali mu. Salam kenal Fushiguro Megumi-kun"

Mencari letak kebohongan dari keduanya, Fushiguro pun akhirnya mengalah "kenapa harus aku?"

Gojo tersenyum aneh dan mengangkat tangannya dan menggerakkannya kedepan "kau tahu, Ayahmu. Dia dari klan Zen'in klan terbesar di antara para penyihir jujutsu"

"Ayahmu, menggunakan mu sebagai kartu terakhir, Dan dalam dua atau tiga tahun kedepan kau akan dijual kesana"

Fushiguro menatap datar "apa jika aku kesana, Tsumiki akan tinggal dengan nyaman juga?"

Kau tersenyum kecil melihat anak sekecil itu sudah bisa bersifat dewasa, berusaha menyamakan tinggi dengan Fushiguro, kau elus kepalanya dengan pelan "tidak sama sekali"

"Lalu?"

Gojo juga ikut menyamakan tingginya dengan Fushiguro "kami akan menyelamatkanmu"

"Apakah kau keberatan Megumi?" Tanyamu dengan nada halus sambil mengulurkan tangan

Fushiguro tanpa ragu meraih uluran tangan yang kau berikan padanya, menggenggamnya erat tanpa ada niatan melepaskan

Kau terkekeh melihat tanganmu di genggaman dengan erat oleh Fushiguro. Perasaanmu menjadi hangat dan tanpa sadar menghela nafas lega

Melihat putra kecil yang tak pernah kau lihat sebelumnya, yang orang itu sembunyikan darimu selama ini sekarang berada di depanmu, dalam jangkauanmu

"Mulai sekarang kita adalah keluarga, Fushiguro Megumi-kun"


_


Seperti yang diduga, Tsumiki hanyalah manusia normal yang tak dapat melihat roh kutukan maupun hantu. Dan dengan fakta itu kau hanya bisa tersenyum masam. Ia tak dapat melihatmu, dan kau pun memahami itu sepenuhnya

Walaupun wujudmu sangatlah mirip dengan manusia, itu saja tak dapat membuatmu terlihat di antara semua manusia

"Megumi, ini sudah malam tidurlah"

Fushiguro menatapmu lekat lekat, kau tersenyum dan mengelus pipinya dengan lembut sambil membenarkan selimut, Fushiguro menggenggam tanganmu

"Apa (name)-san baik baik saja?"

Kau tertawa kecil melihat tingkahnya yang imut, Fushiguro hanya kesusahan mengungkapkan ekspresi wajahnya tapi tidak dengan setiap perkataannya

"Tentu, apa Megumi mengkhawatirkan ku?"

Fushiguro diam sebentar, kemudian menarik selimut itu sampai menutupi kepalanya. Kau kembali tertawa akan tingkahnya, dan dengan pelan menepuk nepuk tubuhnya yang tertutup selimut tebal

"Terimakasih karena sudah khawatir denganku Megumi, Aku baik baik saja. Tidak masalah Tsumiki tidak dapat melihatku atau tidak. Aku akan tetap merawat kalian, ingat, aku sudah berjanji sebelumnya bukan"

Tak ada jawaban dari Megumi, kau membuka selimut itu. Memperlihatkan wajah Megumi yang menggemaskan "dan jangan pernah memberitahukan keberadaanku, anggap saja aku tak ada jika ada Tsumiki di antara kita. Sudah malam, cepat tidur"

Dan mengecup pipinya sebentar kemudian keluar dari kamar kecil Megumi, sebelum pintu tertutup kau mendengar gumaman

"Oyasumi (Name)-san"




Ah betapa menggemaskannya


_


Kau membuka pintu kamar Tsumiki perlahan, tak berniat membangunkannya

Di sudut kamar kau mendapati Kutukan kecil, tanpa kesusahan kau segera memusnahkannya. Membuat Tsumiki yang sedari tadi meringis dalam mimpi mulai menjadi tenang kembali

berjalan mendekat ke atas ranjang kecil kau benarkan selimut milik Tsumiki, kau elus surai coklatnya dengan pelan, kau mengecup sebelah pipi Tsumiki "semoga mimpi indah Tsumiki"

Kau duduk di ujung ranjang sambil menatap wajah polos Tsumiki yang tertidur nyenyak sekarang

Pikiranmu melayang jauh ke masa lalu, dimana kau masih tinggal di rumah pohon, begitu terpencil jauh dari siapapun Membuatmu tak mendengar satu beritapun

Dan di sisi lain, ternyata Ayah dari Megumi telah menikah kembali, dengan ibu Tsumiki dan menghilang begitu saja. Cemburu? Tentu saja

Tapi kau tak bisa menyalahkan siapapun, mana tega kau membenci bocah menggemaskan di hadapanmu. Tidak sama sekali terpikir untuk melakukan hal kekanakan itu

"Saat kau tumbuh dewasa nanti- semoga kau tak mendapat suami yang buruk, apalagi seperti ayah tirimu. Tipe seperti itu lebih baik kau jauhi saja" gumammu tanpa dapat didengar oleh Tsumiki


_


Kau duduk dengan tenang di Engawa  sembari memakan Onigiri yang diberikan khusus untukmu, menatap Gojo yang dari tadi sibuk mengajari Megumi, lebih tepatnya mempermainkan Megumi sampai ia kesal sendiri

Karena Minggu ini tidak ada kegiatan sama sekali, kau menyeret Fushiguro ke kediaman Gojo, itulah mengapa kalian bisa berada disini sampai sekarang

Tsumiki? Ia pergi bersama teman temannya, yang sedang menikmati masa remajanya

Kau tersenyum melihat Fushiguro yang sudah beranjak remaja, melihatnya tumbuh dengan sehat dan dalam kasih sayang yang cukup, membuatmu merasa begitu bahagia

Setidaknya, kau sudah memenuhi salah satu kewajibanmu sebagai ibu. Seperti keinginan ibu kandung Megumi

Gojo menekan kepala Fushiguro dan tertawa aneh, kau yang menatap itu hanya bisa ikut tertawa kecil, dengan Fushiguro yang hanya bisa diam sambil berwajah masam

Sangat mirip dengan ayahnya

Mendadak senyummu menjadi pudar, menggigit bibir dalam tanpa di sadari oleh kedua orang disana. Kau hampir meneteskan air mata

Jika saja, dia disini? Apa kita bisa menjadi keluarga?

Jika dia tidak menikah kembali apa mungkin aku bisa terus di sisinya?

Jika saja--




"(Name)-san"

Kau terjingkat kecil, kala merasakan hawa dingin menyentuh dahimu. Dengan segera kau kembali tersadar dan mendapati wajah Megumi yang terlihat khawatir

"(Name)-san baik baik saja?"

Kau tersenyum, menyentuh tangan Fushiguro dan meletakkannya pada pipimu, kau tertawa kecil "Hanya sedikit pusing kok, tenang saja. Aku baik baik setelah istirahat sebentar"

"Megumi memanggilku berkali kali ya? Maaf mengabaikanmu" lanjutmu sambil menatap Gojo tajam meminta bantuan

Gojo yang menyadari itu ikut menimpali "musim panas kali ini lebih mengerikan daripada sebelumnya, mungkin (Name) sedikit dehidrasi"

Kau mengucap syukur dalam hati, karena Gojo kali ini bisa menjadi penolongmu, Fushiguro menghela nafas "istirahatlah (Name)-san, setelah itu kita pulang"

Kau mengangguk dan mengelus kepala Fushiguro sebentar sebelum masuk kedalam kediaman Gojo

"Megumi juga, setelah ini beristirahatlah. Aku tak ingin Megumi sakit, mengerti?"

Dan dijawab dengan anggukan paham

Disisi lain Gojo berkacak pinggang ambil bergumam, Setelah mengucapkan alasan anehnya "memangnya kutukan bisa terkena dehidrasi?"


_


"Berkelahi?"

Fushiguro hanya diam saja, tak berniat menjawab sepatah kata pun. Kau berkacak pinggang, kau tidak marah sama sekali

Karena kau pernah melihat yang lebih parah dari sini sebelumnya, seseorang yang hampir saja memusnahkan klan Zen'in tapi tidak jadi karena gak mood

"kelihatannya yang satu ini memang sudah mendarah daging, mau bagaimana lagi" ujarmu santai

Megumi yang mendengar itu hanya mengerutkan dahi, ia tak paham apa yang dikatakan oleh wanita yang ada di hadapannya itu

"Berkelahi itu normal untuk laki laki, aku tak marah padamu Megumi. Dan pakaianmu kenapa kotor begitu?"

Megumi melepas blazer miliknya "tak sengaja terlempar susu dari Tsumiki"

Kau menahan tawa, membayangkan Tsumiki yang merasa bersalah saat ia tak sengaja melempar susu pada Fushiguro

"Jika saja aku ada disana, pasti itu sangat lucu" kekehmu sambil mengambil blazer milik Fushiguro

Fushiguro hanya diam melihatmu mengambil pakaian kotor miliknya pada "(name)-san perlu ku bantu?"

Kau menggeleng sambil tersenyum "tidak perlu, cepat mandi sebelum semut menghampirimu karena mencium aroma manis. Biarkan aku yang mencuci pakaian kotornya"

"Terimakasih"

"Oh ya, dimana Tsumiki? Kenapa masih belum pulang?"

"Katanya ingin menginap dirumah teman" Jawab Fushiguro sambil mengambil handuk dan membawa beberapa pakaian ganti

"Begitukah, ya sudah makan malam Tsumiki kusimpan dalam kulkas saja"

Kau membawa beberapa pakaian kotor dan berjalan menuju tempat cuci baju sambil menyenandungkan beberapa lagu dengan samar

Dan karena Tsumiki tidak ada di rumah, kau bisa menjadi leluasa melakukan apapun tanpa takut membuat gadis cantik kesayanganmu itu ketakutan



Sementara itu Fushiguro menatap kepergianmu dengan wajah sedikit rumit, entah apa yang ada dalam pikirannya itu sekarang

Tidak ada yang tahu


_


Gojo menghela nafas lelah, wajahnya pucat dan terlihat begitu lelah, duduk bersandar pada kursi ia memejamkan mata dalam penutup matanya

Fushiguro di sampingnya hanya terus diam, ia merasa kalut karena tak dapat melakukan apapun saat ini

"Sensei, apa Sensei memberitahu (Name)-san tentang masalah ini?"

Gojo tak menanggapi, ia bingung harus merespon seperti apa "mau tak mau aku harus memberitahunya, maafkan aku Megumi"

Fushiguro memejamkan mata sebentar, ia berharap jika semua ini hanyalah mimpi buruk yang dapat Hilang kala ia membuka mata




Kau menatap kosong ranjang putih di depanmu, terdapat sosok yang tertidur pulas tanpa merasa terganggu atas kebisingan yang ada

"Bangun sayangku"

Panggilmu lirih, kau menggenggam erat tangan pucat itu dan mengecupnya pelan "Tsumiki kumohon"

Fushiguro terus diam tak tau harus berbuat apa, dia syok akan apa yang telah terjadi pada saudaranya itu. Dan dia juga tak tau harus melakukan apa untuk menenangkan sosok yang sedang terpuruk di depannya

Sedikit ragu saat ingin menepuk bahu, Fushiguro menarik nafasnya "Ibu"

Suaranya pelan dan halus

"Tolong tenanglah"

Kau terdiam akan suara dari Fushiguro, tanpa sadar air matamu menetes. Dadamu seakan diremas oleh sesuatu yang tak kasat mata

Pertahananmu hancur, kau berbalik dan segera berdiri memeluk Fushiguro, Fushiguro membola kaget kala kau memeluknya dengan erat

Kau menangis dalam pelukan Fushiguro, meremas pakaiannya "maafkan aku, aku tak ada disana kala itu, aku tak bisa menyelamatkan Tsumiki. Maafkan aku Megumi, kau pasti kecewa dengan ku"

Fushiguro menepuk pelan punggungmu, mengabaikan rasa sesak dan sedihnya. Prioritasnya sekarang adalah menenangkan sosok dalam pelukannya itu

Sosok yang setiap hari selalu berakting tangguh, selalu tersenyum dalam hal apapun. Bahkan tidak mempermasalahkan bahwa Tsumiki tidak dapat melihat serta menyadari sosoknya yang ada disekitar mereka

"Tidak apa, semuanya akan baik baik saja. Jadi, tolong jangan menangis. Yang cocok di wajah itu hanya senyumanmu ibu"


_


Fushiguro Megumi, itulah namanya

Semenjak kecil ia tinggal bersama saudara tirinya, ayah kandungnya ia tak begitu ingat dan ibu tirinya juga tak tau kemana setelahnya

Tinggal berdua di pemukiman kecil dengan kehidupan sedikit kekuranganlah yang membangun sifatnya menjadi dewasa sebelum waktunya

Hingga sosok pria aneh datang menemuinya dan mengatakan hal konyol padanya, dengan sosok wanita cantik yang terlihat familiar entah dimana ia pernah bertemu sebelumnya

Mengatakan hal hal aneh seperti ayahnya yang berasal dari klan besar, lalu menjualnya kesana. Dan pria itu berniat menyelamatkannya dari semua masalah yang ditimbulkan oleh ayahnya itu

"Mulai sekarang kita adalah keluarga, Fushiguro Megumi-kun"

Suara halus wanita itu membuatnya merasa begitu tenang, dan tanpa pikir panjang ia menerima uluran tangan wanita itu

Dalam hati sungguh ia ingin memanggilnya dengan sebutan Ibu, tapi ia takut

Wanita yang baru saja beberapa menit bertemu dengannya itu merasa tak nyaman akan panggilan darinya

Ia pun memendamnya sendiri




Sebelumnya wanita itu mengatakan kalau dia adalah roh kutukan, dan bukanlah manusia. Ia tak begitu mengerti, yang ia tau kutukan adalah makhluk yang mengerikan. Bukan seperti wanita yang ada disampingnya

Sosok tinggi semampai cantik dengan senyum begitu lembut, dan aroma embun pagi yang begitu menyegarkan

Sungguh berbeda dengan yang biasa ia lihat setiap harinya

Tapi saat wanita Itu bertemu dengan Tsumiki, Ia pun menyadari bahwa wanita itu tak tampak dalam penglihatan kakaknya. Hanya dia dan pria aneh yang bernama Gojo

Apa dia baik baik saja? Apa (name)-san tidak masalah akan hal ini?

Begitu banyak pertanyaan di benaknya sekarang, ia merasa tak enak akan (Name) yang akan tinggal bersama mereka mulai sekarang

Dan hanya dia yang dapat menyadari kehadirannya, sungguh ia merasa begitu tidak enak hati



Ia mengernyit kala tak sengaja menemukan sebuah kotak di dalam gudang, membukanya perlahan. Akhirnya semua pertanyaan mengapa ia merasa familiar dengan sosok hangat itu adalah karena ini

Sebuah lukisan kecil entah siapa yang membuat, sosok bersurai kelabu indah sedang tersenyum

Mengalami Dejavu sesaat, Megumi memejamkan mata

Dia adalah ibumu, kau harus menyayanginya dan melindunginya saat dewasa, Megumi. Sosoknya yang indah itu hanya cangkang untuk menutupi dirinya yang rapuh

Sosok bayi mungil dalam gendongan seseorang, suara beratnya berkata dengan pelan. Ingatan aneh itu membuat perasaannya menjadi campur aduk

Ah ya benar, itu adalah ingatan miliknya. Dan sosok dalam lukisan itu adalah wanita yang begitu dicintai ayahnya

(Name)

Adalah Roh kutukan yang dinamai oleh ayahnya

_


Kau menatap khawatir pada Fushiguro yang babak belur selesai misi, Yang di tatap hanya berwajah datar tanpa ada keluhan

menatap tajam Gojo yang hanya tertawa receh seperti biasa "Satoru!"

"Ayolah (Name) ini normal kok, bukannya Megumi sudah sering berkelahi sebelumnya"

Kau melempar botol kaca dalam genggaman ke arah Gojo dengan sekuat tenaga, tapi terhenti tepat beberapa senti dari wajahnya

"Mugen sialan, berkelahi dengan manusia dan berkelahi dengan kutukan itu berbeda bodoh!"

Menghempaskan diri pada kursi dan menyandarkan punggung dengan keras kau menatap keduanya dengan kesal

"Jadi?"

Fushiguro menghela nafas sebentar, perkelahian antara ibu dan gurunya adalah makanan sehari hari, ia sudah kuat batin akan hal itu

"Seseorang menelan jari Sukuna dan menjadi wadahnya, dan para tetua ingin dia di eksekusi?"

Fushiguro mengangguk akan ucapanmu, rasanya sekarang kau ingin memukul para tetua sialan yang semakin menambah beban pikiranmu

"Mereka itu bodoh (Name)" ujar Gojo sambil melepas penutup matanya, rambutnya turun perlahan dan kelopak mata itu akhirnya terbuka menampakkan manik indah layaknya angkasa

"Lalu kalian ingin aku melakukan apa?"

Gojo dengan wajah seriusnya "bisa kau lindungi wadah Sukuna?"

Mengeluarkan aura gelap kau menatap keduanya sebentar

"Aku tak peduli akan jari Sukuna atau apalah itu, jangan lupa aku ini adalah kutukan. Dan aku ada disini hanya karena aku berhutang Budi pada ayah Megumi, aku takkan melakukan hal selain merawat Megumi" amarahmu

Setelah itu sosokmu lenyap, menyisakan mereka berdua yang hanya bisa pasrah

"Sensei" panggil Fushiguro khawatir

Gojo menggelengkan kepalanya "sebaik apapun dia, (Name) masihlah kutukan. Aku lupa akan hal itu"


_


31 Oktober, Shibuya

Langkah kakimu memberat kala sosok yang begitu kau rindukan ada dalam pandangan. Mengeratkan topeng wajah dengan tangan begetar kau tersenyum di baliknya

Sosok tinggi dengan luka di sebelah bibirnya itu merebut senjata dari Maki dengan mudah

"Kau baik baik saja?"

Fushiguro mengangguk, kau mengelus surai hitamnya "Untuk sekarang hemat tenagamu"

"Hei kakek, siapa orang itu?" Tanya maki keheranan

"Kau bisa tanyakan itu pada wanita menjijikkan itu" jawabnya sambil melirik mu, Maki di sampingnya menoleh

Kau mengendikkan bahu sambil terkekeh "dia? kau bisa menyebutnya sebagai awah terkutuk"

Nanami yang mengusap darahnya "aku akan bertaruh padanya"

Kau menghirup nafas sebentar setelahnya berlari ke arah kutukan yang sedang bertarung dengan Toji

Saat kutukan itu berniat mengulur waktu kau menendang wajahnya dengan kencang ke arah Toji

Toji menyeringai, entah Toji menyadari itu adalah kau atau tidak kau tak peduli, kau sedang menikmati kebahagiaan mu walau denga cara yang berbeda

Bertarung bersama seseorang yang kau suka

"Gadis kecil, kuat juga kau"

Kau tertawa puas dengan kencang, Tak memperdulikan Megumi dan yang lain keheranan akan tingkahmu

"Mari kita selesaikan ini dengan cepat Tuan arwah"

Toji dengan cepat menusukkan senjatanya pada wajah kutukan "belum berakhir"

Toji dan kau menyerang dengan membabi buta, kau dengan cepat bisa mengiringi kecepatan Toji dan menyamai kekuatannya

"Hebat juga aku bisa mengimbangiku"

"Aku tersanjung akan pujian dari manusia terkuat mantan dari Clan Zen'in ini"

Toji mengernyit "kau--"

Dengan segera kau mengiris badan kutukan itu menjadi dua bagian, mengakhiri domain sang kutukan

Saat kau berbalik ingin menghampiri Megumi, Toji dengan cepat menyeret Megumi dengan kasar

Menembus kaca dan pergi ke luar tanpa sepatah katapun. Kau yang melihat itu denga segera menyusul keduanya

Prioritasmu sekarang adalah keselamatan Megumi, yang lain bisa dipikirkan nanti

"DASAR SI SIALAN ITU!!!"


_



"Siapa namamu?"

Pertanyaan itu muncul membuat Fushiguro yang tadinya memikirkan cara menyelamatkan diri langsung terdiam kebingungan

Kau melepas topengmu dan ikatan rambutmu, membuat surai panjang itu jatuh perlahan "namanya Fushiguro, putraku Fushiguro Megumi"

Toji yang menyadari keberadaanmu itu tersenyum kecil "begitukah?"

Kau mengangguk, tanpa sadar air matamu mengalir. Begitu banyak hal yang ingin kau utarakan tapi semuanya tak bisa kau lakukan

Membuat perasaanmu menjadi sesak

Fushiguro menatap kaget, Karena melihatmu meneteskan air mata

Toji berjalan mendekat, tangannya terjulur menghapus air matamu "bocah cengeng, terima kasih. Aku bisa tenang sekarang"

Setelahnya senjata yang di gengagm dengan erat ia arahkan kepada kepalanya dan menusuknya

Kau menggigit bibirmu hingga berdarah, menahan diri untuk tidak memeluk dan menangisi tubuh yang sudah jatuh ambruk dengan darah yang menggenang





Selamat jalan, Toji

_


Fushiguro mendekati tubuh itu, menganalisis Mayat yang berubah wajahnya

Toji? Batinnya

Ia menggelengkan kepala, berusah untuk fokus

Kau hanya diam, sambil memegang luka di pinggangmu. Menahan perih akibat pertarungan sebelumnya

Tak ingin Fushiguro sadar akan keadaanmu yang sebenarnya di ambang batas

Racun, kau merasakan tubuhmu semakin melemas akibatnya. Merutuki nasib, karena meski kau adalah kutukan kau tak dapat mengeluarkan energi negatif

Fisikmu sungguh lemah bahkan lebih lemah daripada manusia biasa, dan dengan sebuah racun kecil saja kau sudah sekarat

"ibu?"

Panggil Fushiguro menyadarkan mu, kau tersenyum dan mengulurkan tangan "pikirkan semuanya nanti, sekarang waktunya mencari kedua orang itu bukan?"

Fushiguro mengangguk dan menerima ukuran tanganmu "kau terluka Megumi, biarkan aku merawatmu dulu"

Fushiguro menggeleng "ini hanya luka kecil"

"Baiklah" Kau tersenyum dan tertawa kecil

Tapi saat Fushiguro akan berjalan kau melihat sosok lain menuju arah kalian, kau dengan cepat mendorong Fushiguro

Sebuah pedang menancap tepat pada pinggangmu dan mengirisnya dengan lebar, membuat racun itu menyebar dengan cepat

Kau ambruk ke tanah sambil terengah, Fushiguro menatap dengan kaget

"Megumi-"






Ah apakah ini akhirnya? Sekarat dan sebentar lagi menjumpai kematian?

Air mata itu kembalir, walau tadi sempat terhenti

mengingat kembali semua hal yang telah ia lakukan selama ia hidup

Berusaha mencari sosok yang dapat mengisi kekosongan sang kutukan, hingga ia sampai di hari ini

Ia tak menyesalinya, sekalipun tak pernah menyesalinya


_


Toji mengelus suraimu pelan pandangan matanya lurus menatap hutan belantara yang gelap, dengan Langit cerah dengan gemerlap bintang

Sebelah tangannya menggenggam tanganmu denga erat. Kau memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang diberikan "Toji~"

Mencari posisi yang nyaman punggungmu kau sandarkan pada dada bidang Toji, kepalamu kau taruh pada lengan kokoh Toji

"Tidurlah (Name), ini sudah malam"

Kau mengangguk dengan mata terpejam, setelahnya tak ada suara lagi, Toji mencium pucuk kepalamu sambil tersenyum manis tanpa kau sadari

"大丈夫、すべてがも終わった"







Dalam rumah pohon yang jauh dari keramaian kota, kedua insan itu menikmati malam hening yang menenangkan

Dengan kedua tangan yang terpaut erat, pertanda keduanya takkan terpisahkan oleh apapun setelahnya



"Kau tak perlu merasakan semua hal menyakitkan itu lagi, karena aku sudah ada disisimu"



End








Vote Dan comment di persilahkan!!

Karena aku merasa cerita di Second masih kurang walau udah tamat

Akhirnya setelah pertimbangan yang panjang aku bikin cerita ini

Gimana pendapat kalian?

Seperti biasa Cerita ini pendek tanpa adanya revisi sebelumnya

Tetap sopan dalam berkomentar ya, karena Lucky orangnya gampang down

Bye bye

luckyta05

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top