Setelah selesai dengan ritualnya, Aulia keluar dari apartement dan memakai baju berwarna putih dengan potongan sabrina. Dia duduk di kursi lobby sambil menunggu taksi yang sudah di pesan.

Aulia melihat taksi sudah ada di depan gedung. Dia melangkahkan kaki dan masuk kedalam taksi, tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai lokasi dengan menggunakan kendaraan, hanya butuh waktu lima belas menit.

Taksi berhenti di sebuah kafe yang tidak terlalu besar, Aulia di sapa oleh penjaga kafe dan dia menanyakan tempat yang sudah di pesan oleh Max, penjaga tersebut memberi tahu nomor meja tersebut, sebelum Aulia melangkahkan kaki kedalam kafe tersebut, dia tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sang penjaga.

Tak susah menemukan meja tersebut, karena Max sudah ada di sana dengan menampilkan sebuah senyuman yang dapat meluluhkan hati para gadis-gadis, tak terkecuali Aulia sendiri.

Max berdiri dari kursi yang dia duduki, melangkahkan kaki untuk menggeser kursi yang akan Aulia duduki, Sedikit kaget dengan apa yang Max perbuat untuknya dan dia tersadar dari lamunan.

Ada banyak berubahan dalam diri Max, ya! Dia tambah ganteng dan berisi apalagi sekarang dia berpakaian kemeja putih lengan panjang yang di gulung sampai siku dengan di padukan celana jeans. Serasi dengan apa yang Aulia pakai.

Sempat Aulia terkesima dengan penampilan Max yang sekarang, kerena sentuhan di tangan Aulia membuat dia sadar atas kesalahan dan kelakuan yang membuat dia malu dengan tingkahnya sendiri.

Max kembali ketempat duduknya, dia sadar betul dengan tingkah dan gelagat Aulia yang tidak lepas memandangi darinya, Max menyentuh tangan Aulia dengan lembut dan menyadari tingkah Aulia. Pipi Aulia menampilkan warna merah karena malu.

Max dan Aulia saling terdiam tanpa ada yang keluar dari bibir mereka, Max mengawali dengan sedikit basa-basi dengan menanyakan kabar Aulia sambil menunggu makanan yang sudah di pesan sebelum Aulia datang.
Menikmati makan yang telah tersaji mereka membicarakan tentang masa lalu.