Tidak Pernah Sempurna
Alex Lui, begitulah lelaki jangkung berambut cokelat halus dan mata sewarna itu selalu menyebut dirinya. Sejak sebelum lulus kuliah dia sudah bekerja keras dan menabung demi mencapai apa yang sudah dia cita-citakan sejak masa sekolah dulu.
Belajar memasak praktis, demi nutrisi yang terjangkau. Bekerja sambilan sembari berjuang untuk mempertahankan beasiswa. Menyewa kamar apartemen tua dan sempit untuk tempat tinggal yang murah.
Semua yang dia lakukan adalah usaha seorang anak untuk mandiri sepenuhnya dari perlindungan orang tua. Supaya bisa hidup sebagai dirinya sendiri. Bukan sekadar menjadi boneka cetakan yang dibuat oleh ibunya.
Ibunya adalah perempuan gigih yang sudah berjuang dalam pertarungan hidupnya sendiri sebagai keturunan imigran. Andalannya adalah prestasi gemilang, kerapihan dan keteraturan. Segala keputusan dalam hidupnya selalu direncanakan dengan tujuan hasil yang sempurna. Alex mengagumi ibunya yang seperti itu.
Namun dirinya tidak termasuk dalam daftar kesempurnaan yang diharapkan.
Walau wajahnya sangat mirip bagaikan pinang dibelah dua dengan ayahnya, warna mata dan rambutnya diturunkan dengan kuat oleh ibunya. Warna yang beliau benci.
"Penampilanmu menyedihkan, sebaiknya kau belajar lebih giat supaya tidak terlalu memalukan!" Adalah kata-kata yang paling sering diucapkan oleh ibunya saat mereka bertemu pandang.
Itu juga penyebab Alex tidak pernah percaya bila ada yang memuji penampilannya.
Mungkin karena efek psikologis, tubuhnya menjadi rentan, mudah sakit. Tabung oksigen dan ruang kesehatan menjadi rutinitas baginya. Bahkan pertumbuhannya ikut terhambat.
Di rumah itu, dia selalu merasa kecil dan tak berdaya. Ibunya memang tidak pernah bertindak kasar padanya, tetapi apa pun yang Alex lakukan wajib mendapat persetujuan dari beliau. Makanan, minuman, cara berpakaian, semua sudah diatur.
Satu-satunya saat Alex bisa bernapas lega adalah saat ayahnya sedang di rumah. Mood ibunya juga jadi jauh membaik. Sayangnya kesempatan itu tidak banyak ditemui karena kesibukan lelaki berambut pirang itu.
Setelah sekian tahun, tanpa sengaja bertemu kembali dengan ibunya. Entah perasaan macam apa yang berkecamuk dalam diri Alex.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top