Terasing


Warna rambut dan matanya gelap. Dibanding kepala pirang, merah dan cokelat terang di sekelilingnya sosoknya akan terlihat paling suram. Lelaki itu sudah tidak sepucat dulu lagi. Posturnya juga tidak sependek dulu. Namun masih ada perasaan terasing.

Warna rambut dan matanya juga gelap. Dibesarkan di lingkungan homogen, perempuan itu tidak terbiasa dengan banyak warna sebagai identitas orang lain di sekelilingnya. Namun bukan masalah baginya, dia bisa berinteraksi seperti biasa. Selama maksudnya tersampaikan, tidak ada yang perlu ditakuti.

"Katakan padaku, mengapa aku yang masih memiliki setengah darah negeri ini merasa lebih terkucil daripada engkau yang 100% imigran?" tanyanya pada suatu ketika.

Saat itu dia masih mengenakan seragam sekolah sedangkan perempuan yang dia tanyai sudah mengenakan jas putih. Sudah beberapa tahun sejak kali pertama mereka bertemu. Tidak ada hubungan romantis di antara mereka. Hanya saling membutuhkan untuk alasan yang pragmatis.

"Apakah kau mau menuding aku sebagai imigran tak tahu diri?" Perempuan berjas putih bertanya balik dengan tajam.

Bukan itu yang dia maksud. Lagi-lagi dia salah memilih kata untuk bicara.

"Aku bercanda," potong perempuan itu ketika melihat lawan bicaranya terbata-bata berusaha mengoreksi kalimatnya.

"Aku tidak terlalu paham dengan maksud pertanyaanmu tapi aku tahu betul kau tidak bermaksud untuk merendahkan aku karena penampilan," jelas perempuan itu. "Sayangnya tidak semua orang bisa begitu ... Kau paham apa yang kumaksud, kan?"

Lawan bicara perempuan itu mengangguk pelan. Otaknya bisa memahami tetapi dia tidak yakin bisa memilih kata dengan baik pada prakteknya nanti. Mumpung masih berbicara dengan orang yang bisa dipercaya, dia mencoba sekali lagi untuk bertanya.

"Mengapa ... aku tetap merasa berbeda ... Kesepian, padahal aku sudah berusaha mengejar penampilan yang sama dengan tem- ... -yang lainnya?" tanyanya, sehati-hati yang dia bisa.

Perempuan itu tampak berpikir sejenak sebelum bertanya lagi, "Pernahkah kau mencoba untuk menyukai dirimu sendiri?"

Pemuda berseragam yang menjadi lawan bicaranya tidak bisa langsung menjawab.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top