Tak Berdaya


Perempuan itu sedang menyesap kopi susunya yang tersisa. Tangan kirinya menutup lembaran-lembaran dokumen yang baru saja selesai dia periksa. Dia puas dengan hasil pekerjaan yang dimintanya dari lelaki itu.

Terjemahan lelaki itu selalu akurat, selalu mematuhi batas waktu yang diajukan. Ditambah lagi, dia juga sangat menjaga privasi kliennya. Kekurangannya hanya sikap keras kepala yang terkadang berakhir dengan kegagalan menjaga kesehatannya sendiri.

Sebagai kenalannya sejak masa sekolah dulu, terus terang saja perempuan itu khawatir umur lelaki itu tidak akan lama bila bersikap seperti itu terus-menerus.

"Fraulein!!!" panggil seorang pelayan, panik. Memaksa perempuan itu untuk menoleh.

"Tolong ... Teman anda jatuh pingsan!"

Akhirnya terjadi juga. Perempuan itu bersyukur pada gelar medis yang disandangnya, paling tidak dia bisa memastikan bahwa nyawa temannya belum sampai terancam. Hanya anemia karena kurang tidur.

Dia meminta bantuan bartender dan pelayan untuk memindahkan tubuh jangkung lelaki itu ke tempat yang lebih nyaman untuk berbaring, dengan seizin pemilik kafe.

Ketika lelaki itu akhirnya membuka mata, dia malah meributkan soal klien satu lagi yang harus ditemui di tempat lain. Kekesalan perempuan itu memuncak, lalu bangkit untuk mengeluarkan telepon genggam dari tas tangannya.

"Kau istirahat dulu sampai dengan tekanan darahmu membaik atau kupanggilkan paramedis?" ancamnya, seraya menunjukkan tiga angka darurat di layar telepon genggam pada lelaki itu, siap untuk memencet tombol panggil.

Setelah perdebatan singkat soal berapa lama dia harus beristirahat, akhirnya lelaki itu mengalah.

"Dasar sembrono!" desah perempuan itu. "Menjadi orang dewasa mandiri itu bukan berarti selalu menolak bantuan orang lain. Aku yakin, orang tuamu juga tidak akan keberatan bila kau sesekali pulang sekadar untuk menunjukkan pada mereka bahwa kau masih hidup."

Lelaki itu diam seribu bahasa. Dalam hatinya, dia juga memahami perkataan perempuan itu. Namun selain karena harga dirinya menolak, ada kekhawatiran kembali ke rumah orang tuanya dalam kondisi seperti sekarang membuatnya tidak akan pernah bisa lagi mendapatkan kebebasan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top