Sedikit Kecewa
Lokasi yang dituju hanya beberapa blok dari kafe tempat lelaki itu harus menemani ibunya, tetapi dia harus berhenti sejenak untuk menenangkan diri. Lebih baik datang sedikit terlambat daripada menemui klien dengan wajah masam.
Untungnya pada saat dia sampai, masih ada 5 menit sebelum waktunya. Kliennya baru saja duduk ketika lelaki itu masuk.
"Selamat siang. Saya Alex Lui, yang tempo hari membuat janji," sapanya riang, seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Sudah lama menunggu?"
"Tidak, saya juga baru sampai," jawab kliennya, seorang lelaki mendekati usia paruh baya, seraya menyambut uluran tangan lelaki jangkung itu. "Duduklah, kita bicara sambil makan—aku yang traktir."
Alex baru akan menolak tawaran itu, tetapi kliennya terlanjur memanggil pelayan restoran, memesan untuk porsi dua orang. Terpaksa dia mengiyakan. Sebenarnya lelaki itu masih bertanya-tanya apakah patut dia menerima traktiran dari klien, padahal belum tentu tawaran pekerjaannya dia terima.
"Santai saja, Lui. Anggap kau dapat bonus karena menemaniku makan," komentar kliennya sembari tertawa.
"Sambil menunggu makanannya, coba kau baca-baca dulu contoh jenis tulisan yang akan kau terjemahkan nanti ... Ada di amplop ini," tambahnya seraya menyerahkan selembar amplop cokelat ukuran folio.
Melihat cara penulisannya, Alex merasa seperti membaca bagian dari naskah drama kolosal. Namun ceritanya kurang familier bagi lelaki itu, mungkin naskah modern yang baru-baru ini ditulis. Ketika dia selesai membaca, makanan sudah terhidang semua di atas meja.
"Bagimana, Lui ... Menarik, bukan?"
"Ya, saya sampai keasyikan membaca," jawab Alex jujur. "Tapi ... ada satu kekurangan fatal yang saya temui. Membuat saya agak kecewa," tambahnya.
"Sungguh?! Di sebelah mananya?" tanya klien itu, terlihat ada warna panik dalam ekspresinya.
"...Tidak ada kelanjutan ceritanya," jawab Alex kalem.
Mendengar itu sang klien terbahak.
"Kalau soal itu, pemecahannya gampaaang. Kau terima saja pekerjaan ini, pasti kau akan dapat lanjutan dari cerita yang kau baca tadi," tambahnya, masih terkekeh geli.
"Dengan senang hati, saya terima!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top