Kabar Bahagia


"Lui!" seorang perempuan menyapanya.

Ketika menoleh, di barisan para pengantar lelaki itu bisa melihat perempuan yang sudah banyak membantunya selama beberapa tahun terakhir ini. Sahabat yang sudah seperti seorang kakak baginya. Di sebelahnya berdiri lelaki muda berambut pirang. Itu dokter yang menjadi kekasih sahabatnya.

"Lien ... Dokter Stefan, juga!" sambutnya penuh sukacita, melihat dua orang itu menyempatkan diri untuk datang mengantar.

"Tunggu! Jangan bilang kalian juga berangkat dengan penerbangan yang sama?" komentar Alex seraya berjalan mendekati keduanya.

"Jangan bicara bodoh! Aku sudah tidak mungkin pulang ke sana," gerutu Lien.

"Oh, Maaf. Aku lupa."

Perempuan itu melepas kewarganegaraannya yang lama, dia jadi mengalami kesulitan bila hendak menyeberang kembali ke Negara asalnya.

"Kami akan terbang juga, tapi beda tujuan denganmu," jelas Stefan.

"Oh, ya? Kemana?"

"Ke tempat orang tuaku. Aku bermaksud memperkenalkan Lienhwa pada mereka, sebelum menikahinya."

Alex melirik pada Lien yang pura-pura melihat ke arah lain dengan pipi merona. Lelaki itu yakin betul dulu Lien pernah berkata, asmara itu mustahil baginya. Pada akhirnya kegigihan Stefan berhasil juga meluluhkan hati keras perempuan itu.

"Sungguh?!" serunya, disambut anggukan dan senyum lebar. "Senang mendengarnya, Dok! Menurutku, kalian memang pasangan serasi."

"Ah, sudah-sudah!" Lien buru-buru memotong, sembari melambaikan tangannya. "Kami datang sebetulnya untuk menyerahkan ini padamu."

"Aku tahu kau akan terlalu repot untuk hadiri pernikahan kami nanti, jadi kuserahkan saja suvenirnya lebih awal," tambah Lien. "Jangan lupa kirim kabar selama di sana. Kalau tidak ada sinyal, kartu pos juga boleh. Alamatnya, pakai alamat apartemenmu yang lama saja!"

"Memangnya masih bisa?" tanya Alex.

"Bisa saja, kalau apartemen itu kubeli."

"Wow ... Kau serius membeli kamar apartemen sesempit itu?"

"Bicara apa kau ini ... Aku beli se-lu-ruh-nya. Satu gedung apartemen itu. Kalau kau kembali, kau harus bayar sewa padaku!" jawab Lien sembari berkacak pinggang.

Alex tertawa mendengarnya. Kemudian dengan perasaan lebih ringan, melangkah masuk ke gerbang keberangkatan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top