Lorong-Lorong Rumah Sakit
"Aku benci rumah sakit."
Itu yang selalu aku katakan dan kini aku berada di depan kamar jenazah karena tersesat.
Sekali lagi aku berjalan mencari ruang Melati untuk pasien anak-anak. Namun, aku selalu tersesat.
Aku menghela napas. Kembali mencari ruangan yang aku tuju. Tak kunjung tiba, akupun memutuskan untuk bertanya.
Akhirnya ada seseorang yang berjalan ke arahku. Dia memakai baju putih bersih. Ketika dia semakin mendekat, aku mencium aroma bunga kamboja dari dirinya.
"Permisi mbak, di mana ruang Melati untuk pasien anak-anak?"
Dia memberiku isyarat dua jari, gerakan seperti melangkah lalu menunjuk ke arah belakangnya.
Akupun mengucapkan terima kasih.
100 kata.
18/11/2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top