12 | Kalung

Hari ini pun pangeran bermain ke rumah ini. Tapi ada yang berbeda pangeran membawa sesuatu. Sebuah kalung dengan batu liontin berwarna biru.

''Itu kalung anda, pangeran?''

''Iya. Kata ibu, kalung ini milik buyutku yang diwariskan turun temurun dan sampai lah di tanganku. Bagus sekali kan?'' Aku menggangguk.

''Ini adalah satu-satunya peninggalan ibu untukku. Maka dari itu kalung ini adalah barang yang sangat penting untukku. Oh iya, ayah juga meninggalkan sesuatu untukku dan kakak.''

''Kalau boleh tau, apa yang di tinggalkan baginda raja?''

''Desa ini !!'' matanya seakan mengatakan bahwa dia sangat bangga dengan desanya.

Aku tersenyum mendengar jawabannya. Aku pikir dia akan bilang sesuatu tentang uang atau yang lain. Aku lupa bahwa pangeran masih anak kecil dan juga bahwa sifatnya yang mirip dengan kakaknya.

''Aku mau ke kamar mandi dulu. Tolong jaga kalungku dulu.''

Belum sempat aku berkata, pangeran sudah menaruh kalung itu di atas meja lalu berlari ke kamar mandi. Aku mengambil kalung itu dan memperhatikannya dengan teliti.

''Kakak..''

Aku tersontak mendengar suara pangeran memanggilku. Aku menoleh kebelakang.

''Tubuhmu..''

Aku yang tidak mengerti segera melihat kearah bawah.

Ada apa ini?

Kenapa tubuhku perlahan mulai menghilang?

''Kalugnya bersinar..''

Aku melihat kalung yang aku pegang itu. Ya Tuhan ternyata benar kalung ini bersinar. Tapi sejak kapan? Dan kenapa dia bersinar?

Aku melirik kearah pangeran yang masih diam berdiri karena terkejut. Mulutnya terbuka, lucu sekali.

Apa mungkin?

Aku akan kembali pulang?

''Pangeran, terima kasih atas kebaikan anda selama ini. Tolong berikan salam saya pada pemuda baik hati yang telah memperbolehkan saya tinggal disini dan juga pada sang putri. Sepertinya waktu saya disini sudah habis, saya harus segera pulang.''

''Tapi kak.. Kalau tidak ada kakak.. aku akan sendirian lagi.''

''Jangan berkata begitu, pangeran. Anda masih mempunyai kakak dan juga penduduk desa. Anda harus menjadi kuat untuk bisa melindungi mereka semua.''

Aku melihat air mata mengenang di matanya. Tangannya meremas ujung baju. Dia mengangguk perlahan lalu tersenyum.

Itu adalah hal terakhir yang aku ingat sebelum semuanya menjadi gelap.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top