15. Cinta Pertama
•••
Aku marah.
Siapa orang yang seenaknya memberi tantangan seperti ini. Aku tidak terima. Bagaimana bisa aku menulis tentang cinta pertamaku? Maksudku, ayolah terlalu intim untuk dipublikasikan di ranah umum. Apalagi untukku.
Aku mendengus berkali-kali. Tidak peduli itu di depan seluruh teman seangkatanku ataupun mahasiswa senior.
Tiba-tiba dari arah penonton, terlihat seseorang sedang tertawa lepas mengacuhkan pandangan semua orang yang tanpa sadar sudah terfokus padanya. Aku tahu benar orang itu adalah Bumi. Kembali, aku mendengus. Tertawa saja sepuasmu bum, sampai aku harus kelabakan sendiri menata hati untuk terus bisa melihat tawa lepasmu itu. Dasar kawan lama-ah ralat, cinta pertama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top