XV. Akhir Pengkhianatan
MISAKA menyadari gelagat Molly yang aneh. Ia memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dan bertanya, "Apa kau akan pergi sekarang?"
"Mungkin." Molly mengangkat bahu. Ia menghela napas saat menyadari Kazu yang masih tergolek pingsan di sudut ruangan. "Dan lihatlah ia! Amat tak berguna. Tunggu sampai ia tahu kalau Rassenkrieg ditunda. Akan kubuat ia menderita tanpa pemasukan, dasar mata duitan!"
Molly berkehendak dan angin mengangkut Kazu keluar ruangan, membuat para manusia menyaksikan dengan ngeri. Benar. Molly adalah seorang demigod! Ia mampu berbuat segala hal. Gara-gara itu, mereka meminta Molly agar bergegas. Molly setuju. Dalam sekali jentikan jari, Molly memindahkan mereka—termasuk para anak buah yang pingsan sejak awal—kembali ke kaki gunung yang lebih hangat dan manusiawi.
Semua bersorak girang. Mereka selamat! Molly juga tidak jadi memulai Rassenkrieg, meski untuk sementara waktu! Yah, sampai saat itu terjadi, mereka bisa merancang banyak sekali rencana untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan terburuk.
Usai bereforia, Cathy berbicara kepada Molly. "Apa kita akan berpisah di sini? Apa kau ... ehm, tak mau ikut dengan kami?"
"Apa kalian punya tempat untuk pulang?" pertanyaan Molly justru membuat mereka saling melempar tatapan dengan malu. Ah, sudah jelas jawabannya. Molly pun tersenyum. "Kalau begitu, aku akan ikut, meski untuk sebentar."
Satu ayunan lagi, dan Molly memindahkan mereka menuju sebuah lapangan kecil berisi rongsokan truk zaman perang. Posisinya strategis; terletak di dekat pusat Veigrvollr, berlatar pepohonan hijau pucat yang berkutat tumbuh di tanah tandus, dan cukup jauh dari keriuhan penduduk yang menyesakkan. Satu ayunan tambahan, dan truk-truk kontainer itu bersih total. Ayunan ketiga, lalu muncul segala bahan untuk membuat perabotan sesuai keinginan hati.
Usai memastikan semua puas, Molly mengangguk. "Tinggallah bersama dengan damai," ujarnya, "dan pastikan kalian tidak menjadi salah satu alasan aku ingin mencuci dunia!"
Molly kemudian hilang ditelan angin. Segalanya berlalu begitu cepat, bukankah begitu? Sam bahkan sempat mengira pengaruh sihir Molly masih bertahan, karena hal-hal di luar gunung berlalu begitu saja. Namun, itulah Molly dalam kondisi yang baik dan pikiran yang jernih; apapun mudah bagi sang demigod.
"Duh, aku capek!" Cathy berseru. "Ayo, beristirahat! Mau buat kursi, meja, atau apapun bisa belakangan, deh. Sumpah, tangan dan kakiku rasanya mau copot."
Keluhan Cathy bersambut persetujuan. Dengan memanfaatkan sisa tenaga (dan penuh keheranan mengapa Molly tak membuat furnitur lengkap sekalian) mereka membangun tempat tinggal seadanya. Kau bisa mengira apa yang terjadi selebihnya: mereka hidup dengan penuh semangat, terutama karena Misaka menjadi anggota baru yang amat membantu.
+++
Hari-hari berganti menjadi bulan-bulan. Situasi yang sudah aman berarti kemudahan untuk urusan lain, benar? Seiring dengan tempat tinggal yang terbangun dari tumpukan kontainer, Nasr memberanikan diri untuk melamar Andy. Karena, ayolah—rumah sudah terbentuk, situasi sudah kondusif, maka tunggu apalagi? Andy pun membalas perasaan Nasr dengan positif, dan kabarnya mereka bakal melangsungkan pernikahan kecil di tengah lapangan akhir tahun nanti. Semoga Molly masih berkeliling dunia dan belum berniat memantik perang.
Sam dan Cathy? Oh, mereka begitu menggemaskan. Cathy berkutat mendekati Sam, yang fobianya kerap diuji karena bertemu Cathy setiap hari. Misaka pun berakhir melerai tiap Cathy mengejar Sam terlalu intens hingga pemuda itu gemetaran.
Mereka juga rutin berpatroli di tepi Veigrvollr untuk berjaga-jaga. Seperti malam ini, malam kedua ratus setelah peristiwa gunung itu, yang merupakan giliran Misaka dan Sam berpatroli.
Saat mereka melewati sebuah tiang lampu, Misaka menyadari tempelan selebaran tak asing. Ia menarik Sam untuk membacanya, dan mereka menyeringai lebar melihat potret Kazu di balik jeruji.
SEORANG ANONIM MENYERAHKAN TERDUGA PENGGAGAS RASSENKRIEG KE KEPOLISIAN!
T A M A T
—
Ditulis oleh: andywylan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top