IX. Menyusup

NASR BERLARI seperti mengambil ancang-ancang, lalu berlari dan melompat sembari mengarahkan tendangan ke arah pintu baja itu. Nekat memang, seperti tidak ada cara lain saja.

Untungnya usaha Nasr berhasil. Pintunya berhasil ia buka.

Nasr menatap sebuah ujung dinding di mana terdapat sebuah kunci slot yang berhasil ia patahkan. "Sudah ku duga kuncinya berkarat. Jago dalam teknologi kesehatan tidak menjamin orang itu jago dalam teknologi keamanan."

Rekan-rekannya melongo melihat Nasr membuka pintunya begitu saja. Aneh.

Tapi Nasr tiba-tiba mendudukkan tubuhnya perlahan sembari meringis. Ia memegangi paha kanannya sembari berteriak dan memukuli lantai berkali-kali.

Begitu juga Andy, tangan kirinya merasakan sakit yang luar biasa sehingga membuat gadis jarang ngomong itu berteriak.

Kazu, Misaka, dan Cathy menjadi panik seketika. Diantara mereka, Cathy lah yang terlihat paling heboh sendiri. Sudah tertebak, deh.

"Kazu! Misaka! Aduh-aduh-aduh. Mereka kenapa?" Cathy bukannya membuat situasi menjadi sedikit tenang melainkan tambah tegang.

Misaka mencoba memberi penangangan. Pertama kepada Nasr, lalu kepada Andy. Ia menyuruh dua orang kesakitan itu untuk duduk dan menenangkan diri mereka.

Perlu waktu yang tidak singkat supaya Misaka bisa menjawab pertanyaan Cathy yang sedari tadi sudah mengoceh sana-sini. "Mereka mengalami cedera otot. Pemulihan luka berat mereka masih belum tuntas. Aku akan merawat mereka."

Nasr duduk bersandar dengan nafas terengah-engah. "Sam, Cathy, Kazu. Kalian pergilah, tapi hati-hati di jalan."

Ucapan hati-hati sebenarnya tertuju pada Sam dan Cathy. Takutnya mereka tidak peka akan Kazu yang sus.

Sam, Cathy, dan Kazu melanjutkan perjalanan mereka di terowongan yang minim pencahayaan. Di ujung jalan, terdapat perangkat pengangkut dari bawah ke atas. Tiga orang itu langsung menghampiri benda itu, mungkin bisa dioperasikan."Itu ekskavator!" seru Cathy sembari menunjuk perangkat itu.

Sam bingung, mana mungkin benda sebesar ekskavator berada di terowongan sempit macam ini. Ia menatap ke arah Kazu namun hanya dibalas tatapan cuek. 

Sam mengamati perangkat itu. "Ooh, elevator." 

Jauh memang. Kalau mereka menemukan eskalator, mungkin candaannya masuk. Tapi rasanya Cathy tidak bercanda, alias kebiasaannya yang paling mencolok muncul kembali.

Sam, Kazu, dan Cathy menaiki platform dasar elevator. Di antara dua tombol yang terdapat di dinding, Sam menekan tombol atas. Membuat ekskalator itu bergerak naik. Ralat, elevator. 

Elevator berhenti ketika berada di titik tertinggi benda itu dapat bergerak. Tiga orang itu tiba di sebuah ruangan luas penuh dengan peralatan canggih. 

Sam menoleh kanan-kiri. "Tempat apa ini?" 

Tiba-tiba, lampu merah menyala kedap kedip. Bersamaan dengan suara alarm yang berbunyi beriringan. Ini seeprtinya ruangan milik musuh. Molly.

Molly datang bersama lima orang geng pengacaunya.

"Siapakah yang telah berani menyusup ke sini?"

Tiga orang yang sebelumnya Molly temukan setelah kematian Rizky, akhirnya ia temukan lagi di sini, di tempatnya. Hanya saja, ingatannya sebagai Demigod sudah kembali.

Sam, Cathy, dan Kazu bertemu dengan Molly versi Demigod.

"Sudah ku duga kau akan kembali ke wujud asalmu," ujar Sam.

"Kami sudah tahu rencana busukmu!" Cathy menimpal. Ia yang telah mendengar obrolan Molly dengan ras pengacau ketika ia menjadi kucing.

"Aku tidak mengizinkan siapapun memasuki daerahku dan mencoba menggagalkan rencanaku. Habisi mereka!"

Lima orang ras pengacau itu berlari ke arah tiga orang penyusup. Menyadari itu, Sam memberi perintah supaya Cathy dan Kazu bersembunyi, sementara ia menghadapi lima orang itu sendirian. Benar, sendirian, melawan lima.

Orang pertama melayangkan pukulan keras, tetapi bisa ditangkis sebab gerakannya mudah diprediksi. Tipikal petarung jalanan yang main grasah-grusuh tanpa ilmu atau strategi. Sementara Sam memiliki dasar bela diri yang diajarkan Rizky — bukan Wahyu — yang tujuannya adalah supaya bisa membela diri melawan orang berbahaya seperti Molly dan para pengacau. Sam meninju perut orang yang pertama hingga terhempas.

"Si pemakan kucing itu pasti mengajarimu cara bertarung. Ayo, kalahkan dia!"

Ditulis oleh: Nazary_76 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top