Jadi Bangkrut Gegara Petasan
Ruang depan dipenuhi tawa anak-anak. Kuintip dari balik pintu, mereka sedang mengangkat petasan-petasan yang baru saja dibeli sore tadi untuk dimainkan di depan rumah.
"Akan kulempar petasan tepat saat Ita lewat nanti." Agus menyeringai.
"Jahat sekali niatmu, Bang," tanggap Bagas.
"Dia lebih jahat karena tega menolak cintaku di sekolah tadi."
"Salah sendiri masih SMP udah cinta-cintaan," serang Pupus, kakak mereka.
Aku yang mendengar itu dari kamar mendengus kesal, "Lebih jahat kalian, Nak. Duit ibu habis karena membeli kalian petasan setiap hari. Gimana nasib popok adikmu besok? Cuma tinggal satu ini," ringisku yang meratapi nasib sebagai ibu 4 anak tanpa suami.
🍁🍁🍁
By KiM__Latte
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top