Dahaga dan Pelampiasannya

Jam sebelas malam.

Sehabis berbuka tadi aku kembali memahat dan kuabaikan Tarawih. Figur Buraq, hasilku mengerat kayu, mulai berbentuk.

Pahatanku akan membawa kemenangan di kompetisi besar besok. Kutahu betul kemampuan dan hasil kerjaku. Itu membuatku dahaga, bukan akan air, tetapi kemenangan. Kendatipun terus berpuasa, kucurahkan waktu-waktuku demi melampiaskannya.

Hampir selesai, tiba-tiba kakiku lemas dan tanganku kebas. Pandanganku pun gelap.

Akhirnya, aku berakhir di rumah sakit.

Selama ini aku lupa, berpuasa bukan cuma menahan makan–minum, melainkan supaya mengerti bahwa hidup bukan keinginan saja. Berpuasa untuk mengingatkan pada Tuhan.

Usaha-usahaku pupus, sebab ketika Tuhan mengizinkanku memiliki dahaga, justru kulampiaskan dengan keliru.

🍁🍁🍁

By Jo_nyan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top