PUSAKA SANG IBLIS

Baru beberapa langkah Afiq ingin menapak ke ruang tamu.

Langkahnya kaku bila ia melihat sesuatu di sebalik pintu.

"Selamat pulang wahai cucuku.."

*************************

"Tak mungkin itu hanya mimpi , kau tak wujud..!!" kata Afiq seakan berbisik.

Wanita itu seraya keluar dari sebalik pintu.

"Tidakkah kehadiran aku di sini bukti kewujudanku...?" soal wanita itu.

"TIDAK ........PERGI.....!!!!!"tempik Afiq.

"Hehhhh...Hehhhh....Hehhhhh....." tidak dibalas oleh wanita itu melainkan dengan tiba-tiba lehernya berpusing dan seluruh badannya berpintal-pintal dan bergulung dan layaknya seperti seekor ular, wajahnya berubah menjadi bersisik dan dua siung tajam terkeluar di celah-celah bibirnya.Afiq dapat melihat dengan jelas gigi wanita itu berubah menjadi tajam seperti gergaji disertai rembesan air liur dan setiap titisan air liur itu lebih busuk dari bau bangkai.

Afiq terus jatuh terduduk tanpa dia sedari cairan panas air kencingnya mengalir membasahi seluarnya, bukan mimpi,bukan mimpi, ini nyata , ternyata bukan mimpi.

Lantas dia memejamkan matanya, cuba berharap wanita jadi-jadian itu pergi darinya saat matanya terbuka, bukan setakat air kencingnya keluar tanpa dapat dikawal, peluhnya jua keluar dengan banyak sekali.

"Aku datang untukmu cucuku,untukmu,wahai cucuku,kemarilah wahai cucuku,dipejam atau dibuka matamu,aku tetap datang jua kepadamu, HANYA AKU SAJA WARISMU, KELUARGAMU YANG TERTINGGAL.....!!!!"

Ketika itulah afiq dapat merasakan dagunya dipegang dan didongakkan dengan paksa menghadap ke arah depan,bauan busuk seperti bangkai menujah kuat di hidungnya,matanya yang terkatup juga perlahan-lahan dibuka secara paksa, di saat ini di hati Afiq hanya mengharapkan dia segera pengsan, namun nampaknya ia takkan berlaku.Hendak dibaca seluruh ayat-ayat suci seperti kelu seluruh lidahnya, Ayat Qursi yang dihafalnya seperti lupa begitu sahaja, itulah yang berlaku jika kurangnya iman di hati, sekadar mengetahui namun tidak mengamal.

Terbuka sudah luas matanya menghadap ke depan, kini jelas di wajahnya wanita hodoh wajahnya bersisik seperti ular dihadapannya, dengan giginya yang mengerikan, Afiq pasti dengan ketajaman gigi dan siung yang dimiliki wanita itu cukup untuk menghancurkan kepalanya dengan sekali kunyahan.

"AFIQQQQQQ.....!!!!"

Jeritan wanita itu bergema di seluruh rumah dan seandainya hijab orang lain terbuka pasti jeritan itu didengari hampir seluruh kampung.

***********************************

SHAIFUDIN POV

1976

Al-A'raf Ayat 27:
"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."

Udin duduk tersandar di perdu pokok Jejawi di dlam rimbutan tebal rimba Kalong, tekaknya berasa dahaga, lantas air yang tersisa di dalam bekas air yang dibawa cuba diteguknya, hampa, kerana yang tinggal hanya titisan-titisan air sahaja, langsung tidak mampu menghilangkan dahaganya.

Sudah hampir 2 minggu dia tersesat di dalam rimba ini, bukannya dia tidak mahir selok belok rimba ini, dia tahu di mana lokasi sungai , di mana pohonnya boleh dia memetik buah untuk menghilang laparnya,jenis pokok apa yang boleh dimakan atau tidak, itu semua dia mahir, namun situasinya berada kali ini sangat aneh.

Telah lebih dari berpuluh kali dia berpusing-pusing di tempat yang sama , dia tahu kerana ini bukan kali pertama dia melalui pohon jejawi yang dijadikan tempatnya melepaskan lelah ini.Perutnya terlalu lapar dan kini dahaga sedang menghimpitnya, dia terlalu lelah untuk berjalan, 2 minggu tersesat atau mungkin disesatkan menyebabkan badannya jatuh susut.

Di ingatannya kini teringat tentang sang ayam hutan yang menjadi punca segalanya terjadi pada dirinya sekarang.Entah apa sial, entah apa pantang larang yang dilanggar olehnya hingga diperlakukan begini. Ingatannya kini menerawang jauh mengingatkan Khadijah isterinya yang sedang sarat mengandungkan anak ketiganya. Hampir sahaja dia menangis mengenangkan apa bakal berlaku kepada isterinya melahirkan zuriat mereka tanpa dia disisi, pasti kempunan sang anak tidak dapat menyantap daging ayam hutan.

Hampir saja dia pasrah dan memejamkan matanya, biarlah dia mati , tiada daya lagi dia untuk bertahan ,wajah anak lelaki sulungnya dan anak keduanya bermain di wajahnya, juga isterinya,sesungguhnya dia sayang kepada mereka.

"Udiiiiiiinnnnnnnnnnn..............."

"Udiiiiiiinnnnnnnnnnn..............."

Sayup-sayup kedengaran di celah pekatnya malam suaranya dipanggil, bulat bola matanya terpanggil dengan suara itu.

"Manusiakah.......?"

"Atau Hantu Syaitan........!!!??"

Ada keraguan bermain di hatinya, untuk menyahut panggilan misteri itu atau tidak.

"Udiiiiiiinnnnnnnnnnn..............."

Sekali lagi namanya dipanggil, dia tahu ini saja peluangnya yang tertinggal, antara menyahut , yakin, atau mati beragan di perdu pokok jejawi.Dengan sisa-sisa tenaganya yang terakhir Udin mengagahkan diri untuk bangun dan anehnya suara itu seperti menyerunya untuk terus mengikutinya.

"Udiiiiiiinnnnnnnnnnn..............di sini wahai.........Udiiinnnnnnn......"

Sekian jauh perjalanannya kini di hadapannya terbentang luas anak sungai yang bersih airnya, hampir sahaja dia tidak percaya, sudah berkali-kali dia melalui kawasan ini, jangankan kata anak sungai, lopak air bekas tapak kaki binatang pun tak dijumpainya, namun inilah keajaiban yang harus diterimanya , inilah rezeki untuknya.berkali-kali dipanjatkan syukur kepada Allah atas kurniaan ini.

Namun.....

Di saat ghairahnya pada air melonjak-lonjak di hadapannya tiba-tiba keluar Sang Sawa sebesar batang pokok Damar Hitam berlingkar di hadapannya, dan sudah pastilah dengan keadaannnya sekarang dia bukan lawan Sang Sawa, dia dengan mudah bakal dibaham oleh Sang Sawa.

"Aku merayu padamu, wahai Sang Sawa, izinkan aku menitip sedikit air di sungaimu itu" rayu Udin pada Ular itu.

Tiada tindak balas dari Sang Sawa melainkan ia masih tetap di tempatnya mendesis seolah-olah siap sedia menjaga kawasan jajah takluknya.udin cuba mara juga ke arah anak sungai berjeram itu hinggalah terdengar mantera halus bergema di kawasan anak sungai itu.......

AkuBunuh Tiada Bertanya ,

Aku Panchong Tiada Pereksa,

Aku-lah Hulubalang Dalam Dunia,

Sakalian Yang Menjadi Saksi Aku Dapat Binasakan,

Mu Asal Mani, Aku Asal Manikam,

Ah..Patah..!

Ah..Bilah..!

Aku Chakap Binasa Samalah Sakalian..

Hai Si Japang Japai, Hai Si Dada Bidang,

Si Renek Gigi , Si Changgal Panjang,

Si Gerebang Rambut , Si Liok Limbai,

Jika Engkau Duduk Di Jeram,

SANG RANGGA Namamu,

Jangan Engkau Mendengki Khianat Kepada Anak Adam,Manusia,

KU-SUMPAH DURHAKALAH KAU KEPADA ALLAH...!!!

Dari Celahan Pokok Ketapang di hadapannya seorang wanita cantik berbaju kebaya merah melangkah perlahan penuh lemah gemalai mempamirkan senyuman, sebuah senyuman yang mampu melenturkan iman siapa sahaja bergelar lelaki.

Wanita cantik berbaju kebaya merah....!!!!

"Kau tersesat...?" Soal wanita itu.

Udin Mengangguk lemah.

Dan wanita itu tersenyum sambil memalingkan wajahnya memandang ke arah sungai, tidak lama sebelum matanya kembali memandang Udin, dengan sebuah kerlingan yang amat tajam dan sebuah senyuman.

"Aku rasa kau perlukan air , atau kau akan mati bila-bila masa saja" kata wanita itu.

Kali ini tiada tindak balas dari Udin melainkan dia terjelepuk jatuh , dia betul-betul tidak berdaya lagi, nafasnya mula turun naik.

"Tolonngggg..." perlahan sekali suara Udin memohon pertolongan dari wanita itu.

"Kau ingin hidup" soal wanita itu.

Udin memandang wanita itu, untuk mengangguk pun dia tak mampu lagi.

"Isterimu telah selamat melahirkan anak lelaki, anak bongsumu" tambah wanita itu lagi.

Terbuntang mata Udin mendengarkan penjelasan wanita itu.

"kau pasti ingin pulang bukan" soal wanita itu sambil memberikan senyuman penuh Mengerikan namun langsung tak mampu menakutkan Udin yang hampir mati.

"Kau ingin berjumpa dengan anakmu bukan..?" soal wanita itu dibalas dengan pandangan memohon belas kasihan dari Udin.

"Kahwini aku, dan aku akan bantumu untuk Hidup, kelipkan matamu dan termeterainya JANJI ANTARA KITA" kata wanita itu.

Untuk terus hidup Udin tanpa berfikir panjang terus mengelipkan matanya.

Surah Al-'Araf ayat 12:
"Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah."

***********************************
Udin membuka matanya dapat dilihatnya Khadijah isterinya dan anak-anaknya sedang mengelilinginya.

Dari cerita orang-orang kampung mereka menjumpainya terdampar di pinggir hutan dalam keadaan lesu dan tidak bermaya.

Dua minggu untuk tempoh dia sembuh sepenuhnya....

Hari ini dia sihat untuk pergi melakukan kerja-kerja kampung semula.

Dari pagi hingga ke petang dia mengerjakan kebunnya , membakar pelepah pisang yang sudah rosak dan membersihkan daun-daun kering juga menebas lalang yang merimbun di perkebunannya, hingga akhirnya hari merangkak senja.

Dan tika itulah kakinya tersepak sesuatu.

Dan ternyata ia adalah sebuah pisau belati, belati yang cantik buatannya, diukir ukiran ular di pemegangnya malah dihiasi juga dengan manik-manik batu kecubung.Hati Udin bagai ditarik-tarik untuk mengambil pisau itu.

Dibelek dan diteliti semula pisau itu , cantik dan kemas ukirannya, Udin mula mencabut pisau dari sarungnya , kali ini dia lebih takjub lagi , terukir ukiran kerawang yang cukup berseni disertai tulisan jawi bertulis " Sang Rangga " di mata pisau itu.

Tika itulah...

"Aku kembali kepadamu suamiku"
Hadirnya bisikan halus di telinganya.

Membuatkannya agak tersentak dan terluka tangan Udin terhiris sedikit mata pisau itu.

"JANJI....!!!" dengan secara tiba-tiba bisikan halus menjadi tempikan gegak gempita di sekeliling perkebunan Udin.

Dan tika itulah , berulang tayang semula ingatan Udin tentang janjinya, janjinya pada "Sang Rangga" penghuni rimba yang entah dari mana datangnya, namun kini adalah isteri mudanya.

Matahari kian turun ke barat, tanda malam makin berlabuh, dan kini peralihan waktu bermula, Cahaya Senja kini menerangi pelusuk bumi, dan jua di hadapan Udin "Sang Rangga" tegak berdiri.

"Aku datang menuntut janjimu sayang"

"Ya, aku tahu, dan masih ingat lagi,aku akan menunaikan nafkahku sebagai suami kepadamu" jawab Udin.

Sebuah kata-kata yang memberikan senyuman pada Sang Rangga.

"Kau akan biarkan aku menghuni badanmu ,sayang, dan akan membenarkan aku membesarkan zuriat kita di dalamnya...?" Soal Rangga.

"Ya..! asalkan kau tidak mengganggu kerabatku yang lain.Isteri dan anak-anak ku."

"Baiklah aku berjanji , suamiku..!" jawab Rangga.

Dan dengan itu hasil persetubuhan Manusia dan Jin , terjadilah keturunannya, hingga akhirnya bercambah keturunannya hingga menjadi 99 ekor.

Dan Udin adalah perumah kepada 100 ekor Jin.

Memberikannya kekayaan.

Tanahnya berbidang , berekar, malah lebih dari itu, duit bukan masalah baginya.

"Semuanya kerana Sang Rangga"

Udin Beristerikan Langsuir Berjelmaan Ular.

Dan Belati Pusaka adalah Akadnya.

*************
1997

Seluruh pelusuk kampung dikerah mencari Rusdi yang hilang sejak seminggu yang lalu.

Kata Ibu dan Ayahnya, semalam dia ada telefon untuk datang, namun hingga hari ini hilang tanpa berita, seluruh pelusuk hutan diredah oleh pasukan penyelamat, polis, bomba dan penduduk kampung.

Namun tidak bagi Udin, bapa kepada Rusdi... dia tidak mencari Rusdi, namun disisipkan belati pusaka di pinggangnya dan terus meredah hutan,mencari Sang Rangga isterinya.

Langkahnya tiba di anak sungai tempat nya Rangga tinggal.dan ternyata Rangga ada di situ,duduk tersimpuh di atas dahan tumbang menunggu kehadirannya.

"RANGGAAAA......!!!!"

"PULANGKAN ANAKKUUU....!!!" tempik Udin.

"Abang mungkir janji......!!!tempik Rangga.

"TERGAMAK ABANG MEMUTUSKAN PERTALIAN KITA...!!!" Tempik Rangga.

"Kau dan aku tidak boleh bersatu, asal kejadian kita tidak sama, kau hanya puaka yang mempermainkan aku, keturunan IBLIS yang dilaknat...!" Tempik Udin.

"Mungkin kau sudah lupa, yang aku ini isterimu...aku lah yang memberi kesenangan padamu, asalkan kau taat padaku...!" Balas Rangga.

"Dan memberikan keturunanku padamu untuk santapan kau dan anak-anakmu...!!! TIDAK SAMA SEKALI RANGGA...!!!" Tegas Udin.

"ANAK KITA....BUKAN ANAKKU..!" balas Rangga.

"DAN KAU SUDAH BERJANJI!!"

"SYAITAN ITU BUKAN ANAKKU...!...AKAN KUTENTANG MU HABIS-HABISAN RANGGA...!!"

"Arghhhhhh.....Aku sudah memberimu pilihan ,dan kau pilih mereka, kini KAU DAN MEREKA AKAN KUBINASAKAN...!!!"

Dan Rangga berubah menjadi asal wujudnya, bergulung badannya, bersisik wajahnya, kedua siungnya tersembul keluar, dan mulutnya dipenuhi taring seakan gergaji, Matanya yang cantik kini cukup mengerikan , Tersembul keluar penuh kemerahan, dan ketika badannya bergulung,......

"Ketaaakkkkkk...."

"Kraaakkkkkk...."

Bunyi tulang temulangnya yang patah cukup menggerunkan Udin.Udin yang bernikah dengan puaka selama 21 tahun sendiri pun tak pernah melihat wajah asli Rangga...

Hari ini dipertontonkan kepadanya...

Dan Serta merta Udin rasa ingin muntah berpinar-pinar seluruh badannya dan matanya, Udin terduduk memegang dadanya yang amat sakit, dan mula muntah banyak sebanyaknya, dan dalam keadaan lesu dan longlai, dia dapat melihat kini dia dikelilingi oleh bermacam-macam makhluk yang mengerikan, ada yang separuh badannya tenggelam ke dalam tanah, yang bersayap, yang bermata satu, bertanduk dan yang pastinya semuanya adalah keturunannya.

Dan yang pastinya Sang Ular Jadian "Rangga" betul-betul bertentang mata dengan mata dengannya.

"Aku akan ambil Rusdi......Hehhhh....Hehhhhhh"

***********
2002

Tidak cukup dengan penemuan mayat Arwah Rusdi yang hilang separuh wajahnya 2 tahun lepas, kini Udin sedang meratap kematian anak sulungnya Lokman dan menantunya Anisa, 2 orang cucunya, dan Isteri kesayangannya dalam satu kemalangan. Sewaktu semua orang membaca Yasin , Udin hanya mampu meratap.

Dan di tanah perkuburan, sekali lagi setelah 5 tahun berlalu, Udin bertentang mata dengan Sang Rangga. Mempamirkan senyuman mengejeknya yang penuh mengerikan.dan tika semua orang yang hadir baru hendak membaca Tahlil, kilat sabung menyabung dan hujan turun dengan lebatnya disertai ribut yang sangat luar biasa, dan disertai hilaian tawa Sang Rangga dan Anak-anaknya.Membuatkan selain Imam dan beberapa kerat penduduk yang berani masih bertahan di sana dan beberapa kerat lagi bertempiaran lari.

"Hii.....hii.....hii"

"Haaa....haaa....haaaa..."

"Hehhh....hehhh..."

Bergema di seluruh kuburan.

Dan kerana inilah Udin si hartawan menjadi miskin, dipulaukan penduduk kampung kerana dituduh membela puaka.Udin Datukku.

Aku dijaga olehnya, dan harinya Sang Rangga menuntut aku, Aku dibawa lari oleh Ngah Dollah ke Kuala Lumpur, meninggalkan Datukku menghabiskan sisa-sisa nafasnya di sini.

Dan ingatan itu menjelma semula kepada Afiq, telah terlambat kerana kini sang puaka sedang membelitnya dan sedang memasuki ke dalam mulutnya.

****************
FAIZAL POV

Entah kenapa payah sangat untuk Faizal melelapkan matanya, masih terbayang di matanya helaian kain buruk yang melayang di sebalik rimbunan lalang di tempat kereta buruk milik arwah paksu Afiq.

"Bukan kain buruk, lebih kepada macam macam sesuatu yang berbeza," fikirnya.

Ahhh... abaikan, untuk apa diingat benda-benda yang tak pasti.dan si Afiq rasanya dah lama keluar tadi, kenapa tak masuk lagi....

Faizal segera bangun, niatnya hanya ingin meneguk segelas air sambil lalu boleh pergi menjenguk Afiq.lagipun suasana di bilik ini luar biasa bahangnya.

Tombol pintu dipulas dan dengan langkah malas pintu ditolak oleh Faizal.

Dan kini , terkaku langkahnya kerana di hadapannya kini terhidang pemandangan yang tak pernah terfikir oleh akalnya.

Kelihatan sahabatnya Afiq terlentang di atas lantai ruang tamu rumah ,dan melalui mulutnya yang ternganga, kelihatannya sesuatu seperti Ular sedang memasuki mulutnya, terbuntang mata Afiq berhempas pulas menahan seksa ketika makhluk itu memaksa masuk ke dalam tubuhnya.

Dan bukan itu saja...

Di atas sofa, di atas para, alang rumah dan setiap penjuru di dalam rumah dipenuhi dengan puluhan makhluk makhluk maha mengerikan.

Dan kesemua mata makhluk itu kini mengarah kepada Faizal.

Sengihan makhluk-makhluk yang kelaparan itu menggerunkan Faizal, namun Faizal masih cuba bertenang, mulutnya masih terkumat kamit membaca ayatul Qursi.

"Yalamumaaa Baina Aidihim Wama Qalfahum"dalam ketakutannya masih jelas bacaan Faizal.

"Yalamumaaa Baina Aidihim Wama Qalfahum" kedengarannya sesuatu sedang mengikut bacaan ayat Qursi dari Faizal.

Faizal segera menoleh ke arah belah kirinya, hampir gugur jantungnya bila melihat seekor mahkluk bertanduk seperti kambing, bermata satu dengan siungnya panjang ke perut sedang tersengih sambil wajahnya disuakan ke wajah Faizal.

"Wala Yuhiitunnabi Syai In Min Ilmihi Illa BimaSyaa"Faizal masih meneruskan bacaannya.

"Wala Yuhiitunnabi Syai In Min Ilmihi Illa Bimasya" dan dengan penuh sengihan mengejek mahkluk itu masih mengikut bacaan Faizal.dan habis saja bacaannya dia terus menepuk bahu Faizal lalu terus mencengkamnya.

Kali ini faizal tak mampu bertahan lagi, tak tahu dari mana keberaniannya datang dia terus bertakbir.

Allahhuakbar....!!

Membuatkan makhluk itu serta merta melepaskan cengkaman di bahunya.

Dan Faizal terus berlari dan merempuh pintu utama, mujurlah pintu itu tidak berapa kukuh , rempuhan Faizal berjaya membuatkan kunci pintu itu terkopak dari engselnya.Namun bukan semuanya nasib baik bagi Faizal rempuhan itu mengakibatkan dia hilang keseimbangan hingga mengakibatkan dia terlajak ke tangga, Faizal jatuh tergolek hingga ke kaki tangga.

Belum sempat dia meredakan kesakitannya dan menarik nafas lega, Faizal bangkit dari tempatnya jatuh, segera dicapainya, anak kaki tangga dari kayu itu, namun apabila dia mengangkat mukanya, kali ini dia bertentang mata dengan wanita yang buruk seluruh mukanya , sebelah matanya lohong, dan kelihatan ulat-ulat berengga merayap di wajah wanita itu.

Wanita itu tersengih mempamirkan taringnya.

Faizal tanpa berfikir dua kali terus bangun dan berlari menuju ke arah jalan besar, dia perlu meminta bantuan.

Sempat juga dia menoleh ke arah rumah Pusaka Atuk Afiq, dapat dilihatnya di muka pintu berdiri makhluk sebesar mawas badannya dipenuhi bulu menjaga pintu utama yang dirempuhnya sebentar tadi.

Faizal tidak peduli lagi , dia terus berlari, kakinya yang berkaki ayam luka-luka meredah denai dan jalan, hingga dia melihat cahaya motorsikal dari jauh, dia segera meluru ke arah cahaya itu, namun malang sekali lagi bagi Faizal, pemandu motosikal itu tidak sedar kehadirannya, Faizal dirempuh oleh pemandu motosikal itu, jatuh tergolek si penunggang, manakala Faizal tergolek-golek menahan kesakitan nya dirempuh.

Si pemandu yang sedang bengang dan kesakitan segera bangun dan Meluru ke arah Faizal, dicekak baju Faiz dan hampir saja penumbuknya sampai ke wajah Faizal.

"Tolong bang, saya kena kejar puaka bang, kawan saya dalam masalah bang, bantu saya bang" rayu Faizal.

"Puaka.....!!?" Tersentak lelaki itu dengan kata-kata Faizal.setahunya sudah lebih sepuluh tahun tiada kes gangguan puaka di Kg.Berembang ini, kali terakhir berlaku pun selepas kematian Tuk Udin.

"KAU DARI MANA NI...!!!??" tengking lelaki itu.

"Saya dari KL bang" jawab Faizal sambil membuat muka simpati pada lelaki itu.

"Aku bukan tanya asal usul kau..?..."

"DARI MANA KAU DIKEJAR HANTU NI...!!" soal lelaki itu.

"Dari rumah buruk bercat biru cair kat pinggir kampung" jawab Faizal.

"Rumah TUK UDIN ke...???, macam mana kau boleh masuk rumah tu.."soal lelaki itu.

"Saya dibawa masuk oleh sahabat saya buat menjenguk RUMAH PUSAKA tinggalan arwah atuknya.

"Siapa..??... atuknya..?. soal lelaki itu,
"NAMA SAHABAT KAU SIAPA...!!!!!

"AFIQ BANG...!" jawab Faizal.

"Ya Allah, Afiq..! bapak dia nama Lokman kan?" Soal lelaki itu.

Faizal hanya mengangguk.

Lelaki itu terus mengambil motornya yang terjatuh dan menghidupkan motornya.

"Dah...! kau naik ke atas motor aku sekarang" arah lelaki itu.

"Tapi bang, kawan saya.." balas Faizal.

"Nanti kita pergi tolong kawan kau, sekarang ni yang kita kena cari bantuan dulu" kata lelaki itu.

********************

"Macam mana budak tu boleh balik ke sini ngah Dollah" soal Imam Omar padanya.

"Entahlah Imam, sedar-sedar je budak ni dah rempuh aku waktu aku balik ngeteh tadi" kata Ngah Dollah sambil jari tangannya ditudingkan kepada Faizal.

"15 tahun lepas, aku yang hantar si Fiq tu pergi ke Kuala Lumpur, entah macam manalah dia boleh balik ke sini, susah payah aku dengan arwah Tuk Udin nak hantar dia ke sana dulu" kata Ngah Dollah sedikit kesal.

"Sudahlah Ngah , kita pun dah sampai" kata Imam Omar.

"Yang lain tunggu di luar, biar saya, Ngah Dollah yang masuk" arah Imam Omar pada penduduk kampung yang mengikuti mereka.

"Awak ikut kami sekali" arah Imam Omar pada Faizal.

"Saya takut tuk" kata Faizal.

"Yakinlah yang Allah ada..!" Tegas Imam Omar , Ngah Dollah hanya mengangguk tanda mengia kan kata-kata Imam Omar.

"Mari...!" Imam Omar memujuk Faizal.Faizal dengan langkah longlai mengikut Imam Omar.langkah demi langkah akhirnya mereka sampai di pintu utama.

"Aneh...?" Bisik hati Faizal.Berkerut dahinya memikirkan keajaiban yang berlaku di hadapan matanya.

"Kau berasa pelik kerana seharusnya daun pintu ini telah dirempuh oleh kau,seharusnya terkopak,namun kini utuh tertutup dan terkunci,bukan begitu Faizal..?" Soal Imam Omar, sambil memandang wajah Faizal.

Faizal terus memandang Imam Omar, terkebil-kebil matanya mengiyakan kata-kata Imam Omar, Imam Omar hanya tersenyum melihat Faizal.

Ngah Dollah pula hanya ketawa kecil.

Imam Omar memalingkan mukanya menghadap ke arah pintu, segera disentuh pintu.

"PRANGGGG"

Hempasan kuat pintu dari dalam seolah-olah tidak membenarkan mereka masuk.

Imam Omar menyentuh daun pintu sekali lagi,dibacanya Al-Fatihah dan 3 Qul .

"kullul Nafsin Zal Ikatul Maut"

Dengan mudah Imam Omar menolak pintu .

Di hadapan Ngah Dollah, Imam Omar dan Faizal kini Afiq sedang duduk bersila panggung layaknya seorang pendekar dengan pisau belati berhulukan ular di genggam kemas dan dirapatkan di dadanya.

Manakala kepalanya tertunduk memandang lantai sambil mulutnya meratib tak tentu hala.

Faizal cuba meluru ke arahnya namun dihalang Imam Omar.

"Jasadnya manusia, namun hati nurani nya dikuasai oleh makhluk terlaknat,dia bukan sahabatmu sekarang, jadi berganjak lah ke belakangku" tegur Imam Omar.

"MAKHLUK YANG TERLAKNAT...!!!" Tengking Afiq.

"KAMI DICIPTAKAN LEBIH AWAL DARIMU HAI ANAK ADAM..!!!"

"YANG TERLAKNAT ITU KAMU...!"

"KAU BUKAN LAWANKU....!!" Tengking Afiq dan lantas dia mengangkat wajahnya.

"Astaghfirullahhalazim..!" Mengucap panjang Imam Omar dan Ngah Dollah segera menggengam kemas Parang yang disisip di pinggangnya.

Manakan tidak, Afiq di hadapan mata mereka bukan lagi seperti manusia, separuh wajahnya bersisik seperti ular,mata di bahagian yang seperti ular pula berwarna kuning dan bola matanya menjadi runcing seperti ular, manakala di sebelah lain wajahya kelihatan biasa namun keseluruhan matanya hitam pekat.sesekali lidahnya yang seperti ular menjilat-jilat wajahnya yang kelihatan biasa.

"SIAPA KAMU....!!!!" tengking Imam Omar.

"Jika kau Tinggal Di Jeram,
Sang Rangga namamu"

"Sang Rangga"

"RANGGA.....!!!!" Tempik Afiq dan terus jatuh meniarap, badannya terus bergerak mengengsot, menyusur dengan laju seperti ular menuju ke arah Imam Omar, Ngah Dollah dan Faizal.

"AKU LAPPAARRRR....!!" Jeritnya.Ngah Dollah segera menarik parangnya manakala Faizal pula jatuh terduduk habis lemah semua sendinya.

"ALLAHHUAKBAR...!!!" takbir dari Imam Omar.

"waja'alna min baini aidihim saddan-wamin khalfihim saddan faaghsyai nahum fahum la yub Sirun"
"Dan kami telah jadikan penghalang dihadapan mereka, juga kami tutup pemandangan mereka,sehingga tiada melihat suatu apapun - Surah Yasin :9

Sepotong ayat dibaca oleh Imam Omar sehingga tercampak dan terlentang menggeletar Afiq ke lantai.

Sambil itu Imam Omar terkumat Kamit membaca ayat dari surah Al-fatihah dan Ayatul Qursi.dan diikut oleh Ngah Dollah dan Faizal.

"KELUAR KAU DAN ANAK-ANAKMU DARI BADANNYA...!!!" Arah Imam Omar.

"Leluhurnya mungkir janji padaku..!" DAN IA HARUS MEMBAYAR DENGAN NYAWANYA....!!!..." tempik Afiq.

"YANG MUNGKIR JANJI ITU ENGKAU, ENGKAU BERJANJI TIDAK AKAN MENGGANGGU KETURUNANNYA, MALAHAN KAU BINASAKAN SELURUH KETURUNANNYA, KINI SATU-SATUNYA WARISNYA YANG TERTINGGAL TETAP JUGA INGIN KAU JAHANAMKAN...!!!" Tempik Imam Omar.

"DIA MILIKKUUU.....!" Jerit Afiq dan terus meluru ke arah Imam Omar.

"Ma yandzuruna Illa Saihatan Wahidatan Ta"Khuzuhum Wahum Yakhissimun"
"Tiada yang mereka nanti melainkan satu suara yang amat dasyat yang akan memusnahkan mereka semua,sedangkan mereka masih dalam berbantah bantahan" Surah Yasin :49

"Allahhuakbar (Allah Maha Besar)" dan bacaan surahnya kali ini membuatkan Afiq yang cuba menyerangnya terjelepuk jatuh dan Sang Rangga dan 99 anak-anaknya tercampak keluar dari badannya.

Kini di hadapan mata mereka, seluruh jin keturunan Udin dan Sang Rangga sedang berkumpul.

"MEREKA MUNGKIR JANJIIIIIII....!!" jerit Rangga.

Ketika semua makhluk itu meluru ke arah mereka.Imam Omar sudah siap dengan langkah seterusnya.

"Inna Ja'alna Fi A'Knaqihim Aghlalan Fahiya Ilal -Azqani Fahum Muqmahun"
"Sesungguhnya kami pasangkan belenggu dikuduk mereka dan tangannya terbelenggu hingga ke dagu, seraya kepalanya terngadah" Surah Yasin : 8

"Arghhhhhhh..."
Serentak jeritan Ibu mereka, semua mahkluk itu berdiri tegak di tempatnya.mereka telah dikunci pergerakannya.

"FAIZAL, NGAH AMBIK BUDAK NI BAWAK KELUAR....!!! arah Imam Omar.

Segera Ngah Dollah mengangkat Afiq yang sedang pengsan dan menarik tangan Faizal yang masih terpinga-pinga keluar dari rumah.penduduk kampung yang dari tadi menanti di luar segera membantu Ngah Dollah dan Faizal.

"PULANGKAN DIA KEPADAKU.....!!" Jerit Sang Rangga ketika dia melihat Afiq dibawa keluar dari rumah.

"PULANGKAANNN...!!!"
"PULANGKAAANNNNN....!!!"

Dan anak-anak Sang Rangga menyahut panggilan ibu mereka.

Ribut yang entah dari mana datangnya membadai perkarangan rumah pusaka.Dengan situasi seperti ini tiap-tiap penduduk yang ada, hampir sahaja lari jika tidak kerana kepercayaan mereka pada kebolehan Imam Omar.

Imam Omar yang ada di pintu segera membaca surah Al-Jin dan Ayatul Qursi di muka pintu.

"Wamtazul -Yauma Ayyuhal Mujrimun"
"Dihari ini , berasinglah kamu sekalian, hai orang-orang yang durhaka" Surah Yasin : 59

"DENGAN IZIN ALLAH AKAN KU KUNCI MU DAN SEKALIAN KETURUNANMU DI DALAM RUMAH INI SEHINGGA TIBANYA HARI PEMBALASAN....!!!"Tempik Imam Omar dan dengan segera menutup pintu itu.

"JANNGGGAAANNNN....!!"

"AFIQQQQQ....!!"
Raungan Akhir Rangga sebelum dia dan keturunannya dikurung di dalam rumah.Ribut telah berhenti dan suasana malam mula hening semula dengan bunyi bunyian sang cengkerik.

Imam Omar memandang semua penduduk Kampung yang ada di bawah rumah.

"Semuanya sudah selesai,Syukur Alhamdulilah" kata Imam Omar.

******************

Afiq semakin sembuh, tiga hari dia dan Faizal berteduh di rumah Ngah Dollah menunggu dirinya sembuh sepenuhnya.Kini tiba harinya untuk dia dan Faizal pulang semula ke Kuala Lumpur.

Setelah bersalaman bersama Imam Omar , dan Ngah Dollah bersama keluarganya. Afiq bergerak pergi.

Dan dalam perjalanan keluar dari kampung, Afiq terpaksa melalui Rumah Pusaka peninggalan arwah datuknya.

Dari dalam kereta dia memandang perlahan ke arah rumah itu.Sayu hatinya meninggalkan tanah pusaka sebegitu saja, namun itu rumah itu bukan miliknya, ia dihuni PUAKA. Sekilas pandang Afiq mengalih perhatian, ke arah pemanduannya semula.

Tanpa dia sedari dari celah tingkap rumah dia sedang diperhatikan dengan senyuman sinis Oleh Sang Rangga.

Satu hari nanti Afiq akan kembali juga ke sini.

Kenapa....?

Kerana tanpa dia dan Faizal sedari, di celahan beg baju nya, terselit pisau belati berhulukan Ular dan bertatahkan kecubung , dimasukkan dengan sengaja.

"Termeterainya Janji Kau Dan Aku"

"DAN PISAU PUSAKA ITU ADALAH AKAD...!"

*********





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top