1| Nina dan The Nakal

| Pertama |

Hal yang harus kalian tahu tentang Nina, dia itu gadis paling cantik segalaksi Bima Sakti. Rambutnya lurus, kulit putih, dan kalo ketawa mulutnya ditutup. Elegan..

Dia Sekretaris OSIS dan calon Istri yang mumpuni menurut gue. Bisa masak. Gue pernah liat dia nyemplungin sayur sawih ke kuah bakso.

Nina, beda dari cewek-cewek pada umumnya. Walau gue yakin Nina nggak makan kecoa kayak Angelina Jolie, tapi dia bisa bikin jantung gue copot dan see... gue masih hidup!

Karena itu juga gue ngerasa kalo Nina adalah jodoh gue. Jodoh yang masih OTW.

Dan Samuel? Dia itu cuman organisme hidup yang menjabat sebagai Ketua OSIS!

"Samueeell! Udah ganteng, ramah, baik... ih!"

Itu adalah pendapat cewek yang mengkonsumsi sate Mang Jajak terlalu banyak. Gue udah yakin kalo Sate Mang Jajak itu nggak sehat. Pasti ini jadi efek kencang anak-anak nggak waras.

Bagi gue, Samuel itu nggak ada apa-apanya dibanding gue. Terlebih, gue adalah ketua The Nakal sekolah. Nggak ada yang lebih nakal dari gue. Semua orang kenal gue. Kepopuleran gue, jauh di atas Samuel kucrut.

"Pokoknya, gue mau jadian dengan Nina tahun ini!"

Keren dan berkelas.

Evan, Budi, dan Hercules cuman bengong. Mereka emang nggak pintar, wajar aja, mereka kan jarang ikut jadwal pelajaran. Jadi... susah nangkap!

"Lo mau pacaran dengan Nina?" Evan membeo.

"Yoi, gue bakal pacaran dengan Nina."

"Menurut gue, Nina suka Samuel deh," Ini adalah omongan rakyat jelata yang mudah menyerah. Namanya Budi, anggota gue yang paling liar dan Buas.

Gue berjalan ke pinggir rooftop sekolah, berkacak pinggang melihat Budi yang tidak punya eksistensi di hidupnya itu.

"Budi-Budi-Budi... dengerin gue, Nina, suka dengan gue,"

Gue yakin. Seratus persen. Tadi pagi aja, Nina duluan yang nyapa gue. Setelah gue selidiki, Nina nggak pernah tuh nyapa Samuel duluan. Tapi, pernyataan gue yang kaya akan bukti itu malah bikin mereka bertiga kompak sumbing.

"Rang, Samuel tuh bukan tandingan lo," final Hercules ceking tapi paling sok. Hercules berdiri dan berkacak pinggang "...Nina itu anak baik, IPA 1, Men! Dan lo? Gue yakin lo nggak hapal kali-kali!"

"Diam lo, Anak Supriatin! Gue hapal ya kali-kali!"

"Coba, 3 x 9, berapa?"

"Yaa... 27 lah!"

"Kalo, 9 x 3?"

"Emm... 72?"

"Lo... nggak ada harapan!"

Oke, sebenarnya ujian kali-kali nggak terlalu penting. Gue yakin, nggak ada orang yang nanya kali-kali sebelum ijab qabul. Tetap bakalan sah kok.

"Oke-oke, gue bakal buktiin ke Nina kalo gue pantas dengan dia," Hercules buang muka "...lagian gue itu cowok yang memperjuangkan cewek pake hati, wajar nggak hapal kali-kali. Karena itu pake otak,"

"Eh Rang Utan! Lo tuh IPS 7, sedangkan Nina IPA1, Men! Sadar!"

Hercules beneran ngeselin, ya? Tabok nggak? Jangan dulu!

"Itu cuman angka, gue bisa urus!"

Gue bangkit dan berjalan turun dari rooftop. Gue bisa merasakan api dan gedung runtuh kayak film The Expandable pas Barney lewat. Gue ngerasa semua kesemangatan buat dapatin Nina mengalir di pembuluh darah gue. Dan hidup!

"Gue yakin dia bakalan gagal,"

Nggak usah dengarin omongan Budi!

***

39 menjelang tamat 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top