Zhang Yixing [end]
Aku melihat tingkah dr. Yixing yang terus sibuk setelah memeriksa keadaanku, aku ingin mengajaknya pergi kencan lagi. Tapi aku tidak mau kalau dia menolak lagi.
"ada apa?"
Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku mengisyaratkan tidak ada hal yang ingin aku bicarakan dengannya, tapi aku sangat ingin mengajaknya pergi.
Mungkin akan aku fikirkan cara lain untuk mengajaknya nanti tapi itu cukup membuatku hampir gila untuk memikirkannya, kemungkinan di setujui itu jauh sekali kalau untuk di tolak itu sangat mungkin.
▣▥▣▥▣
Aku merenung sendiri di taman rumah sakit sambil melihat dr. Yixing dan mantan kekasihnya berbicara di ujung taman, aku tidak tau apa mereka akan bersama lagi atau tidak yang pasti aku tidak suka melihat mereka berdua.
Setelah selesai berbicara dengan perawat Yoona dr. Yixing menemuiku dia menggaruk tengkuknya dan mengambil tempat duduk di sebelahku.
"apa?"
Dia menggeleng dan mengusap wajahnya kasar sepertinya pembicaraan mereka itu tadi serius dan dia terus menundukkan kepalanya sedari tadi.
"eumm, bagaimana kalau kita pergi keluar minggu ini. Kau bisa ambil cutikan?"
Dia melihatku tidak menjawab dan tidak memberikan ekspresi yang aku harapkan.
"ak. . .aku. . .aku but. . .uh eum buku. . .buku untuk belajar, aku butuh buku untuk belajar. Kau mau mengantarku kan?"
Sebelum menjawabku dia mengangguk dan memperbaiki syalku. "kenakan baju yang tebal, cuaca dingin sekali akhir-akhir ini."
Dia langsung berdiri dan pergi meninggalkan aku sendirian di kursi taman, dia itu sangat baik dan perhatian untunglah perawat Yoona itu cukup bodoh memutuskannya. Maka aku yang akan terus mengejarnya.
▣▥▣▥▣
Hari itupun tiba, hari dimana aku pergi bersama dr. Yixing kesebuah toko buku. Tapi dia terlambat terpaksa aku harus menunggunya di depan sebuah toko buku itu padahal cuacanya dingin sekali.
~acho~
Wajahku terasa beku sepertinya aku akan menunggunya didalam saja sambil memesan secangkir teh dan sebuah roti agar tidak terlalu bosan, lalu setelah dia datang kami bisa mencari bukunya bersama. Yeah begitu lebih baik.
Baru saja aku masuk dan mencari tempat duduk di dekat kaca agar aku bisa melihat kalau dr. Yixing datang, sialnya aku melihat perawat Yoona dan seorang pria.
Buru-buru aku membalikkan badanku agar tidak ketahuan, tidak perlu berfikir lama lagi aku memutuskan untuk keluar dan menunggu dr. Yixing di luar saja. Aku akan membawanya ketempat yang lain saja.
Tidak berapa lama aku keluar dari toko buku itu dr. Yixing datang dia berlari menghampiriku, dengan nafas terengah dan asap yang mengepul lucu keluar dari mulutnya. Aku merasa ingin memakan asap itu.
"apa yang kau lakukan di luar sini?"
"aku menunggumu."
"bodoh. Kau bisa sakit menunggu disini, kaukan bisa masuk."
Aku mencegah pergerakan dr. Yixing yang mencoba untuk mencapai pintu toko agar bisa masuk dan aku hanya bisa memperlihatkan wajah bodohku padanya.
"anu begini, didalam sudah penuh."
Dia menaikkan sebelah alisnya dan menyingkirkanku kesamping, pertahananku runtuh begitu saja aku tidak bisa menahannya untuk tidak melihat perawat Yoona dan pria itu.
"aku bisa jalaskan anu."
"kenapa? Kau takut aku cemburu melihat mereka?" dia menyeringai melihatku. "aku beritahu kau sebuah rahasia ya, dari awal aku memang tidak terlalu suka padanya. Ada wanita lain yang aku suka."
Aku mengerjap melihat tingkah pria dihadapanku ini apakah dia tidak bisa bersikap bahwa semua itu menyakitkan dan dia butuh orang yang bisa menyemangatinya. Lalu aku akan menjadi dewa penolongnya dan meminjamkan bahuku untu ia gunakan bersandar nantinya.
Karena aku ingin menjadi orang yang selalu ada di sampingnya saat dia terpuruk tapi malah hanya aku yang khawatir dia sama sekali tidak peduli.
Kami berjalan di sebuah pusat perbelanjaan aku sangat bosan dan ingin mencari sebuah permainan yang bisa membuatku menumpahkan semua rasa kesalku.
Lupakan sebuah permainan yang menantang ardenalin, aku bisa mati karena serangan jantung begitu permainan dimulai.
Ada sebuah permainan yang menarik menurutku mesin penangkap boneka, sepertinya itu juga cukup menantang untukku.
▣▥▣▥▣
Aku berbaring menyamping di atas kasur rumah sakit hari ini dr. Yixing telat masuk entah apa yang dia lakukan diluar sana.
Tiba-tiba begitu banyak boneka berhamburan di atas kasurku dr. Yixing pelakunya dia menumpahkan isi sebuah bungkusan yang ia bawa.
"aku tidak tau seberapa banyak yang kau mau, aku memainkan mesin bodoh itu pagi ini untuk meberikanmu benda bodoh ini."
"kau memainkan mesin pencapit itu?"
"yeah."
Aku menganga melihat boneka-boneka itu dan takjub melihat dr. Yixing yang bisa dengan mudahnya mendapatka boneka sebanyak itu.
"dokter kau gila." aku tersenyum bahagia dan langsung memeluknya.
"kalau begitu sembunyikan aku siang ini."
"apa maksudmu?"
Dia tidak menjawabku malah langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurku dan menarikku untuk tidur bersamanya.
Aku masih diam dan tidak bergerak sama sekali tubuhku menegang saat dr. Yixing memelukku dari belakang, aku bisa mendengar dengan jelas deru nafasnya yang tidak teratur. Kami tidak pernah sedekat ini sebelumnya tentu saja itu membuatku merasa canggung.
"temui aku sore ini di atap."
"untuk apa?"
"aku akan menceritakan sebuah rahasia padamu."
Aku mengangguk pelan menanggapi ajakkannya itu, aku tidak tau dia memiliki banyak rahasia dan yang aku tahu kelihatannya dia akan banyak berbagi kisah padaku.
Sore ini aku menuju keatap sesuai dengan yang di perintahkan oleh dr. Yixing. Aku membawa sebuah boneka kelinci yang lumanyan besar untuk aku peluk kalau-kalau dr. Yixing terlambat aku akan bermain dengan boneka itu nantinya.
"kenapa kau lama sekali?"
"aku kira kau akan datang terlambat lagi," jawabku dengan wajah yang heran melihat dr. Yixing yang sudah terlihat gugup.
Dia langsung menarikku untuk duduk di sampingnya dan dia langsung sibuk menyiapkan sebuah makanan dan sebuah lilin.
Aku tentunya hanya bisa melihatnya dengan rasa heran.
"sudah ku bilang jangan mengenakan pakaian yang tipis di musim dingin."
Dia mengambil sebuah selimut dan melingkarkannya di tubuhku lalu menarikku kedalam pelukannya
"kau dengar itu?"
"dengar apa?"
"suara degup jantungku."
Aku menelan ludahku dan mengerjapkan mataku untuk yang kesekian kalinya lagi, ada apa dengan pria ini dia terus bertingkah aneh akhir-akhir ini.
"apa kau tidak sadar kalau aku menyukaimu?" aku masih terdiam. "diam dan menurutlah denganku, ketika aku bertanya anggukkan kepalamu. Mengerti?"
Aku mengangguk menjawabnya. Dia mencubit hidungku dan tidak lama dia malah menciumku di bibirku secara tiba-tiba tapi itu cukup membuatku sedikit terkejut.
"aku menyukaimu, kau mau menjadi kekasihku?"
Aku mengangguk secara spontan dan ketika sadar aku hanya bisa mengerjapkan mataku lagi.
"kau curang, kau menyerangku terlebih dahulu." aku memukul lengannya gemas tapi berapa besar kekuatanku tak ada pengaruhnya untuknya.
Dia tertawa dan memelukku erat, dia melengkapi kebahagianku dan dia menjaga hatiku yang rapuh. Dia menyelamatkan hidupku dan duniaku terima kasih karena memilih untuk selalu berdiri di sampingku.
Fin
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top