Lay
"ayolah dokter jangan membuatku penasaran." aku merengek dan terus memaksanya untuk segera menceritakan semuanya padaku.
"beri aku sedikit waktu untuk berfikir."
"untuk apa kau berfikir terlalu keras kau bisa bodoh."
Wajah dr. Yixing terlihat memerah bahkan dia terus menggaruk telinganya.
"sebenarnya kami memang berpacaran-"
"benarkah? Kenapa kau tak pernah memberitahuku? Biar bagaimanapun aku ini calon istrimu."
"hei berhentilah mengatakan hal itu." dr. Yixing membuang pandangannya dariku. "dan tadi pagi dia meminta untuk berpisah."
"kenapa kau payah sekali?"
Lagi-lagi dia terdiam dan melangkahkan kakinya kearah jendela.
"dia bilang gaya berpacaranku terlalu kaku dan kekanakan."
Kali ini aku yang terdiam, hei ayolah seharusnya dia memperlihatkan ekspresi sedih atau kehilangan setelah berpisah dari perawat Yoona.
Mereka adalah pasangan paling serasi di rumah sakit ini tentunya setelah aku dan dr. Yixing, dan setelah aku tau kalau mereka berpacaran malah sudah putus yasudah dr. Yixing memang jodohku sepertinya.
Ayolah apa dr. Yixing tidak bisa memperlihatkan rasa sedih dan bersalahnya karena diputusi oleh kekasihnya, dia memang payah.
▣▥▣▥▣
Hari ini keadaanku sudah mulai membaik tapi aku tetap harus tinggal di rumah sakit terkadang keadaanku bisa tidak stabil, dan yang aku lakukan hanyalah belajar dan mengerjakan tugas.
Aku memiliki mimpi yang tinggi paling tidak selama aku memiliki sisa waktu untuk hidup.
Tapi rasanya aku perlu sedikit hiburang untuk akhir pekan ini paling tidak, tapi aku tidak tau harus pergi kemana dan dengan siapa.
"ada apa dengan wajahmu itu?" tanya dr. Yixing yang tidak aku sadari sejak kapan dia masuk kedalam ruanganku.
"aku bosan dirumah sakit."
"maka kau harus cepat sembuh agar kau cepat keluar dari sini, aku juga sudah bosan melihatmu terus."
Aku mengerucutkan bibirku malas dia sangat tau bagaimana keadaanku, sembuh itu seperti sebuah keajaiban bagiku tapi dia tetap mengatakan hal itu.
"kau menyebalkan."
"terima kasih." balasnya dengan acuh.
Dia mengacak puncak kepalaku dan mengisyaratkan aku untuk membuka mulutku setelah selesai memeriksa dia menaruh sintar kecilnya itu di saku bajunya lagi.
"dokter ayo kita pergi kencan akhir minggu ini."
Dia diam dan menautkan alisnya terheran-heran.
"tidak akan."
"hei akukan mengajakmu dengan baik oh ayolah jangan tolak aku."
"belajar saja dengan baik, aku pergi nanti malam aku akan memeriksa keadaanmu lagi."
"enyah kau."
Menyebalkan dia selalu menolakku seperti ini sebenarnya apa kurangnya aku dari perawat itu.
Ah aku sudah terlalu lelah untuk berfikir aku sudah banyak memikirkan tentang ujianku sekarang mana mungkin aku akan memikirkan kekurangan dan kelebihanku di banding gadis lain.
▣▥▣▥▣
"kenapa?"
Aku tidak menjawab dr. Yixing aku sedang kesal dengannya biarkan saja dia mengoceh sendiri aku tidak perduli toh dia tahan saja aku acuhkan seharian ini.
"kau marah padaku?"
Aku berbaring dan berbalik agar tidak melihat wajahnya aku tidak ingin melihat wajahnya yang memelas dan minta untuk dikasihani itu.
"kau tidak ingin cerita padaku?" dia duduk di ujung ranjangku. "yasudah."
Setelah mendengar suaranya melangkah aku mengintip sedikit dan masih dengan wajah merangutku.
Dia sangat menyebalkan apa setiap pria yang ditinggal kekasihnya akan menyebalkan seperti itu terus.
Pokoknya pria paling menyebalkan itu adalah Zhang Yixing pria berdarah cina itu bodoh dan menyebalkan.
Aku benci pria seperti dia, tapi aku menyukainya bagamana ini.
▣▥▣▥▣
"kau salah lagi, dasar bodoh kenapa otakmu ini dangkal sekali?"
"berhenti mengataiku terus kau yang bodoh karena sudah menolakku."
"aku bisa gila kalo seperti ini, aku ini dokter bukan guru."
"tapi kau dulu seorang pelajar juga sepertiku."
"tapi aku tidak sebodoh kau."
Aku sedang meminta bantuan pada dr. Yixing untuk mengajariku tentang pelajaran fisika, salahnya sendiri yang mengatakan dirinya cukup pandai pada bidang itu semasa sekolah dulunya.
Tapi dia lebih kejam dari guruku dia terus memarahiku dan menyebut aku bodoh sayangnya itu tidak membuatku merasa tersudut karena aku sudah terbiasa dikatakai bodoh olehnya.
Kami beristirahat sejenak sebelum nantinya mulai berkelahi lagi untuk membahas soal fisika dan mendengar dia mengataiku lagi.
Dia sedang pargi keluar untuk membeli beberapa makanan di toko karena dia bilang dia bosan dengan makanan rumah sakit, lalu bagai mana dengan aku yang harus memakan sup rasa air tawar dan bahkan bubur lembek yang menjijikan.
Aku melihat kearah jendela yang di tumpuki beberapa salju, pasti di luar sangat dingin dan ibu harus tetap bekerja agar bisa mendapatkan uang yang banyak untuk biaya pengobatanku.
Coba saja ayah tau betapa beruntungnya dia memiliki wanita sehebat ibu di sampingnya, tapi dia bodoh dan menyia-nyiakan ibu demi perempuan lain.
Semoga dr. Yixing tidak seperti itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top