Serendipity (2/3)

Setelah melalui banyak perbincangan yang menghabiskan waktu istirahat makan siang mereka, akhirnya diputuskan sudah bahwa mereka bertiga akan ikut ambil andil dalam kegiatan pensi sekolah mereka sesuai keinginan Naru.

Rei pikir-pikir yang dikatakan Naru ada benarnya juga. Ini pentas seni terakhir mereka bersama— setelah ini, Rei dan Naru akan lulus dari masa-masa SMA dan meninggalkan Ai yang notabenenya adik kelas mereka— sekaligus murid pindahan tingkat dua saat Naru dan Rei menginjak tingkat akhir.

Saat ini Rei tengah menunggu Naru di depan kelasnya. Iya, mereka dari kelas berbeda. Tapi menjadi teman akrab sejak berada di tingkat dua— dimana suatu kejadian membuat mereka menjadi teman sebangku.

Niatnya ingin mengintip sedikit ke dalam untuk mencari keberadaan sahabatnya. Pasalnya dari tadi teman sekelas Naru sudah keluar, tapi sahabatnya ini— batang hidungnya tidak kelihatan sama sekali.

Tiba-tiba wajahnya bertabrakan dengan sesuatu yang bidang, dan... Wangi.

"aduh, maaf ya. Gak pa-pa kan? Gue gak sengaja, maaf." kata orang itu.

Bukan tanpa alasan Rei mau-mau saja menghampiri kelas Naru yang letaknya lumayan jauh dari kelasnya. Pulang bersama atau ke kantin bareng dengan sahabatnya hanyalah alibi agar Rei bisa bertemu dengan seseorang yang menarik atensinya sejak awal MOS.

"gak pa-pa kok, maaf Shun, salah kepala gue muncul tiba-tiba kayak setan"

Shun, orang yang terlibat kecelakaan kecil dengan Rei hanya terkikik. "lucu lo, kayak biasanya." cowok albino itu kemudian berdehem. "lo yakin gak pa-pa? Muka lo agak merah. Apa tadi nabraknya kekencengan?"

Rei otomatis menggelengkan kepalanya.

Malu gue, ya ampun!

"oh iya, Naru ada gak? Dari tadi gak keluar-keluar. Apa orangnya udah balik duluan?"

Mantep otak gue! Pengalihan yang bagus.

"ada didalem. Lagi bareng Hajime-sensei. Bahas masalah UH, dua hari yang lalu Naru kan gak masuk, ijin sakit. Jadi gak ikut UH deh. Sekarang anaknya lagi nanya waktu buat nyusul ulangan"

"o-oh, gitu ya. Em, makasih infonya"

"iya, gue balik duluan ya Rei"

"em... Iya"

Sepeninggal Shun, Rei kembali melongokkan kepalanya, benar kata cowok albino itu. Rei tidak habis pikir, bagaimana cara Naru berakting bagus dalam perannya.

Lain kali, mungkin gue harus berguru sama si medusa. PDKT-annya mulus banget!














AKU ITU GAK PUNYA PAKETAN GAIIISSSSS 😭
SEEYANARA<3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top