+ Mr. Chu +

“Kalau kau ingin kembali ke dunia asalmu, kau tinggal cium saja bibirnya. Tapi misimu akan gagal, kalau kau mencintainya .”

Perkataan itu terus terngiang di benak Dahyun semenjak Dewa cupid mengirimnya ke dunia manusia. Gadis itu menopang wajahnya dengan sebelah tangan, sementara maniknya memicing seraya memperhatikan lelaki bergigi kelinci yang tengah asyik memakan cookies itu.

"Hmm ... Jadi dia targetku? Bagaimana bisa aku mendekatinya?" tanyanya pada Sana, seniornya di negeri cupid yang sudah lebih berpengalaman mengenai hal percintaan.

Sana ikut memperhatikan lelaki itu seraya tersenyum manis, "Woah, kau beruntung. Dia begitu tampan. Tapi sepertinya, kau memiliki banyak saingan."

Dahyun mulai menyadari beberapa gadis lain yang juga terlihat tertarik pada lelaki itu, bahkan ada yang sampai berani duduk di mejanya dan menggodanya. "Yah, kau benar. Apalagi sepertinya ia lebih sulit ditaklukan dari yang kita kira. Lihatlah, gadis sexy itu saja di tolak mentah-mentah," seloroh Dahyun saat melihat gadis dengan pakaian kurang bahan itu pergi sembari menghentakkan kakinya kesal, sementara lelaki itu masih anteng memakan cookiesnya.

"Atau jangan-jangan ... " Sana dan Dahyun saling berpandangan, seolah berbagi pikiran yang sama. "Dia gay?!" pekik keduanya kompak hingga menjadi pusat perhatian di cafe itu.

"Ahh memalukan." Dahyun menutupi wajahnya dengan buku menu. "Sepertinya aku menyerah. Bagaimana bisa aku mendekatinya? Apalagi mencium bibirnya, itu sangat mustahil!"

"Ehh tidak-tidak! Mana boleh begitu? Memangnya kau mau dilenyapkan menjadi debu karena melanggar perintah? Setidaknya kau harus mencobanya dulu supaya bisa tetap bisa tinggal di salah satu dunia."

Dahyun mencebik, "Tapi bagaimana caranya? Andai saja aku tidak melanggar pantangan itu, pasti aku tidak akan terjebak dalam situasi ini."

Sana memutar otaknya untuk memikirkan satu cara, lalu membisikannya pada Dahyun. "Mwo? Bagaimana bisa aku melakukannya?"

"Coba saja dulu. Kau tinggal mencium bibirnya saja maka masalahnya akan beres, ok?" Sana berujar seolah melakukan ciuman itu semudah mencium boneka.

Dahyun memutar bola matanya, "Tidak! Aku tidak mau melakukannya. Aku akan ke toilet dulu."

Gadis itu bangkit berdiri, sementara Sana dengan jahilnya mendorong tubuh Dahyun dari belakang hingga tubuhnya limbung dan menimpa lelaki itu yang tengah duduk di kursinya. Belum sempat Dahyun meredakan keterkejutannya, benda kenyal semanis cokelat itu sudah lebih dulu menempel pada bibirnya, membuat maniknya seketika membola.

"Mwo—"

"Ssttt ... Tetap diposisi ini sampai aku melepaskanmu," bisik Jungkook rendah sembari memeluk pinggang Dahyun erat. Membiarkan gadis itu berada di atas pangkuannya seintim mungkin, sementara maniknya memerhatikan gadis lain di sudut ruangan.

Apa ini? Kenapa aku tidak menghilang? Apa karena ia yang menciumku lebih dulu? Dahyun masih membeku dengan maniknya yang mengerjap beberapa kali.

Begitu gadis itu pergi dari cafe ini, Jungkook segera mengangkat tubuh Dahyun dari pangkuannya dengan mudah. "Makasih ya, berkatmu aku bisa membuatnya patah hati," ucapnya kelewat santai. Ia lalu memanggil pelayan dan membayar tagihan makanannya.

"Selamat tinggal nona!" pamitnya pada Dahyun, lalu pergi begitu saja meninggalkan Dahyun yang masih melongo di tempatnya.

"Woah, bukankah dia sangat keren?" Sana tiba-tiba saja ada di sampingnya, membuat kekesalan yang sempat Dahyun tahan tadi meledak. "Keren katamu? Yak! Dia sudah mencium bibirku!"

"Bukankah itu bagus? Kau tinggal balas menciumnya saja tadi. Padahal tadi itu kesempatan yang sangat bagus untukmu."

"Bagus apanya." Dahyun masih mengamati kepergian lelaki itu, lalu tanpa basa-basi ia mengejar Jungkook sebelum lelaki itu masuk ke dalam bus.

"Semangat Dahyun! Kau pasti bisa!" teriak Sana yang lagi-lagi mengundang tatapan aneh dari sekitar.

"Ya, kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan padaku!"

Manik Jungkook mengerjap berulang kali, "Mwo? Apa kita pernah bercinta sebelumnya?" tanyanya balik dengan polosnya.

Sekarang malah giliran Dahyun yang panik, "M-mwo? Bercinta? A-ani! Kau tadi mencium bibirku! Apa kau tidak mengingatnya?" Telinga Dahyun bahkan sudah memerah saling malunya.

"Ohh ... Kau wanita yang tadi ya?" tanyanya dengan manik berbinar. Sialan, dia bahkan tidak mengingatku.

"Iya! Dan kau dengan seenaknya malah menciumku!"

"Ahh aku mengerti. Maaf ya, aku melakukannya karena ingin membuat pacarku cemburu dan sadar kalau aku sudah tidak menyukainya."

"Woah ... Kau benar-benar lelaki yang brengsek."

Jungkook mendelik tak terima, "Ey, kita bahkan belum berkenalan, mana bisa kau menganggapku seperti itu?"

"Tentu saja bisa, kau bahkan bisa menciumku walau kita baru bertemu, bahkan kau tidak mengingat wajahku," sindir Dahyun tajam sementara Jungkook malah menyeringai geli.

"Baiklah, kau ingin apa? Aku bisa mengabulkan apapun kecuali ... "

"Kecuali?"

"Kecuali kalau kau ingin mencium bibirku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh bibirku lebih dulu."

"Bahkan jika yang malekukannya adalah orang yang kau cintai, kau tetap tak akan mengizinkan dia menciummu?"

"Tidak akan, kecuali aku yang menciumnya lebih dulu. Kenapa? Kau terlibat kecewa. Apa itu keinginanmu? Menciumku?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Supaya aku bisa kembali ke duniaku. Kau tahu, sebenarnya aku ini bukan manusia."

"Oh ... "

"Apa-apaan reaksimu itu? Aku sedang serius tahu!"

"Aku tahu." Jungkook menekan tombol di dekat bangkunya, dan beberapa detik kemudian, bus yang mereka tumpangi menepi. "Selamat tinggal lagi, nona. Semoga kau bisa mendapat lelaki lain yang mau mengabulkan permintaanmu."

"Yak! Tunggu!" Dahyun menyusul Jungkook yang telah lebih dulu turun dari bus. Jungkook berbalik, lalu mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya.

"A-aku tidak punya rumah," ujar Dahyun sekenanya.

"Lalu?"

"B-bolehkah kalau aku tinggal bersamamu?"

Beberapa detik kemudian, senyum Jungkook tercetak. Entah ini pertanda baik atau buruk, lelaki itu berjalan mendekat lalu menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan Dahyun. "Aku hanya punya satu kamar, kau yakin ingin tinggal bersamaku?"

Aku lagi stuck nulis cookies
Jadinya malah buat ini. Gmn?
Mau pt. 2 nya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top