Jungyeon menatap jejeran barang-barangnya yang selalu ia bawa ke dalam tasnya—kecuali bunga itu, ia tidak tahu kenapa bisa ada bunga putih di dalam tasnya.

Gadis itu mengambil earphone, memasangkannya pada telinga setelah menyalakan musik di ponselnya, lalu mengambil sebatang rokok. Alisnya mengernyit saat tak mendapati pemantik api yang selalu dibawanya.

"Kau mencari ini?" Namjoon mengangkat sebuah pemantik ditangannya membuat Jungyeon langsung menyahut, "Eoh, guma—"

Secepat kilat Namjoon langsung menjauhkan tangannya hingga membuat Jungyeon merenggut kesal. "Ya, cepat berikan! Aku sedang malas bertengkar denganmu," dengusnya.

Sementara Namjoon malah menarik senyum simpul hingga memperlihatkan lesung pipitnya. "Daripada merokok, kau lebih baik makan ini." Namjoon memberinya sebuah lolipop berwarna pink, membuat Jungyeon mengernyit.

"Lolipop?"

"Iya, keduanya sama-sama bisa dikulum, kan? Lebih baik kau makan itu saja, atau mau pe—"

Jungyeon langsung menendang keras tulang keringnya hingga membuat lelaki itu mengaduh, "Dasar mesum!"

Namjoon masih meringis, ia langsung meraih lengan Jungyeon saat melihat gadis itu akan pergi. "Apa maksudmu? Aku baru saja akan mengatakan 'permen', permen!" tegasnya.

"O-oh, apa?" Jungyeon gelagapan.

Namjoon mengulum senyum geli, ia menarik lengan Jungyeon yang masih dipegangnya hingga tubuh gadis itu mendekat ke arahnya. Lelaki itu menatapnya intens, "Kau pikir aku mengatakan apa tadi? Pe**s? Woah Jungyeonie, sejak kapan kau jadi gadis mesum?"

Namjoon semakin memojokan Jungyeon hingga gadis itu tak dapat pergi kemana pun karena punggungnya telah menyentuh dinding. Pipinya bersemu, seiring dengan Namjoon yang semakin mendekatkan wajahnya.

Namun sebelum bibir Namjoon mengenai miliknya, ia langsung menginjak kaki Namjoon keras. Lelaki itu mengaduh sakit, sementara Jungyeon memanfaatkan situasi itu untuk kabur.

"Dasar sinting! Aku tidak akan membiarkan diriku terinfeksi oleh vampir jahat sepertimu!"

Kenapa sih, pikiranku
Gak pernah bersih kalo
bikin story mereka