× About Time pt. 2 ×

Sejak kecil, Jimin dan Jungkook selalu bersamanya. Saking dekatnya, tak jarang juga mereka ketiduran di rumah pohon yang dibangun ayahnya Jungkook, dibelakang pekarangan rumahnya dekat kolam. Pun orangtua mereka juga tak keberatan, sudah biasa. Tapi tak jarang juga, Jungkook menggendong Dahyun, membawanya pulang ke rumahnya lalu kembali tidur bersama Jimin di rumah pohon itu.

"Jungkook-ah." Suara serak Jimin yang masih memejamkan matanya terdengar.

"Hmm."

"Aku ... " Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Menyukai Dahyun."

Manik Jungkook langsung terbuka. Kesadarannya langsung terkumpul sempurna sementara Jimin sudah kembali ke alam mimpi.

Malam itu, Jungkook tidak bisa tidur. Itu adalah malam dimana Jungkook menyadari kalau pertemanan mereka sudah mulai goyah. Benar kata orang, kalau tidak ada persahabatan antara lelaki dan perempuan tapi kenapa rasanya sesakit ini saat mengetahui kenyataan kalau salah satu sahabatnya ini menyukai sahabatnya yang lain. Posisi yang paling dibencinya-penengah. Jungkook bahkan tak bisa membayangkan jika dihadapkan dengan pilihan harus berada di pihak mana. Baik Dahyun maupun Jimin sudah memiliki tempat khusus dalam hidupnya dan ia tidak ingin semua itu berubah.

Maka dihari valentine, disaat orang-orang memberikan cokelat pada orang terkasih atau bahkan menyatakan perasaannya, Jungkook memilih untuk bolos sekolah.

"Nah, berikan ini pada Dahyun dan nyatakan perasaanmu," ujarnya seraya memberikan Jimin sekotak cokelat kesukaan Dahyun yang telah dihias dengan pita berwarna pink.

"Eoh? Kau tidak akan ke sekolah?" Jungkook menggeleng, menguncungkan hoodie oversize-nya hingga menutupi kepalanya. "Aku sedang sakit, pergilah sebelum terlambat."

"Eoh, gumawo! Doakan aku ya!" Jimin segera melesat pergi dengan sepedanya. Jungkook melihatnya sekilas sebelum akhirnya membalikan tubuhnya dan kembali ke rumah.

Inilah keputusannya, untuk menyatukan Jimin dengan Dahyun. Ia tidak tahu, wanita mana yang bisa membuat Jimin bahagia selain Dahyun. Dan ia juga tidak tahu, lelaki mana yang bisa menjaga Dahyun sebaik Jimin.

Mungkin, memang itu perannya di sini. Menjadi perantara. Pun Jungkook juga tetap bisa berhubungan baik dengan mereka walaupun mereka sudah berpacaran. Ia tinggal mencari pacar saja kalo kesepian. Banyak yang mau dengannya, termasuk Nara, kakak kelasnya, sepertinya boleh juga.

Namun di malam hari, saat hujan deras kembali mengguyur, seseorang masuk ke dalam rumah pohonnya. Jungkook pikir itu Jimin, tapi rupanya itu adalah Dahyun.

"Kau? Mau apa kau kemari?"

"Ah ... Aku hanya ingin ... " Dahyun terlihat gugup. Beberapa kali ia menggigit bibirnya sendiri, mengabaikan rambut dan pakaiannya yang agak basah terkena hujan. Jungkook menghela napas, lantas mendekat untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ck, sudah tahu hujan kenapa masih kesini?" Jungkook mengusap-ngusap handuk itu di kepala Dahyun sementara gadis itu membeku ditempatnya, jantungnya berdebar.

Mengalungkan handuk itu dileher Dahyun sekaligus menutupi bagian dadanya yang terekspos, Jungkook berdeham canggung lalu mendudukkan dirinya di samping Dahyun.

"Ya, kenapa kau diam saja? Ada masalah?" tanya Jungkook.

Dahyun menggeleng.

"Jimin mana? Kau datang kesini sendiri?"
Dahyun mengangguk.

Jungkook berdecak kesal. "Ya! Katakan sesuatu sebelum aku-"

"Johae!" Manik Jungkook melebar, kaget. Dahyun memejamkan matanya menahan malu. "Nan ... Noreul johae, Jungkook-ah. Bukan sebagai teman tapi ... Sebagai perempuan. Aku menyukaimu."

Kekagetannya tidak sampai disana karena menit selanjutnya, Jimin masuk ke rumah pohon ini, bergabung dengan mereka seraya mengulas senyum lebar yang-palsu, Jungkook tahu itu.

"Wah ... Apa aku meninggalkan sesuatu?" Ditangannya ada kotak coklat yang Jungkook berikan padanya tadi pagi. Jimin meletakkannya di meja, tepat di depan Dahyun. "Nah, ini dari Jungkook, untukmu," ujarnya pada gadis itu

"Ya! Kapan aku-"

"Jungkook bilang padaku untuk memberikan itu padamu tadi pagi tapi kupikir, lebih baik kalau Jungkook memberikannya secara langsung padamu."

"Ya Bae Jimin!"

"Itu cokelat kesukaanmu, kan? Sepertinya Jungkook juga menyukai-"

Bugh!

Jungkook melayangkan tinju ke pipinya hingga tubuh Jimin ambruk. Dahyun menjerit, segera menahan Jungkook yang hendak menghajar Jimin lagi namun ia langsung membeku saat mendengar perkataan Jungkook.

"Dasar pengecut. Seharusnya kau sudah menyatakan perasaanmu pada Dahyun! Aku sama sekali tidak menyukainya! Tidak akan pernah!"

Setelah itu, Jungkook langsung angkat kaki dari rumah pohon itu. Mengabaikan hujan yang masih turun dengan derasnya.

Untuk beberapa saat, hening menyelimuti ruangan itu. Hanya suara gemuruh hujan yang terdengar. Dahyun masih di tempatnya, terduduk dengan wajah menunduk mencerna kejadian barusan. Jimin juga sama, berbaring dengan wajah menatap langit-langit yang kosong.

"Jimin-ah. Kau ... Menyukaiku?" tanya Dahyun pada akhirnya.

"Eoh."

"Kenapa kau tidak bilang? Harusnya-"

"Untuk apa? Orang yang kau inginkan hanya Jungkook. Bodoh kalau aku masih ngotot dan mengungkapkan perasaanku padamu setelah tahu semua itu." Jimin tentu masih ingat, saat dia akan memberikan cokelat itu, ia tidak sengaja mendengarkan percakapan Dahyun dengan temannya. Dahyun bilang kalau dia ingin menyatakan perasaannya pada Jungkook. Gadis itu bahkan mengaku sudah memendam rasa itu sejak lama. Gila, bisa-bisanya ia selama ini tidak menyadarinya.

Pada akhirnya, ketiga sahabat itu menyadari kalau persahabatan mereka telah hancur hanya karena perasaan asing-cinta-yang mulai tumbuh di masing-masing raga.

Tidak ada yang salah. Setiap orang tidak bisa menentukan, kapan dapat merasakan cinta dan ingin mencintai siapa karena perasaan itu tumbuh dengan sendirinya. Hanya waktu dan keadaan saja yang tidak tepat.

Hari valentine. Hari dimana mereka merasakan patah hati untuk kali pertama sekaligus-hari dimana mereka memutuskan untuk berjalan di jalan masing-masing hingga tumbuh dewasa.

Semua itu masih terekam jelas dalam benak, bahkan setelah Taehyung melamarnya, Dahyun masih mengingatnya.

"Jungkook-ah, Jimin-ah, bisakah kita bertemu? Ditempat biasa, kalian tahu kan? Aku akan menunggu."

Gimana?
Masih mau lanjut?

Kira-kira endingnya Dahyun
sama siapa ya 😌
Yuk tebak

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top