🌙Challenge Day 5🌙
Challenge Day 5 - Accepted
Persona 5 ficlet Bahasa Indonesia
Please, stay... my side
Story (c) Ki_Liya07
Persona 5 (c) CloverWorks & Atlus
Pairing : Vampire!Amamiya Ren x Ferena Vyerika
Genre : Vampire
Sinopsis : Aku berbeda dengan yang lainnya, aku menjijikkan. Jangan pernah mendekatiku bila kau hanya akan menjauhiku saja nantinya. Menyingkirlah.
.
.
.
Happy Reading
"Menjauhlah, Fe." Aku menghela napas pendek, mencoba menahan diri sebaik mungkin.
Dia Ferena, gadis yang selalu saja mengikutiku, atau lebih tepatnya menemaniku? Aku tak peduli apa maksudnya, yang jelas aku risih dengannya.
"Aku hanya mencoba menemanimu, Amamiya-san."
Aku mendengus samar, memutar badan kemudian aku langsung menatapnya tajam. Aku benci itu, sebuah rasa kasihan. Aku sangat membencinya. Apalagi bila seorang gadis yang mengasihaniku.
Dimana harga diriku?
Brak!
Aku memerangkap Ferena di dinding, gadis itu terlihat terkejut. Aku mengunci dirinya, kedua tanganku berada di samping tubuhnya yang mungil.
Wajah ketakutan itu... ah, aroma darahnya lebih tajam dibanding ketika ia memasang perasaan normal.
Apa yang aku pikirkan?
"Katakan, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?" Aku bertanya dengan nada dingin, melihat dirinya dengan tatapan membunuh.
Gadis itu bergidik ngeri, ia meneguk salivanya susah payah. Dan melirik ke arah lain, memutus kontak mata secara sepihak.
Huh, jadi sudah mulai takut?
"Aku... hanya ingin jadi temanmu. Aku ingin kau mengakui bahwa aku temanmu."
Deg!
"Aku ingin menjadi temanmu, Ren!"
Kepalaku pusing seketika, rasanya bagai ditusuk ribuan jarum disaat bersamaan. Aku melepaskan kuncianku pada Ferena dengan spontan, membuat gadis itu sedikit kebingungan.
Tidak-tidak, bagaimana suara dan sifat gadis ini begitu mirip dengan seseorang di masa laluku?
"Amamiya-san?" Ferena mencoba mendekat, ia mengulurkan tangannya mencoba menyentuhku. Namun aku menepisnya dengan kasar, membuat ia meringis samar.
"Menjauh, aku adalah mahluk menjijikan. Kau akan menyesal." Aku berujar sarkas merendahkan diri sendiri. Sensasi perih masih setia berada di kepalaku, membuat tanganku otomatis meremas rambutku.
"Amamiya-san?"
Sial, aku lupa... aku belum meminum darah...
"Amamiya-san? Ada apa?" Ferena semakin mendekat, membuat aroma darahnya semakin tercium olehku.
Dia pemilik darah manis...
"Menjauhlah sebelum aku melakukan hal buruk padamu, Fe." Aku kembali memperingatkannya, kemudian tubuh otomatis bergerak ke belakang.
Pandanganku mulai kabur, tapi indera penciumanku masih dapat merasakan aroma darah gadis di hadapanku ini.
Gadis itu terus mendekat, membuatku semakin pusing dan mual di saat bersamaan. Aku lapar, aku haus... aku membutuhkan darahnya...
"Darah..." Aku bergumam tanpa sadar, membuat Ferena menghentikan langkahnya dengan wajah kaget.
"Apa?" Gadis itu sepertinya tak memahami ucapanku sehingga ia bingung sendiri.
Deg... deg... deg...
Degup jantungku semakin berdentum cepat, menandakan bahwa aku panik saat ini. Aku tak bisa melakukan apapun selain meminum darah gadis ini.
"Ferena, aku sudah memperingatkanmu..."
"Amamiya, apa yang---"
Set! Tap!
"Akh!"
Aku memeluknya, menenggelamkan kepalaku pada ceruk lehernya untuk menancapkan taringku guna menghisap darah gadis itu.
Suara ringisan yang tercipta tak terdengar olehku, aku terlalu fokus menikmati sensasi darah manis yang berhasil aku minum darinya.
Ini sangat enak, aku tak yakin apa aku bisa melepaskannya.
"Amamiya!"
Aku tersentak, membuat Ferena spontan meringis kesakitan karena taringku masih berada pada lehernya. Kesadaranku kembali, dan aku langsung melepaskan gigitanku darinya.
Dapat aku lihat dirinya yang ketakutan, sudut matanya basah karena buliran bening yang menggenang. Aku perlahan tertegun selama beberapa saat.
Apa aku menyakitinya?
Aku belum sepenuhnya melepas gadis itu, dalam hati terbesit suatu rasa bersalah. Kontan saja aku kembali memeluk gadis itu, kali ini aku merengkuhnya dengan lembut seakan tidak bisa melepaskannya.
Aku memeluknya dengan hati-hati, kemudian menjilat lehernya, menjilat bekas gigitanku yang masih mengeluarkan beberapa tetes darah. Mencoba menyembuhkannya, namun di sisi lain membuat Ferena menahan nyeri.
"Amamiya-san, kau... vampire?"
Aku mencoba menyangkal hal itu, betapa menjijikkannya sekarang diriku di hadapan gadis ini. Aku menggeleng, kemudian menghentikan aksi lidahku pada lehernya.
"Half-blood." Gumamku menjawab. "Aku vampire setengah manusia." Lanjutku.
"Amamiya..."
"Sudah kubilang bukan bahwa aku menjijikkan? Dilahirkan tak jelas dengan darah yang setengah-setengah seperti ini. Aku tak diterima di ras vampire karena aku bukan darah murni, dan aku tak diterima di ras manusia karena aku dianggap kutukan..." nada bicaraku terdengar frustasi, putus asa, tanpa harapan.
Aku merengkuh gadis itu semakin erat, mencari suatu kehangatan dalam tubuhku yang dingin ini.
"Sekarang kau tahu kenapa aku selalu memintamu menjauh, 'kan? Ini demi kebaikanmu. Maaf aku menyakitimu tadi. Maaf..."
Hening selama beberapa saat, sebelum akhirnya sebuah tangan mungil dan hangat menyentuh separuh wajahku. Membuat kepalaku lantas mendongak karenanya.
Apa-apaan itu?
Senyuman manis dan hangat terlukis di wajahnya, Ferena mendekatkan wajahnya kemudian mengecup keningku.
Apa? Apa maksudnya?
"Aku selalu menerimamu, Amamiya. Kau bisa mempercayaiku."
"Fe..."
"Aku akan selalu menerimamu, aku akan terus bersamamu mulai sekarang dan selamanya, Amamiya."
"Ren, panggil aku Ren..."
"Ren, aishiteru..."
END
Author note ;
"Vampire murni, dibuktikan dari cara mereka berinteraksi. Akan tetapi, bagaimana bila lahir sesosok half-vampire datang ke dunia ini? Sosok terlangka yang tercipta atas pelanggaran dari kedua orangtuanya."
Seperti biasa, prompt siapa ini? :'v
Ini keknya malah belok romance ya--maapkan saya, saya suka sekali cowok dingin yang mirip vampire ganteng. Kayak ada gurih-gurihnya gitu(?)
Challenge Day 5 - Done
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top