✴Challenge Day 4✴

Challenge Day 4 - Accepted

End My Life

Story (c) Ki_Liya07

Genre : Fantasy (meibi)

Sinopsis : Kau tahu cerita puteri salju? Ia tak sebahagia dan semenderita itu. Tak percaya? Mari kuceritakan

.
.
.

Happy Reading

Kulitnya mulus dan seputih salju dingin, bibirnya merah seperti mawar yang mekar, rambutnya hitam legam bagai eboni.

Kau tahu siapa dia?

Namanya adalah Puteri Salju, gadis rupawan yang kecantikannya tak dapat lagi bisa ditandingi oleh siapapun.

Dalam buku dongeng, gadis ini digambarkan memiliki cerita yang kurang menyenangkan.

Aku yakin kau sudah pernah mendengarnya, bukan?

... Belum?

Baiklah, aku akan menceritakannya padamu.

***

Pada saat zaman dahulu, ada seorang Ratu yang sangat cantik. Ia begitu terobsesi untuk memperindah parasnya agar tidak ada satupun yang bisa menandinginya.

Ratu itu selalu berbicara pada cermin ajaib yang berada di Istananya. Cermin ajaib itu bisa berbicara bahkan bisa meramal peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

Suatu hari, seperti biasanya sang Ratu berada di depan cermin. Ia tersenyum puas menatap pantulannya di cermin yang begitu cantik.

"Cermin cermin di dinding, katakan padaku, siapa wanita paling cantik di dunia ini?"

Permukaan cermin itu perlahan bergetar seperti air di dalam kolam, warna hitam dan putih terlihat kabur di dalamnya sebelum sebuah suara menyahut.

"Oh, tentu saja Ratuku inilah yang paling cantik di dunia."

Sang Ratu tersenyum penuh kemenangan, hanya kalimat itulah yang selalu ia tanyakan pada cermin kesayangannya setiap hari tanpa lelah.

Mungkin ini terdengar gila, tapi itulah yang terjadi di sini.

Seorang Ratu yang terobsesi akan kecantikan dirinya sendiri.

***

"Cermin cermin di dinding, katakan padaku, siapa wanita paling cantik di dunia ini?"

Lagi, sang Ratu kembali bertanya. Cermin itu kembali bergetar, namun suara masih belum terdengar sampai akhirnya ia menyahuti.

"Oh, Puteri Salju adalah wanita yang paling cantik di dunia ini."

"Apa?!"

Sang Ratu memukul meja riasnya dengan kepalan tangan yang kuat. Kilat amarah terpancar jelas dari matanya.

"Siapa Puteri Salju?!"

"Dia adalah gadis yang kelak akan menjadi wanita yang cantik jelita. Dia yang akan mengambil posisimu dari Kerajaan ini."

"Aku harus menemukannya..."

***

Sementara itu, di sebuah hutan yang tak diketahui banyak orang. Terdapat sesosok gadis bernama Puteri Salju yang hidup bersama 7 kurcaci mungil.

Hidup jauh dari keramaian membuat dirinya terasingkan akan rasa hasrat yang ia butuhkan.

Tak ada cinta, kasih sayang, benci, amarah, semuanya hampir terasa hambar bagi Puteri Salju. Wajah cantiknya tak dapat menjadikan kehidupannya pun juga cantik, tidak.

Meskipun ia bisa tersenyum, ia tak bisa tertawa. Ya, dia tak bisa berbicara. Mengenaskan bukan?

Jangan kira hanya sang Ratu saja yang memiliki cermin ajaib, Puteri Salju juga memiliki sebuah cermin yang bisa bicara.

Bagaimana cara berkomunikasi dengan cermin itu?

Puteri Salju akan menusuk jarinya sampai berdarah, kemudian ia membentuk kalimat di atas cermin dengan darah tersebut.

Mengerikan? Kurasa begitu.

***

7 kurcaci pernah berkata, bahwa Puteri Salju tinggal bersama mereka agar Ratu jahat tidak bisa menemukannya. Namun tentu hal itu akan terdengar aneh bagi Puteri Salju.

Bila nyawanya terancam, maka Puteri Salju hanya akan berserah diri.

'Lagipula aku tak memiliki alasan hidup, aku pantas mati.' Batin Puteri Salju putus asa dengan segala warna monokrom dalam kehidupannya yang tidak berarti.

***

"Jangan pernah membukakan pintu untuk orang asing kecuali kami yang datang." Salah satu kurcaci memberitahu si Puteri Salju.

Hidup ini tidak adil, pikirnya.

Dia mendapatkan wajah cantik, tapi kenapa kehidupannya begitu suram begini? Setiap hari harus berdiam diri di rumah dan hanya sesekali bergumam tak jelas dengan para burung yang berkicau?

Puteri Salju duduk di sebuah meja rias, ia mengambil sebuah jarum dan beberapa kali menusukkannya pada jari telunjuknya yang putih.

Ia menulis di cermin dengan wajah datar, pantulan dirinya terlihat begitu jelas dari cermin itu.

'Bagaimana caranya aku mengakhiri dongeng menyedihkan ini?'

Cermin itu perlahan bergetar, menghapus jejak darah dari kalimat yang ditulis Puteri Salju kemudian sebuah bisikkan seram terdengar.

"Seorang penyihir tua akan datang membawakanmu apel beracun. Makan apel itu, dongeng ini akan berakhir."

***

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar, Puteri Salju mengintip dari jendela dan melihat sesosok nenek tua dengan jubah hitam memegang sebuah keranjang buah berisi apel.

Merasa ganjal, gadis itu segera membuka pintu, kemudian menatap heran pada sang nenek.

Tangan kurus wanita tua itu perlahan terulur, memberikan sebuah apel dengan warna semerah darah pada Puteri Salju.

"Apa kau mau apel ini? Ini sangat lezat."

Puteri Salju tersentak, teringat perkataan cermin padanya. Ia menunduk menatap apel itu, kemudian beralih pada jari telunjuknya yang masih berdarah.

Tanpa ragu, ia pun tersenyum. Tangan halusnya menerima apel itu dan segera menghirup aromanya.

Detik kemudian, ia menggigit buah apel tersebut. Rasanya begitu perih dan mencekat, seolah tenggorokkan gadis itu ditusuk beribu-ribu jarum.

Sang Puteri Salju segera jatuh ke tanah, ia terbatuk-batuk sampai mengeluarkan darah. Dadanya sesak, ia tak bisa bernapas, oksigen seakan sulit untuk didapatkan.

Hal terakhir yang ia dengar hanyalah suara tawa nyaring dari sang nenek tua.

END

Prompt :

"Tentang Puteri Salju yabg memakan apel beracun. Puteri Salju tahu bahwa nenek yang mrmbawakan apel untuknya adalah sang Ratu dan apel yang kini ada di tangannya adalah apel beracun. Ia berharap dengan memakan apel ini semuanya akan berakhir. Ia lelah. Sangat lelah. Dan ia ingin beristirahat."

Eumn, jadi gini. Aku ga bisa membedakan cerita Puteri Salju dan Puteri Tidur, hehe.

Btw fantasy sama sekali bukan genre dalam zona nyamanku. Jadi maaf bila cerita ini sama sekali tidak persis di dongeng aslinya. Aku melakukan sedikit modifikasi cerita agar bisa masuk dengan promptnya. Dan... prompt siapa ini?

Challenge Day 4 - Done

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top