🌟Challenge Day 2🌟
Challenge Day 2 - Accepted
Persona 5 Oneshot Bahasa Indonesia
Forgive me
Story (c) Ki_Liya07
Diclaimers (c) CloverWorks
Pair : Kurusu Akira x Ferena Vyerika
Genre : Relationship
Sinopsis : Ferena membuat suatu kesalahan fatal, yaitu mematahkan kacamata milik Akira. Ingin minta maaf, tapi enggan, Akira pun hanya diam saja ketika berada di dekat atensi gadis itu. Hanya sebuah kata maaf yang diperlukan, apakah itu berlebihan?
.
.
.
Happy Reading!
"Jadi... kau mematahkan kacamata Kurusu-san?" Temanku Fero bertanya seiring kening mengernyit heran.
Aku menghembuskan napas pendek, kemudian mengangguk singkat. "Tapi aku tak sengaja!" Sahutku sedikit membela diri.
Fero terlihat tertawa kecil, gadis yang lebih tinggi dariku itu kemudian tersenyum jahil padaku.
"Akhirnya aku tahu kenapa Kurusu-san tak memakai kacamata lagi hari ini,"
"Fero, ini serius. Apa yang harus kulakukan?"
Fero mengangkat sebelah alisnya, menatapku sedikit heran. "Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan, Ren."
"Tidak."
Fero menghembuskan napas frustasi. "Tentu saja minta maaf!"
"Aku, 'kan, tidak salah!"
"Kau itu salah!"
"Enggak! Aku tidak sengaja melakukannya!"
"Ya, itu tetap terhitung salah!"
"Enggak!"
"Iya!"
"Enggak!"
"Iya!"
Dan akhirnya perang dunia ketiga muncul akibat pertengkaran 'kecil' kami berdua.
***
Namanya Kurusu Akira, dia pacarku. Sudah 3 hari ini dia tak bicara ataupun mengirimku pesan. Mungkin ia kesal padaku karena aku sudah mematahkan kacamatanya.
Perlu aku ulangi, aku tidak sengaja.
Waktu itu, aku berkunjung ke rumah Akira dan bertemu Morgana yang sedang tertidur di bantal kucingnya. Karena gemas, aku pun langsung memeluk Morgana, namun tanpa disangka ternyata kacamata Akira ada di bawah bantal itu dan akhirnya patah karena aku.
Itu termasuk tidak sengaja, 'kan?
"Well, tak ada salahnya minta maaf, 'kan, Rena?" Ann menepuk pundakku saat kami mengobrol di kelas tentang masalahku.
"Tapi, Ann. Aku tidak sengaja..."
"Ferena, ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang berani mengambil langkah dan memaafkan serta mengakui."
"Ann..."
"Akira memang pendiam, tapi entah mengapa ia lebih pendiam lagi akhir-akhir ini. Kau tahu itu, 'kan?"
"Iya,"
Ann tersenyum simpul dan mengacak rambutku dengan gemas.
"Cukup katakan maaf, Akira pasti mau memaafkanmu, 'kok."
***
"Morgana?"
Aku melihat seekor kucing hitam dengan mata berwarna biru di bawah pohon di samping lorong terbuka. Itu Morgana, kucing Akira.
Biasanya, dimana ada Morgana, disitu ada Akira.
Maka aku pun mendekati kucing hitam itu, kemudian berjongkok dan tangan pun terulur mengelus kepalanya.
"Eh? Kau sedang apa di sini, Ferena?" Morgana menoleh kala menyadari atensiku, kuping kucing itu bergerak senang ketika aku sentuh.
"Mencari Akira."
"Eh? Untuk apa?"
"Umn... bicara..."
Tampak Morgana menatapku dengan jahil, kucing itu menggerakkan ekornya kesana kemari dengan semangat dan matanya memandang pada sesuatu di belakangku.
"Ferena?" Suara berat itu terdengar di telingaku, begitu familier dan aku sangat menghafalnya.
"Meow~ aku tidak mau mengganggu. Nikmati waktu kalian, Akira, Ferena." Morgana segera berlari pergi meninggalkanku dan Akira dalam hening yang canggung.
Cukup katakan maaf, Ferena. Mudah sekali.
Aku beranjak berdiri, kemudian berbalik. Dapat aku lihat wajah Akira yang begitu dingin tanpa kacamata, tatapan yang dapat membuatku takut setengah mati.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Maaf, hanya itu. Ayo lakukanlah, Ferena!
"Kenapa kau tidak mengirimku pesan 3 hari ini? Kenapa kau menjauh? Kenapa kau tidak menatapku saat aku bicara, Ferena?"
Aku tersentak, kepala pun spontan mendongak menatap kaget pada Akira yang masih nenatapku dengan wajah biasanya, datar.
"Akira, aku..."
"Hm?"
Aku meremas ujung rok seragam yang aku pakai, sulit sekali rasanya menahan rasa gengsi dan takut ini. Minta maaf pada Akira itu seakan kau akan dimakan oleh serigala.
"M-maaf,"
Senyuman kecil terukir samar di bibir Akira, lelaki itu memiringkan kepalanya. "Untuk?"
"Kesalahan yang aku buat."
"Kau tahu apa kesalahanmu?"
"Karena mematahkan kacamatamu..."
Hening untuk beberapa saat, hal ini membuatku takut sehingga buliran kristal bening menggenani sudut mataku. Aku menundukkan kepala, takut kalau-kalau Akira akan memojokkanku dengan kalimat yang akan diucapkannya.
"Jadi kau yang mematahkan kacamataku?" Sebuah tangan menyentuh kepalaku dengan hangat, mengelus rambutku begitu lembut dan hal itu tentu saja langsung membuatku mendongakkan kepala.
"A-Akira..."
"Kau tahu? Aku kira Morgana yang mematahkannya karena bekas kacamataku yang rusak ada di bawah bantalnya."
"Akira, a-aku sungguh minta maaf. T-tolong jangan marahi aku, a-ku tak sengaja melakukannya, hiks..." air mata jatuh menyentuh pipiku, aku merasa begitu bersalah pada Akira.
Aku rindu Akira yang memakai kacamata itu, Akira yang tersenyum meskipun hanya seperti benang tipis. Akira, itu Akira-ku.
"Maafkan aku juga." Sebuah tangan memeluk pinggangku, membawaku dalam pelukkan hangat Akira. Dagu lelaki itu ia letakkan di atas kepalaku.
"Akira... jangan marah padaku, hiks..."
"Tidak..."
"J-jangan hiks b-bersikap cuek p-padaku hiks..."
"Tidak, Ferena..."
"J-jangan m-membentakku karena hal ini... hiks..."
"... Iya, Ferena. Sudahlah..."
"Akira..."
"Hmn?"
"Kau memaafkanku?"
Diam-diam Akira tersenyum hangat, lelaki dengan persona Arsene itu pun mengecup hangat keningku dan mengelus lembut kepalaku dengan penuh rasa sayang.
"Iya,"
***
Prompt :
"Kau melakukan sebuah kesalahan fatal, orang yang sangat berharga untukmu akan pergi meninggalkanmh dan hanya perlu mengatakan 'maaf' tapi harga dirinu yang terlalu tinggi mencegahmu untuk mengatakannya."
Promptnya siapa ini ngaku x'v susah coeg:"v
Btw Ki-chan lagi suka banget sama ni karakter *-* animenya bagus, dan adaptasi dari game juga xD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top