🍃Challenge Day 1🍃

Challenge Day 1 - Accepted

Kuroko no Basuke OneShots Bahasa Indonesia

Give Up

Story (c) Ki_Liya07

Diclaimers (c) Tadatoshi Fujimaki

Pair : Kise Ryouta x (Name)

Genre : Angst, hurt/comfot and a bit drama

Sinopsis : Kise menyukai (name) sejak pertama bertemu, namun sayangnya sang gadis telah memiliki kekasih. Kise menunggu, terus menunggu sampai akhirnya sang pujaan hati putus dengan sang kekasih. Inilah kesempatan Kise mendapatkan hati (name)! Bisakah dia melakukannya?

.
.
.

Happy Reading!

Kau kira menunggu itu adalah hal yang mudah?

Aku menunggumu begitu lama!

Tapi apa? Bahkan setelah kau berpisah dengannya, kau masih mengharapkannya, (name)!

Kenapa... kenapa tidak sekali ini saja... kumohon lihatlah ke arahku

Aku bersumpah, maka saat itu, kau akan menemukan orang yang selama ini menyayangimu

***

"Ah, Akashi-cchi memang memiliki kharisma yang kuat, ya-ssu?"

Aku tersenyum kecil melihat kapten tim basket SMP Teiko itu. Rambut crimson serta jabatannya yang berpengaruh besar dalam SMP Teiko membuatku sedikit iri.

Aku bukan iri pada kepopulerannya, namun aku iri karena ia bisa mendapatkan hatimu, (name).

Hm, mengingat fakta itu membuatku mau tak mau tersenyum kecil. Bukan, lebih tepatnya tersenyum meringis.

Ya, aku menyukaimu. Akulah yang pertama kali mendekatimu, aku yang pertama kali mengerti kamu, aku yang pertama kali mengetahui segalanya tentangmu, tapi... ternyata 'dia'lah yang menjadi 'kamu' untuk'mu' yang pertama.

'Hidup ini memang pahit, huh?' Batinku berujar pelan. Setidaknya, aku akan menunggumu, (name). Aku akan menunggumu sampai kau putus dengannya, aku akan terus menunggumu.

Karena aku tahu, kau pasti tetap butuh bahu untuk bersandar selain bahu orang yang kau cintai, 'kan? Aku bersedia, (name). Aku bersedia menjadi sandaran hidup bagimu. Bahkan bila kau membutuhkan sandaran itu selamanya, maka aku juga akan selamanya di sampingmu.

***

Perjuanganku tidaklah sia-sia. Aku bersyukur, namun entah mengapa hati ini begitu pilu melihat sedih di wajahmu kala itu.

Aku bahkan sampai tidak tega melihatmu seperti itu. (Name), ayolah. Sebegitu tidak rela, 'kah? Sebegitu besarnya kau tidak rela berpisah dengan Akashi?

Aku mengerti bahwa Akashi memanglah seorang lelaki yang perfect, tidak ada cela yang bisa diremehkan untuknya. Dia pintar, tampan, berwibawa, dan berjiwa kepimpinan, singkirkan sejenak fakta bahwa dia sudah kehilangan ibunya.

Sial, kalau begini. Aku tak bisa senang dan bersyukur... sepertinya, melihat wajah senangmu karena Akashi lebih baik daripada melihatmu terluka seperti ini.

Kala itu di atap, kau menangis di pundakku, di pelukkanku. Kau menceritakan segalanya. Hubunganmu dan Akashi yang dulunya manis dan berakhir pahit hingga akhirnya sang emperor memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian.

"Kise... hiks, Sei-kun mengakhiri hubungan kami. D-dia bilang, hiks a-aku adalah seorang gadis merepotkan, a-aku bukanlah tipenya... hiks."

Aku tersenyum getir mendengarnya. Rasa sedihmu seakan mengalir padaku karena kala itu kau yang menangis memelukku.

Aku tak tega, sungguh...

Hey? Apakah kau tidak menyadari kehadiranku di sini? Bertahun-tahun menunggu, terus menunggu dan tersenyum serta sabar dan selalu menghiburmu. Apakah kau tidak sadar bahwa aku selalu ada di sini?

Apa kau...

Tidak sadar perasaanku yang sebenarnya?

"(Name)-cchi, bukan hanya Akashi-cchi saja bukan yang bisa menjadi cintamu?"

"Huh? Apa maksud---"

"Suki da yo, (name)-cchi. Aku tahu ini mendadak, tapi menunggumu untuk menoleh padaku dan menyadariku itu begitu sulit. Dan sekarang, izinkanlah aku membantumu menghapus luka yang ada di hatimu. Aku berjanji akan berjuang sepenuhnya hanya untukmu-ssu."

Kulihat kedua manik mata (eye colors) itu terkejut sesaat, raut wajah ragu pun sempat terlihat. Namun tangan hangatku segera menangkup kedua tanganmu, menggenggammu dalam hangatnya perasaan ini.

"(Name)... bisakah?"

"Terima kasih, Kise. Aku sangat menghargainya... aku... akan mencoba mencintaimu juga."

Akhirnya!

Tubuh mungil itu langsung kudekap dengan penuh kelembutan, aroma shampoo yang menyeruak dari rambut halusmu bagai menghipnotisku untuk terus memelukmu kala itu.

"Arigatou-ssu..."

Namun kala itu, aku lupa bahwa yang menerimaku adalah sebuah hati yang ragu.

***

Tidak, kau tidak menyadariku, kau tak sepenuhnya menoleh dan berserah diri padaku.

Kau masih menatapnya, mantan kekasihmu, Akashi Seijuurou.

Aku beberapa kali melihat wajah terlukamu kala melihatnya, namun apakah kau tahu bahwa aku lebih terluka di sini?

Akulah yang lebih terluka. Aku yang memayungimu dengan cinta, namun kau malah memayungi Seijuurou dengan harapan yang tak kunjung aku dapatkan itu.

Aku sakit, (your name). Aku tahu mungkin perasaan gadis lebih emosional, tapi bukankah lelaki sepertiku juga memiliki perasaan dan emosi? Sekali saja, kumohon mengertilah padaku.

Sepertinya tidak bisa?

Meskipun aku menghiburmu ratusan kali, bahkan selalu menghiburmu, hati kita tak akan pernah mendekat 1 centimeter pun.

Apakah salah jika aku hanya berharap satu hal kecil? Hatiku sakit, aku juga punya perasaan, (name). Tolong... tolonglah mengerti padaku sekali saja...

***

Hujan hari ini lumayan deras, dan kali ini aku lagi-lagi melihatmu sedang menatapnya. Aku juga punya batas kesabaran diriku sendiri, (name).

Cukup, aku tidak tahan lagi.

Dengan segera aku menarik tangan yang kecil itu, membawamu pergi keluar kelas dan berjalan di lorong. Kau terdiam, aku juga.

Sesaat setelah kita berada di loker sepatu, aku menghentikan langkah. Kemudian berbalik, menatapmu dengan begitu lembut.

Aku mencoba menguatkan diri dan hatiku. Kumohon, aku akan berusaha lebih kuat untuk momen ini, aku percaya pada diriku ini.

Tangan terangkat untuk membelai pipimu, senyuman hangat tak selaras dengan hujan itu terukir seiring bibir pun terbuka dan berucap.

"Kurasa memang sia-sia memperjuangkanmu kala kau mengharap yang lain. Sepertinya memilikimu memang mustahil, aku menyerah."

Kau terlihat terkejut, namun aku tak tahan melihat hatimu yang tak kunjung bergerak terbuka padaku. Aku tahu kau masih mengharapkannya. Jadi, kejarlah dia, selagi ada waktu. Biar saja aku yang tersakiti, kamu jangan.

"Cukup sampai sini perjuanganku, sampai nanti, (name)."

Aku tahu kau saat itu ingin mengucapkan sesuatu, namun sepertinya sesuatu dalam dirimu tak kuat mengatakannya. Benar begitu, (name)?

Aku berlari menerobos air yang terus turun, hujan kala itu memelukku dengan rasa dingin. Getir dan perih di hati begitu terasa, namun setidaknya aku sudah bisa melepaskanmu. Aku sungguh rela.

Aku lepas, tapi apakah ini pilihan yang baik? Menyerah begitu saja setelah aku melakukan segala hal dan cara untuk mendapatkan hatimu?

Aku yang payah ini memang tak pantas bukan untukmu, (name)? Apa kau senang sekarang? Kau senag telah berhenti bersandiwara dengan peranmu menjadi kekasih seorang Kise Ryouta ini?

Sebuah bunyi nyaring menerobos telinga, jalanan licin membuatku terjatuh, sinar yang begitu menyilaukan membuat pandanganku kabur.

Sampai akhirnya aku mendengar suara yang begitu ribut, aku tak bisa merasakan apa-apa. Apakah ini benar-benar akhir dari perjuanganku?

The end
*****************

Prompt :

Dia menatapku dengan sedih, namun senyuman masih tampak jelas di bibirnya.

"Sepertinya memang sia-sia saja bejuang untukmu saat kau mengharapkan yang lain. Memang mustahil memilikimu, aku menyerah..." katanya jujur dengan nada lirih nyaris berbisik.

Author note :

Eumn, setelah lihat di chapter Start! Sebelumnya... sepertinya saya minta maaf:"

Mohon maklumi author gesrek ini ya:" maaf:")

Ini ga tau ngena atau engga😂 gimana menurut kalian?😂

Challenge Day 1 - (Done)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top