Tarawih Taraktakdung


Habis makan malam, Gon dan kawan-kawan pergi ke masjid untuk salat berjamaah. Yang niat buat salat cuma Kurapika aja sih, Trio Gokil mah ke masjid niatnya main bareng anak-anak lain.

Masjidnya rame, dari tangga masjid sampe batas suci udah penuh sandal. "Wih banyak sandal bagus nih," kata Killua, baru datang udah mau nyomot sandal orang. Kurapika jitak deh kepalanya.

"Heh gak boleh ambil sandal punya orang, itu namanya maling," tegur kembarannya si mak Beti, Killua manyun sambil usap kepalanya yang benjol. "Iya, iya, gak bakal dicolong kok," ujarnya, terus pake peci untuk menutupi benjolnya.

"Kurapika, di sini masih ada yang kosong!" seru Gon, jari telunjuknya mengarah ke sebuah rak sepatu yang ada di dekat tempat wudu.

Mereka hampirilah si bocah klepon—kata Killua warna baju koko sama sarungnya Gon mirip klepon, atasnya putih bawahnya hijau bermotif putih, makanya disebut begitu—yang lagi taruh sandalnya di rak terus ikut taruh sandal.

"Leorio mana eh kok gak ada?" tanya Kurapika, tengok kanan kiri atas bawah depan belakang cari babu setianya.

"Tuh dia," kata Killua sembari tunjuk seonggok makhluk yang pake baju koko berwarna biru muda lagi jongkok di halaman masjid. Gon panggil bapak angkatnya itu, "Leorio, sandalnya taruh sini!"

Leorio noleh terus nyahut, "Iya sebentar gue lagi cari sandal buat ditaruh di situ!"

"Heh, gak boleh! Sini kau lele atau aku goreng kau nanti!" Mengamuklah emaknya, Leorio nurut aja daripada jadi menu pecel lele lela.

Usai taruh sandal, mereka beranjak ke tempat wudu. "Kur, tempat wudu cwk ada di sebelah ya," canda Killua, terus kabur ke dalam tempat wudu laki-laki eh jatuh terpeleset pas lari.

Azab bercanda di masjid.

Gon sama Leorio ketawa sementara yang diledek cuek aja. 'Sabar, pulangnya gue tenggelamkan tuh kucing garong di bak mandi,' batin Kurapika, niat balas dendam.

Antrelah mereka buat wudu. Kurapika kaget tiba-tiba ada yang tepuk pundaknya jadi latah, "Eh ayam ayam kaget, duh Pak Haji bikin takut aja saya kira mau dihipnotis."

Pak Haji Ijah ternyata, beliau senyum sambil elus kepalanya Kurapika terus bilang, "Neng, tempat wudu perempuan ada di sebelah."

"SAYA LAKI, PAK!"

"Loh laki kok geulis pisan (cantik banget)?"

"PAAAK!" Kurapika ngegas pas teman-temannya ngakak, "Heh gue ceburin lu semua ke toilet!"

Trio Gokil pun mingkem, takut diceburin ke toilet. Pak Haji Ijah kabur.

Udahnya mereka wudu bergantian, pas giliran Gon lagi wudu tiba-tiba ada yang iseng cipratin air dari sampingnya. Gon kira tuh gak sengaja kecipratan ya namanya juga lagi wudu. Tapi, cipratan airnya lama-lama berubah jadi guyuran.

Gon balas cipratin air ke Killua sebagai tersangka yang lagi wudu di sampingnya, tapi Killua malah protes, "Ih, ganggu aja orang lagi wudu."

Lagi wudu kok ngomong.

Bocah itu pun berhenti wudu lantaran bingung. "Lah kalo bukan Killua terus siapa?"

"Mana saya tahu saya kan Putri Salju."

"Putri salju kacang mede iya."

Pas dicipratin lagi, Gon noleh ke arah cipratan airnya eh tersiram mukanya. Gon usap mukanya, terus ngegas begitu lihat siapa biang keroknya, "Zushi? Rupanya kamu!"

"Pararunten akang teteh :v"

"Lucu kah begitu? Tidak so fun, kamu ini berdosa banget." Gon mendadak gaul.

Si pelaku ketawa sambil cipratin air ke Gon yang menghindar, jadinya Killua yang kena. "Heh woy siapa sih!" pekik Killua sambil natap Gon, si bocah klepon tunjuk Zushi yang ketawa.

"Zushi tuh yang mulai, Killua!"

"Oh, awas kau Zulkipli!" Killua kumur-kumur terus nyemburin airnya ke muka Zushi eh gak sengaja kena Gon juga.

Zushi kumur-kumur buat sembur Killua, tapi malah kena Gon yang ada di tengah antara keduanya. Proteslah bocah klepon itu habis disembur mbah dukun, "Ih kok aku melulu sih!"

Gon tutupi keran di depannya pake telapak tangan, air keran yang mengalir jadi muncrat ke mana-mana. Akhirnya, mereka bertiga bukannya wudu malah mandi.

Kurapika yang lihat anak-anaknya berulah pun ngegas, "HEH JANGAN MAIN AIR!"

"Lah kok ngamok!"

The queen has spoken, "Zushi, kamu wudu di luar!"

Habis wudu, mereka beranjak ke tempat salat. Tadinya mau di saf paling depan, anak saleh calon menantu idaman ibu-ibu ya kan. Tapi saf depan udah penuh sama para sesepuh, akhirnya mereka duduk berderet di saf paling belakang. Zushi juga ikut duduk di sebelah Gon.

"Eh, pawang lu mana?" tanya Killua, pawangnya Zushi tuh Wing-sensei yang kerja jadi guru bimba AIUEO di komplek setempat.

"Ada noh di Bojong Kenyot."

"Ih 'pala bapak kau dikenyot, serius nanya." Killua tempeleng kepalanya Zushi, si empunya kepala cuma ketawa.

"Ada tuh di depan lagi merumpi sama Pak Boi," jawab Zushi sambil tunjuk pengasuhnya yang duduk di saf kedua. "Aku disuruh di belakang supaya gampang kalo mau pulang, Wing-sensei mau sampe selesai katanya."

"O." —Killua.

"Y." —Zushi.

Ikamah berkumandang, para jamaah pun berdiri mengatur saf. "Rapatkan dan luruskan safnya. Metu kono, belok kiri, lurus wae," kata Pak Haji Ijah yang jadi imam baru mau takbiratul ihram. "A—"

"AAAAAAAAAMEEEEEEEN!" teriak Zushi, belum takbir udah teriak aamiin.

'Dasar begog (anak monyet), bikin malu aja nih kelakuannya. Awas kau pulangnya aku jadiin kau topeng monyet,' batin Wing-sensei sambil tepuk dada elus jidat.

Salat dimulai, awalnya khusyuk eh tapi pas rukuk ada yang kentut. Tut, suaranya MERusak DUnia, merebaklah semerbak wangi kemenyan memenuhi seantero masjid.

Gon gemetar tahan tawa sambil gigit bibir, Killua yang cengar-cengir di sebelahnya menunduk. Zushi cekikikan terus ikut menunduk. Kurapika tahan napas sambil merem. Leorio kabur.

'Howalah asem ternyata dia pelakunya,' batin seluruh jamaah masjid.

Habis salat tarawih delapan rakaat, para bocah ngibrit ke halaman masjid. Kurapika cuma geleng kepala lihat Gon, Killua, sama Zushi main bareng anak-anak yang lain. Leorio hendak menyusul. "Eh, gue ikut—"

"Lu mau gue sikut?"

"Gak jadi." Leorio suami takut istri.

Bocah pada ribut main lempar-lemparan sandal udah kayak lempar jumrah, entah sandal siapa yang dilempar asal hajar aja. Beginilah kronologi kasus hilangnya sandal di masjid.

Killua sok-sokan bergaya ala Genji sambil teriak, "Bismillah, mugi husnul khatimah!"

Bletak!

"Ih sakit nyot!" Zushi tertimpuk sandal adidaw yang dilempar Killua tadi. "Nih sandal kena 'pala kau meledak!" Zushi lempar sebelah sandal swalla punya Wing-sensei ke arah kepalanya Killua tapi meleset.

"Eits ndak kena ye ye gak kena," ledek Killua sambil goyangin pantatnya yang montok bin semok bikin Zushi gondok.

Plak!

Zushi pukul pantatnya Killua pake sandal yang sebelah lagi. "Adoh heh gue gak mukul ya, sini lu!" protes Killua, terus kejar Zushi yang lari sambil ketawa. Jadilah mereka main kejar-kejaran ala film Bollywood diiringi lagu Chaiyya Chaiyya.

"Killua sama Zushi dah kayak orang India aja," gumam Gon yang duduk bertopang dagu di anak tangga masjid, dari tadi bocah itu cuma nonton anak-anak yang lain tawuran.

Gon anak baik, Gon anak saleh, Gon mainnya masak-masakan sama Bisuke iya yang dimasak si Bisuke /dihajar/ canda masak. Gon mainnya rumah-rumahan kok bukan main barbie.

"Sini kau biar kutampar pantatmu itu!" seru Killua, sarungnya diputar kayak tali laso untuk mencambuk pantat Zushi, tepat sasaran. Zushi yang pantatnya terhantam sarung pun menjerit, "Aduh mamae!"

"Rasakan pecutan sarung keinsyafaaan hiaaat!" Killua cambuk tuh pantatnya Zushi pake sarung, tapi bagi Zushi rasanya kayak dipukul rotan sama Wing-sensei kalo ketahuan maling rambutan.

"Adoh sopan kah begitu? Terimalah lagu ini eh maksudnya pembalasanku!"

Bocah-bocah yang lihat Killua sama Zushi gelut jadi terhasut untuk perang sarung. Menggokil lah mereka di halaman masjid, rusuhnya bukan main. Ada dua kubu yang berseteru, kubu Nekoplok VS kubu Zushi Susanti yang dipimpin siluman kucing sama temannya Shipa.

Sebelum waktunya deklarasi perang, Killua minta kerja sama dari sohibnya. "Gon, bantulah aku wahai saudaraku!" ujar Killua, ajak sekutunya join perang sarung lawan Zushi yang lagi atraksi pake sarung untuk lompat tali dengan penuh percaya diri, persiapan buat serang Killua katanya.

Gon geleng kepala. "Gak mau, kata Kurapika gak boleh main di masjid. Nanti aku dimarahi," tolaknya, anak baik harus nurut apa kata emak soalnya takut didepak.

"Yah, janganlah begitu, brother. Bantu aku untuk mengalahkan si topeng monyet itu, maka kemenangan akan menjadi milik kita!" Killua memprovokasi sambil tunjuk Zushi yang lagi balap karung pake sarung, curang bawahnya bolong.

Zushi maju, berdiri sok jagoan bareng anak-anak sayurnya—karena anak buah udah mainstream—di belakangnya. "Awas, di saat sarung kuhempas, di situlah musuhku tewas," ucap Zushi berlagak banyak gaya.

Killua beserta antek-anteknya lantas maju tak gentar, berdiri berhadapan sama Zushi yang lagi putar-putar sarungnya eh kena kepalanya sendiri yeh dasar beloon.

Siluman kucing si ketua kubu membalas, "Gitar kupetik, bass kubetot. Hai kau kirik (anak guguk), gak usah banyak bacot!"

"Gaskeun lah!" Zushi mendeklarasikan perang dengan lari menerjang Killua yang juga lari menuju Zushi, sedangkan para prajurit kedua kubu cuma menyemangati, "Hajar, bos!"

Sungguh dukungan yang tidak ada gunanya. Tiba-tiba si bocah klepon muncul di tengah halaman masjid, merentangkan kedua tangan untuk menghentikan serangan. Killua sama Zushi pun terkenyot dengan aksi Gon yang nekat, mereka mengerem mendadak jadinya nabrak Gon terus jatuh bertiga.

Gon bangkit berdiri disusul Killua sama Zushi yang beringsut bangun. Gon ulurkan kedua tangannya seraya berkata dengan bijaksana, "Berhentilah berperang, kawan. Kenakan sarung kalian dan mulailah mendirikan salat bersamaku."

Penonton kecewa karena gagal perangnya. Pak Haji Ijah tiba-tiba turun ke medan perang bawa sajadah sambil teriak, "Hey!"

"Yamko rambe yamko!" sahut anak-anak gesrek, dikiranya Pak Haji Ijah mau ikutan eh mereka malah disambit pake sajadah terus bubar jalan.

Pak Haji Ijah memutar sajadah legendarisnya. "Di saat sajadah kuputar, di situlah anak-anak setan bergetar. BUBAAARR!"

"Alamaaak!"

Pindahlah bocah-bocah akhlakless itu ke lapangan samping masjid buat main petasan. Zushi yang bawa petasan. "Wah, banyak banget, dapat dari mana lu?" tanya Killua curiga.

Zushi asal jawab, "Hasil ngepet. Wing-sensei yang jaga kompor, gue yang keliling."

"Eh, sejak kapan Wing-sensei buka pesugihan? Terus kok kompor yang dijaga sih nyot bukannya lilin? Gak terbakar tuh rumah?"

"Terserah, banyak cakap lah kau. Jadi mau main petasan gak nih?" Zushi nyalain korek api gas punya Wing-sensei yang dicolongnya, semuanya setuju termasuk Killua sama Gon.

"Jadi lah ayo main!" Killua nyahut, "Kalo ada rumah orang yang kebakaran salahin Zushi!"

"Killuaaa! Sini kau biar kubakar mulutmu!"

Akhirnya, mereka main petasan bledar bledur jedar jedor. Udahnya ditegur sama Kurapika yang teriak pake speaker masjid, "Heh dasar bocah-bocah kurang ajar kalo mau main pulang sana balik ke rumah atau gue cemplungin lu satu-satu ke comberan!"

Pasukan dedemit akhirnya kocar-kacir, termasuk Trio Kwek Kwek yang beranggotakan Gon, Killua, sama Zushi kabur sambil ngakak aja di sepanjang jalan. Akhlaknya memang gak ada.

Jamaah masjid pun lanjut salat dengan khusyuk sampe selesai tanpa gangguan anak-anak tuyul. Eh, pulangnya sandal Leorio udah raib gara-gara dilempar sama Killua tadi.

Bukan cuma si orenyot, jamaah masjid yang lain juga banyak yang jadi korban, hampir semuanya kehilangan sandal. Ada yang hilang sebelah, ada yang hilang dua-duanya, ada pula yang pulang pake sandal orang. Entah sandal siapa pokoknya bawa aja, yang penting punya sandal.

Leorio jadi sad boy, meratapi nasib sambil main tanah di halaman masjid. "Sandalku hilang diambil orang, apakah sandalmu kurang mahal, sayang :("

"Ya udah, lu pake sandal gue aja." Kurapika kasih sandalnya buat Leorio pake selama perjalanan pulang. Yah, meski sebenarnya gak muat karena kakinya Kurapika lebih kecil, Leorio terhura pake sandalnya.

Leorio bersyukur punya teman yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung, tapi Leorio takut kakinya Kurapika kotor atau luka karena gak pake alas kaki. "Eh, terus lu jalannya pake apaan?" tanyanya khawatir, cuih.

"Tenang, brother. Gue punya sepatu kaca :)" Kurapika pake sepasang sepatu kaca yang dibeli dari shopi. Leorio cuma senyum sambil mengekori Cinderella pake peci sama sarung yang jalan di depannya bak putri duyung, eh putri duyung kan gak bisa jalan.

Akhirnya, mereka berdua pulang ke rumah naik motor numpang sama Pak Haji Ijah.

***

Senin, 3 Mei 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top