Bagian 5 : You and Me [FINAL]
— 5 —
Fionna duduk melamun di atas rerumputuan, dengan arah pandang mengarah ke sungai yang terbentang di depannya. Cahaya mentari sore nampak terpantul di permukaan air sungai tersebut.
Ia kemudian mengerjap. Melirik jari manis tangan kirinya, yang mana sebuah cincin pernikahan dari perak nampak tersemat di sana.
Ini sudah seminggu berlalu semenjak hari pernikahannya dengan Gilliam. Kini, ia sungguh terlepas sepenuhnya dari Lucian family dan telah menjadu bagian Davies family yang sesungguhnya. Bahkan Fionna sudah mengganti nama belakangnya menjadi Davies.
Rasanya, pernikahan itu seperti mimpi. Ia merasa bahagia, tapi disisi lain merasakan kesedihan.
Gilliam adalah manusia abadi. Sedangkan Fionna tidak. Ia manusia fana, yang artinya akan mati suatu hari nanti. Dan jika ia mati, artinya dirinya akan meninggalkan Gilliam sendirian.
Ia ... tak mau itu.
Fionna menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya. Kembali merasa sedih karena teringat akan kenyataan itu.
Tanpa ia sadari, sesosok bayangan perlahan mendekatinya dari belakang. Biasanya, sang wanita jelas dapat merasakan kehadiran orang lain meski ia tak bisa mendengar suara orang tersebut. Namun kali ini, tidak.
Pikirannya tengah dilanda dilema. Jadi jelas sekali intuisinya tumpul. Membuat dirinya tak dapat merasakan apapun.
Seketika, Fionna mengangkat kepalanya ketika sepasang lengan datang tiba-tiba dan melilit lehernya. Ia menoleh ke samping, mendapati sosok Gilliam yang tengah balik menatapnya.
"Oh halo, Gill," sapa Fionna dengan senyum. Tangannya bergerak mengusap kepala suaminya dengan lembut.
Gilliam tak merespon. Ia hanya memandangi istrinya lurus.
"Aku baik-baik saja," ucap Fionna seolah mengerti apa maksud tatapan itu. "Hanya terpikirkan sesuatu,"
Gilliam kini nampak mengangkat sebelah alisnya.
"Hanya ... memikirkan bagaimana kita kedepannya," jelas Fionna dengan wajah tertunduk. Kedua tangannya bergerak otomatis meraih lengan Gilliam yang mengalungi lehernya. "Kau tahu, 'kan? Aku ini fana. Berbeda denganmu. Jadi, tanpa sadar lagi-lagi aku—woa?!"
Fionna merasakan tubuhnya diangkat rendah. Dan kemudian duduk di atas pangkuan Gilliam yang berada di belakangnya. Kedua lengan pria itu tetap setia berada di tempatnya.
["Bukankah sudah kubilang untuk tidak memikirkan soal itu,"]
Fionna terdiam membaca tulisan yang terpampang di layar ponsel Gilliam.
"Tapi, Gill. Aku ... aku tak mau meninggalkanmu," ujar Fionna kemudian. "Aku tahu bagaimana rasanya sendiri. Aku tahu betul itu,"
["Fio. Berhentilah memikirkan masa depan yang jelas tak pernah bisa kita prediksi. Lebih baik, kau jalani saja apa yang kau alami di masa ini. Apa yang terjadi di masa depan, kira serahkan pada sang Agung."]
Fionna menolehkan kepalanya. Kembali menatap Gilliam yang berpangku dagu di atas bahu kanannya.
["Saat ini, aku hanya ingin menikmati waktuku bersamamu, Fio. Aku tak ingin mengingat kenyataan itu. Karena saat ini, aku hanya ingin menjadi suami yang pantas untukmu. Yang dapat membahagiakanmu,"]
Fionna menghela napas usai membaca itu. Dan perlahan, ia mengusap sebelah pipi Gilliam.
"Kau ini sungguh egois ya," komentar Fionna tersenyum.
"Aku hanya egois kepadamu," balas Gilliam tanpa suara, "karena kau adalah milikku."
Fionna tak bisa menahan kekehannya. Entah mengapa, perasaannya sedikit lega saat in.
"I love you, Gilliam." Ucap Fionna kemudian.
"Love you too, Fionna." Balas Gilliam kemudian mencium pipi istri kesayangannya.
— 5 —
Thanks for reading!
Semoga kalian menikmati kisah ini ya. Memang, ketika kita harus menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak bisa mati, pasti menyakitkan ya :")
Ini dia sosok Gilliam Davies dan Fionna Evie.
Okay, guys!
Don't forget to give me support with vote or comment. And see you in the next ministory!
Sincerely,
Shizu Reiku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top