RAIN & YOU

Waktu telah menunjukkan pukul satu siang, bel pulang sekolah telah berbunyi, siswa berhamburan keluar. Terlihat seorang gadis sedang sibuk merapikan barang-barangnya, lalu dia mengenakan tasnya menuju ke gerbang sekolah.

Saat keluar dari gerbang sekolah langit nampak mendung lengkap dengan gemuruhnya yang menandakan akan turun hujan, benar saja tidak berapa lama turun hujan. Rania tidak menghindari hujan seperti orang lain, dia sudah siap dengan payungnya tentu saja, dia berjalan santai menuju ke halte yang dekat sekolahnya menikmati hujan yang turun.

Saat tiba di halte dia menutup payungnya, merapikan pakaiannya yang terkena hujan, lalu sibuk memaikan hujan dengan jari tangannya sambil tersenyum. Tanpa dia sadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikannya sambil tersenyum. Lelaki itu maju mendekati Rania perlahan-lahan tanpa dia sadari.

"Kamu suka hujan?" Tanya lelaki itu sembari mendekati Rania.

"Iyahh, kamu juga?" Rania menatap lelaki itu kaget karena tidak sadar ada yang memperhatikannya sedari tadi.

"Iyahh, aku juga suka hujan. Kalo lihat hujan turun tuh rasanya adem banget gak tau kenapa, hehe" lelaki itu menjelaskan sambil menatap langit yang sedang menurunkan hujan. Rania tampak takjub mendengar penjelasan lelaki itu, lalu dia menatap lelaki itu dan tidak sengaja mata mereka saling menatap beberapa detik.

Rasanya seperti waktu berhenti, entah kenapa Rania merasa perutnya tidak nyaman, beberapa detik terasa seperti selamanya bagi Rania. Matanya tidak berkedip beberapa saat, jantungnya memacu dengan cepat.

"Kamu kenapa suka hujan?" lelaki itu memecah suasana sambil memainkan hujan.

"Gak tahu kenapa setiap hujan tuh rasanya nyaman, aku bisa betah ngelihatin hujan berjam-jam tanpa ngapa-ngapain" ucap Rania menjelaskan, sedang lelaki itu hanya mengangguk mendengar penjelasan Rania.

Suasana menjadi hening, tidak ada yang bersuara, yang terdengar hanya suara hujan yang turun lumayan deras. Terlihat hujan yang turun lebih deras dari sebelumnya.

"Kayanya hujannya bakal awet yah, makin deres" ucap lelaki itu memecah kesunyian, Rania hanya tersenyum kaku menanggapinya.

Rania bingung harus bagaimana, ini pertama kali dia berbicara dengan lelaki asing.

"Kita duduk disana yuk, tar baju kamu makin basah" ucapnya menunjuk kursi halte yang kosong, Rania menggangguk setuju dengan ajakannya dan memasang wajah bingung, matanya melirik kiri kanan.

Rania mengusap kedua lengannya nampak kedinginan, melihat yang dilakukan Rania lelaki itu langsung melepas jaketnya dan langsung memakaikan ke Rania. Mata Rania membelalak kaget melihat apa yang dilakukan lelaki itu, rasanya seperti ada sesuatu didalam perutnya. Rania sangat bingung dengan perasaannya sekarang, ini pertama kalinya dia merasakan hal seperti ini.

"Makasih yah, aku jadi ngerepotin" ujar Rania sambil menunduk dia tidak berani menatap lelaki itu.

"Sama-sama" lelaki itu tersenyum kepada Rania bahkan saat Rania tidak menatapnya.

"Kita belum kenalan yah, kenalin aku Aras, kamu?" lelaki menyodorkan tangannya ke Rania tanpa ragu.

"Oh, salam kenal Ras, aku Rania" Rania menyambut tangan lelaki itu dengan malu-malu.

"Kamu nunggu jemputan kamu disini, Ran?"

"Oh, gak,, aku nunggu bis 07, kalo kamu?"

"Aku nunggu bis juga yang 09, hehe"

.........

Bis 07 muncul dan berhenti didepan halte, Aras langsung memberitahu Rania bus yang dia tunggu sudah datang. Rania nampak tidak bahagia dengan bis yang datang, karena dia akan berpisah dengan Aras.

"Aku duluan yah, Ras" ucap Rania sambil berjalan masuk kedalam bis, lalu melambaikan tangan pada Aras dengan senyum getirnya kea rah Aras.

"Sampai ketemu lagi, Ran. Di lain waktu" Rania hanya tersenyum mendengarnya

Bis berjalan melaju menjauh dari halte yang masih ada Aras disana melambaikan tangan pada bis yang mulai menghilang.

"Kita pasti ketemu lagi, Ran. Aku yakin itu" Aras tersenyum melihat jalan lalu melihat ke langit yang mulai cerah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top