7

Mungkin aku akan menjadi 'sang serakah' karena aku kurang puas sudah di pertemukan olehmu mungkin yang aku inginkan lebih dari itu yaitu menjadi orang yang selalu berada di sampingmu mungkin?

===

(Name) menundukkan kepalanya, di sampingnya kini ada seorang pemuda--Sugawara Koushi. Entah kenapa ia sangat malu untuk berbicara atau bahkan menatap wajahnya.

Hanya karena pertemuan tak terduga lagi ia terjebak bersama Sugawara, apakah dewi fortuna selalu berpihak pada mereka?

Di mulai dengan (Name) yang sudah bosan setiap hari berada di kelasnya dan terus saja membaca novel yang setiap hari dibawanya saat sekolah. Untuk menuntaskan rasa bosannya itu ia memutuskan untuk keluar kelas yaitu ke kantin.

Tidak seperti yang (Name) duga, niatnya ingin berada di tempat yang tenang tapi malah terjebak di antara para siswa yang kelaparan. Apakah ia sudah lupa bagaimana kondisi kantin sekolahnya karena sudah terlalu lama berdiam di kelas ataupun taman belakang?

Kaki (Name) hendak melangkah kembali ke kelas tapi lagi-lagi ia tertimpa sial--secara tiba-tiba ada murid yang datang dengan bergerombol dan karena badan (Name) yang tergolong mungil ia terdorong masuk ke kantin sekolah, dan yang paling parah ia menabrak seseorang yang kini berada di depannya.

Sugawara Koushi.

Bukannya melepaskannya karena (Name) sudah meminta maaf Sugawara malah mengajak (Name) makan bersama di atap, mau tak mau (Name) menerima permintaannya hitung-hitung sebagai permintaan maaf juga.

Hanya makan siang bersama mungkin tidak apa-apa. Pikir (Name) saat masih mengikuti langkah Sugawara menuju ke atap sekolah.

Tapi kini, kenapa ia sangat malu berdua bersama Sugawara? Jantungnya terus saja berdebar kencang? Apa ia lupa memeriksakan jantungnya ke rumah sakit?

Hal bodoh itu terlintas di kepala (Name), berada di dekat Sugawara sudah cukup membuat ia bodoh. Tangannya mengambil sumpit dan menjejalkan makanan yang ia bawa ke mulutnya sendiri. Sesekali ia melirik ke arah Sugawara yang sedang asik memakan makanan yang ia bawa dari kantin.

Sugawara yang merasa diperhatikan langsung menoleh ke arah (Name) dan menunjukkan senyuman khasnya. Wajah (Name) memerah melihat senyuman itu dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Iris [E/c]nya menatap langit, langit biru laut membentang luas tidak ada tanda-tanda awan gelap ataupun yang lain, hari tanpa hujan.
Ini pertama kalinya bagi mereka bersama pada saat kondisi hari yang cerah. Biasanya mereka bertemu pada sewaktu hujan bukan?

"Sugawara-san," (Name) meletakkan bekalnya di sampingnya, "apa kau mengganggapku sebagai teman?" Tanya (Name) pada Sugawara.

Sugawara tersentak mendengar pertanyaan itu dan akhirnya terkekeh kecil, "tentu!" tuturnya diiringi dengan senyumannya. (Name) tersenyum kecil mendengar jawaban Sugawara, kepalanya ia senderkan pada pundak Sugawara. Sugawara hanya diam tak berkata apapun membuat (Name) merasa nyaman saat di dekatnya.

"Sugawara-san, terimakasih karena sudah menganggapku sebagai teman." Ucap (Name) lirih tapi masih bisa terdengar oleh Sugawara. Sugawara menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis, jika ia boleh meminta lagi, ia ingin terus seperti ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top