3

Aku 'tak tahu apa yang aku lakukan, tubuhku bergerak tidak sesuai dengan pikiranku saat aku tersadar aku hanya akan meratapi apa yang kulakukan tadi.

===

Hari minggu mungkin hari yang sangat menyenangkan bagi beberapa siswa, tapi ada juga yang mengganggap hari minggu adalah hari yang paling membosankan dia ialah--(Full Name).

Iris matanya berkali-kali menelusuri sebuah lembar kertas yang bertuliskan penuh dengan angka-angka serta huruf yang sebenarnya (Name) sudah mengerti, tetapi ia baca lagi untuk berjaga-jaga ketika lupa.

Kau adalah orang yang mungkin menurut orang lain sangat suka belajar, tapi itu tidak benar kau tidak menyukainya tapi tidak pula membencinya hanya membutuhkannya.

Sekarang kau sudah bosan, irismu yang tadi fokus dengan buku sekarang beralih ke handphone yang dekat denganmu, digesernya tombol lock dibukanya chat kelas yang mengeluarkan banyak notifikasi--kau baca sekilas dan langsung menghela napas.

Isi semua chat kelas adalah hal yang tidak berguna dari yang teman sekelas yang jadian dengan om-om, guru killer yang rumornya seorang lolicon, sampai dengan pedagang dekat sekolah yang sangat pelit memberikan diskon. Sangat tidak berguna.

Tidak ada siapa-siapa di dalam rumahmu, hanya dentingan jam yang terdengar memang sepi ayahmu lebih memilih bekerja daripada berdiam diri di rumah menyesap kopi dan membaca koran ia lebih suka untuk bekerja di kantor dan sibuk dengan dokumennya yang menumpuk bisa dibilang work holic.

Kau keluar rumah dengan tujuan ke arah taman dekat dengan kompleks perumahanmu, dengan bermodal jalan kaki dan juga handphone yang sedang kau genggam.

Saat kau sampai di taman, sungguh kini pemandangannya benar-benar miris. Terlihat pasangan sedang bermesraan dimana-mana (Name) hanya tersenyum pahit melihatnya.

Diliriknya ke arah bangku yang jauh dari para pasangan yang bermesraan tersebut dan mendekatinya. (Name) masih mengingat nama itu--Sugawara Koushi.

Saat sedang santai duduk di bangku dan juga mendengarkan sebuah lagu dari handphone, ada seorang pemuda yang memanggilnya, suaranya tak asing bagi (Name).

"(Last name)-san." sapa pemuda itu dengan senyuman khasnya, pemuda itu-- Sugawara Koushi, (Name) melirik Sugawara dan ikut tersenyum tipis kepadanya.

"Apa aku boleh duduk disini?" tanyanya dibalas anggukan singkat oleh (Name), Sugawara tersenyum ia tak menyangka akan bertemu dengan (Name) ketiga kalinya.

Keheningan terjadi, tidak ada satupun dari mereka yang mau berbicara sendiri, hanya bergelut pada pikirkan mereka. Taman disekitar mereka mulai sepi mungkin karna awan yang mulai muram untuk sekali lagi.

Sugawara pun memecah keheningan, "(Last name)-san, apa kau yang berada di atap saat itu?" satu pertanyaan yang dari kemarin ia pikirkan langsung terlintas di benak Sugawara dan langsung saja ia katakan pada (Name).

(Name) menundukkan kepalanya, "iya." jawabnya lirih. Irisnya melihat ke atas sekelebat awan hitam muncul tak lama dari itu rintik hujan mulai kembali berjatuhan.

Kini Sugawara yang mulai kebingungan, 'apa yang dimaksudnya? Lantas untuk apa dia berdiam diri disana?' pertanyaan itu sempat terlintas tapi ia mengurungkan niat untuk menanyakannya pada (Name).

"Lebih baik kita pulang Sugawara-san, lihatlah langit sudah menjadi petang dan sekarang mulai hujan." ucap (Name) pada Sugawara sambil tangannya yang menunjuk langit itu dengan wajah datarnya, entah kenapa Sugawara gemas dengan perilaku (Name), tanpa sadar tangannya menyentuh puncak kepala (Name) dan mengelusnya pelan.

Kedua rona merah menjalar di pipi (Name), Sugawara tersenyum melihatnya, "A-aku duluan (Last name)-san." ucapnya setelah sadar apa yang ia lakukan, ia mulai berlari menjauhi (Name), wajah Sugawara memerah.

(Name) sesaat mematung di sana dan mulai tersadar, ia langsung berjalan ke rumahnya dan berharap melupakan kejadian itu--walaupun sebenarnya dia tidak ingin.

--;Apa yang sedang kau lakukan Sugawara?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top