2
Perasaan apa ini? Perasaan yang ingin terus bersamanya dan juga tidak ingin meninggalkannya. Hey tolong beritahu aku. Apa perasaan ini?
===
Sudah beberapa hari saat Sugawara bertemu dengan gadis hujan tersebut. Ya, hujan, karena Sugawara hanya menjumpainya sekali dan itu juga di tengah hujan yang kian lama makin deras. Berdiri berjam-jam di atap sekolah, apa itu tidak membuatnya lelah? Lagipula pemandangan di sana masih sama.
Irisnya menatap kosong semua yang berada disana memang tubuhnya berada disana tapi lain lagi dengan pikirannya, dipikirkannya terus saja memikirkan gadis tersebut.
Ia bertanya-tanya dalam hatinya,
Siapa gadis itu?
Kenapa gadis itu berada disana?
Untuk apa dia kesana?
Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar dari pikiran Sugawara.
Prit
Suara nyaring peluit yang bunyikan telah membuyarkan lamunan Sugawara, set kedua sudah berakhir.
Ia berada di gedung olahraga--sedaritadi ia duduk di bangku cadangan sambil menunggu set kedua sudah berakhir, dia--Sugawara telah bermain di set pertama sehingga diset ke dua ia digantikan dengan Kageyama--kouhainya yang memiliki posisi yang sama dengannya.
Seorang setter.
Memang Sugawara sedikit tidak ikhlas saat Kageyama menggantikan posisinya. Memangnya orang mana yang mau digantikan posisinya dengan orang lain? Jelas tidak mau bukan.
Akhirnya Sugawara menunggu sambil menatap kouhainya yang tengah bermain, sesekali ia menyemangatinya.
Suara decitan sepatu serta teriakan-teriakan pemain bola voly seakan menjadi lagu yang berada disana, memang ini hanya latih tanding dengan sekolah terdekat, tapi mereka tetap terus mengincar kemenangan dan terbang dengan sepasang sayap hitam yang penuh kebanggaan, merekalah sang gagak. Mereka akan memakan apapun supaya tumbuh dan juga untuk mewujudkan pertempuran 'itu', pertempuran di 'tong sampah', walaupun mereka masih mengincar yang lebih tinggi.
Pertandingan selesai, akhir skor dua puluh lima - dua puluh satu dimenangkan oleh Karasuno, permainan di selesaikan dengan sebuah pasangan kelas satu--Hinata Shouyo dan juga Kageyama Tobio, semua pemain membungkukkan badannya sebagai penghormatan.
Setelah membereskan barang-barangnya mereka segera pulang ke rumah masing-masing begitu pula Sugawara.
Jalan setapak yang dilewati Sugawara tampak sedikit basah karena hujan yang turun pada pagi hari tadi, Sugawara menundukkan kepalanya memperhatikan jalan setapak bebatuan itu, matahari dengan malasnya tenggelam dengan perlahan-lahan cahaya oranyenya yang menjadi teman bagi Sugawara--sampai rintik hujan mulai menjatuhkan diri ke bumi lagi, Sugawara menatap langit dan segera berlari berbalik arah ke halte bis terdekat, untunglah Sugawara tepat waktu sampai di halte itu.
Napasnya tidak teratur akibat berlari tadi. Ia duduk di kursi yang telah disediakan sambil mengatur napas, meskipun ia mencari jarak halte bis yang terdekat, ia sama sekali tidak menemukannya, akhirnya kembali lagi ke arah sekolah yang kebetulan di dekatnya tersebut ada halte bis.
Terdapat seorang gadis yang sudah berada di sana--duduk di paling pojok, Sugawara hanya menatapnya dan duduk di paling pojok berlawanan dengan gadis itu. Yang terpenting sekarang ialah ia harus berlindung dari hujan.
Sugawara memperhatikan hujan yang turun sedari tadi dan tersenyum tipis, suara hujan bagaikan lagu yang membuatnya tenang.
Tidak ada percakapan di antara mereka hanya ada suara hujan, Sugawara ingin membuka suaranya tapi ia tak tahu harus berkata apa kepada gadis itu. Rasanya canggung saat mereka berada di sana. Saling tahu namun terlalu gengsi untuk membuka percakapan.
Sugawara akhirnya membuka percakapan terlebih dahulu, "sekarang sudah musim hujan ya?" tanyanya walau ia seperti berdialog kepada dirinya sendiri, ia tersenyum kecut tidak ada balasan dari gadis itu.
"Namaku Sugawara Koushi, siapa namamu?" tanya Sugawara lagi, ia berharap agar pertanyaannya dibalas oleh gadis itu.
Rintik hujan mulai berhenti menampakkan pelangi yang menghiasi langit pada saat ini, indah itulah kesan pertama Sugawara sama seperti halnya gadis itu.
Mungkin mereka sama-sama cantik?
Gadis itu seperti menyihir Sugawara untuk terus memperhatikannya, memikirkannya, dan juga terus ingin bertemu dengannya.
Keheningan beberapa menit, "(Full Name)." ucap gadis itu dan berlalu pergi meninggalkan Sugawara yang masih duduk berdiam diri disana. Nampaknya dewi fortuna berpihak kepadanya, gadis tersebut menjawab pertanyaan Sugawara walau akhirnya ia ditinggal pergi.
Sugawara tersenyum puas. Ia tahu gadis tadi adalah gadis yang ia jumpai di atap sekolah, oleh sebab itu ia sangat senang mengetahui namanya, dan juga entah sejak kapan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, dia berharap ia kembali dipertemukan lagi dengan (Name), tapi ia menginginkan lebih dari itu yaitu--untuk tetap terus bersamanya. Mungkin?
--;Apa kau telah merasakan perasaan yang berbeda itu, Sugawara?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top