Railway in Love - step 4

"Gue ikut ya Dara..please.."

Duh, ni anak ngapain sih pakai masang muka mewek gitu.

"Cill, orangnya nyebelin. Yakin deh kalau ketemu, lo bakalan nyesel banget udah ikut.."

Cilla memberengut.

"Okay! Lo boleh ikut..ayo kita brangkat sekarang."

Aku menghentakkan kakiku kesal dan Cilla mengikutiku dengan mata berbinar-binar, persis seperti anak anjing yang mengikuti majikannya.

"Eh kok kita jalan kaki sih?"

Ujarnya bingung.

"Ketemuannya di La Grande, Cill. Cuma tiga blok dari sini."

Dia manggut-manggut sambil terus berusaha mengikuti langkahku.

Restauran mewah itu terlihat ramai pada jam makan siang. Rata-rata pengunjungnya adalah para businessman yang bertemu kliennya. Atau tante-tante sosialita yang asyik arisan.

"Maaf mbak, untuk berapa orang?"

Seorang wanita tersenyum ramah padaku dan Cilla.

"Sudah reservasi atas nama Bapak Ribeldi Bimantara."

"Mari ikut dengan saya.."

Wanita itu membawaku dan Cilla masuk dan naik ke lantai dua. Di lantai dua ada beberapa ruangan yang baru aku ketahui adalah ruang-ruang VIP.

Ck..untung aja aku akhirnya ngajak Cilla. Gimana coba kalau dia berniat macem-macem?

"Silakan mbak, Bapak Ribeldi sudah menunggu di dalam.."

Aku mengangguk.

Duh kok deg-degan ya. Kupegang kenop pintu dan membukanya.

Ribeldi sudah duduk dengan santai di dalam. Pandangannya terfokus ke gadgetnya. Dia menaikkan kepalanya dan seperti biasa, tanpa ekspresi.

"Akhirnya dateng juga. Terlambat itu sangat tidak profesional, miss Andara."

Dia menatapku dingin. Lalu pandangannya beralih ke Cilla yang berdiri tidak jauh dariku.

Ya ampun Cilla, dia nggak tertolong lagi. Rahangnya terbuka, tatapan matanya fokus ke satu titik yaitu Ribeldi. Yang membuatnya masih sedikit terhormat adalah dia nggak sampai ngiler.

"Saya memang nggak bilang kamu harus dateng sendiri, tapi adek kamu jangan dibawa-bawa dong."

Sahutnya asal.

Aku mendecak kesal, "Pak, dia bukan adek saya. Ini Acilla Damayanti, rekan kerja saya. Dia juga bekerja untuk pak Harsya."

Cilla mengangguk padanya. Dan tatapan matanya itu lho, tatapan memuja. Cilla seperti melihat Adam Levine atau Bradley Cooper.

Dia menaikkan satu alisnya kemudian bergumam, "Kenapa Harsya suka sekali memperkerjakan anak kecil.."

Sial sekali bukan..aku baru akan membuka mulut, tapi dia menyuruh kami duduk.

Di hadapanku sekarang terhidang aneka makanan western yang menggiurkan, meskipun bila ada pilihan aku akan tetap memilih masakan padang, tapi ini semua terlihat lezat. Aku memang termasuk cewek yang anti diet, semua makanan yang di hidangkan, aku pastikan nggak akan terbuang.

Eitss..ada satu tugas yang harus kulakukan dulu sebelum makan. Aku mengeluarkan note kecil dan pulpen dari tasku.

"Bapak Ribeldi jadi bisa anda ceritakan kepada saya, bagaimana kejadiannya?"

Dia menatapku dingin, Cilla menatap dia, sementara aku menatap makanan di depanku. Hening beberapa saat.

"Crystal Qorrine namanya. Sejak saya kuliah, dia sudah mengejar-ngejar saya. Nggak heran sih, memang dari dulu saya banyak yang ngejar-ngejar."

Informasi nggak penting.

"Tiga bulan yang lalu kami bertemu di club malam dan pada akhirnya tujuannya untuk tidur dengan saya tercapai. Kami melakukannya di apartemen saya. Perlu detail kejadiannya?"

Dia menaikkan alisnya, matanya terlihat geli.

Oh Ribeldi, brengsek sekali dirimu..

"Tidak, tentu tidak perlu. Saya juga nggak butuh data tentang gaya apa yang anda pakai saat itu.."

Cilla melongo melihatku, sementara Ribeldi tertawa terbahak-bahak.

Tertawa! Lihat orang cabul macam dia hanya bisa tertawa saat bicara tentang seks. Memalukan.

"Lalu?" Aku menirunya, menatap tanpa ekspresi.

"Dua minggu yang lalu dia datang ke rumah saya, mencoba membuat orang tua saya jantungan dengan kabar kalau dia hamil 2 bulan. Dan dia bilang itu anak saya. Dia meminta saya menikahinya dengan perjanjian pranikah yang jelas-jelas merugikan saya. Wanita itu hanya menginginkan harta keluarga saya. Dan saya yakin kalau anak yang dia kandung bukan anak saya..dia tidak terima dan lapor polisi."

Aku manggut-manggut sambil mencatat beberapa poin, "Apa yang membuat anda yakin itu bukan anak anda? Bukankah anda memang berhubungan dengannya tiga bulan lalu.."

Dia menatapku tenang. "Well, aku selalu pakai kondom, Andara"

Gosh! Wajahku merah padam sekarang. Aku melirik Cilla yang menunduk, wajahnya sama merahnya denganku. Kenapa sih dia terus terang banget. Kan bisa pakai kata-kata yang lebih halus, misal pengaman atau kontrasepsi.

"Ehm..okay segitu dulu cukup. Nanti akan saya hubungi lagi jika butuh keterangan tambahan. Sekarang boleh makan nggak?" Tanyaku, terdengar memelas memang karena sejujurnya sejak tadi aku udah lapar.

Dia mengangguk. Dan aku..langsung beraksi. Cilla sampai menendang kakiku memberi tanda supaya nggak kelihatan terlalu rakus. Sementara si tuan angkuh nan cabul menatapku sekilas kemudian kembali asyik dengan gadgetnya.

Setelah menghabiskan hampir separuh isi meja, Cilla menarik tanganku. Aku berdiri dan pamit pada orang di depanku yang terlihat nggak peduli.

"Dara..ya ampun Tuhan, tu cowok ganteng banget ya.."

Ini sudah ke sepuluh kalinya Cilla memuja-muja Ribeldi.

"Hiiih Cilla, bisa nggak sih nggak ngomongin dia lagi.."

Cilla seperti tidak terganggu dengan omelanku. "Andara. Pak Harsya memang perfecto, tapi kalo lo bisa dapetin Pak Ribeldi, itu bener-bener lucky banget.. Dia itu segalanya yang cewek-cewek inginkan."

Nah, gila kan sahabat gue. Cowok angkuh, dingin, cabul, menyebalkan macam Ribeldi gitu di bilang idaman cewek-cewek.

"Ya jelas Pak Harsya lah yang lebih okay. Baik, sopan, ganteng, cerdas, dan nggak main-main ama perasaan perempuan. Nah cowok tadi, lha lo liat aja sendiri, tidur ama cewek ganti-ganti udah kayak ganti celana dalem.."

"Tapi tatapan matanya itu lho, Dar. Bikin gue pengen telanjang aja. Belum lagi suaranya yang seksi.. My God!"

"Hiii..norak banget sih lo Cill. Ambil tu kalo lo mau.."

Cilla tertawa mendengar kata-kataku. Ya aku akui, Ribeldi Bimantara punya pesona tersendiri pada cewek-cewek. Tapi aku..kebal sama pesonanya. Dari dulu aku paling anti sama cowok playboy macam dia. Bahkan Jeremy -mantanku- yang seorang vokalis band aja. Yang di gila-gilai groupiesnya, masih bisa setia.

Nah ini, ck..kelaut aja lo.

***

Skinny jeans hitam - check-

Blouse berwarna salem - check-

Rambut di kepang samping ala Katniss Everdinne -check-

Wedges krem - check-

Make up minimalis - check-

Aku memutar-mutar tubuhku lagi. Yaa, memang kelihatannya biasa aja sih, mau gimana lagi, memang aku nggak punya potongan ala disney princess. Tapi malam ini aku udah berusaha tampil maksimal untuk dinner sama Pak Harsya. Saat mengintip ke jendela aku melihat ada mobil mercedes hitam parkir di depan rumahku.

Ya ampun dia beneran dateng..

Aku bergegas memasukkan iPhone-ku ke tas dan berlari menuruni tangga.

"Duh anak gadis mama ini kok ya grasak grusuk, apa nggak bisa pelan-pelan?"

Perkenalkan ini adalah Hermalia Rasyid, istri dari Harun Rasyid. Yang berstatus sebagai mamaku tersayang. Dan seperti malam-malam biasanya. Papa mamaku selalu mempunyai ritual nonton televisi bersama setiap malam..dan plus mesra-mesraan.

"Mau kemana kamu Dara?" Tanya papa.

"Mau pergi sama temen, pa.."

"Yasudah, hati-hati ya. Jangan pulang malem-malem."

"Aye aye Captain.." Aku mencium pipi papa dan mama kemudian ngibrit ke pintu depan. Tepat pas Pak Harsya mau ngetuk pintu, aku sudah membukanya.

Dia sedikit terkejut tapi tetep ganteng. Ya ampun orang ini kok ya sempurna sekali. Rambutnya cepak dan berpotongan rapih, kulitnya putih bersih, matanya bersinar jernih, dan lesung pipinya membuatku gemas. Dia adalah tipe cowok baik-baik dari abad 21.

"Aku pamit dulu ya sama papa mama kamu.."

Aku?

"Eh, eng..nggak usah pak, mereka lagi sibuk di dalem. Kita langsung aja ya.."

"Andara..kamu nggak berminat dinner formal sama aku kan? Panggil Harsya aja ya.."

Aku langsung merona dan mengangguk malu-malu macam anak SMA..

ya ampyuuun...

-------------------------------------------

haai,

happy saturday night, dear :)

marilaah vote dan comment buat Harsya-Andara-Ribeldi..

setujunya andara ama siapa ni readers?

thank you yang udah baca, vote dan comment yaa..

Love,

Vy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance