Pre order 6 hari lagiii...

Aku masih menangis terisak-isak di ranjang berukuran super besar. Ini kenapa kisahku jadi mirip di sinetron gini sih? Setelah aku meneriakinya, Ibel terbangun dan duduk di sofa hitam yang berada di dekat jendela. Dia hanya duduk santai menatapku tanpa berusaha menjelaskan apapun dan itu membuatku geram setengah mati.

"Apa yang sudah terjadi?" Ujarku menahan isakan. Aku harus menahan keinginan untuk berteriak karena merasa frustasi sudah ditiduri oleh sahabat pacarku sendiri.

Dia mengangkat satu alisnya. "Menurutmu apa?"

"Kamu melakukannya kan? Ya kan?!" Aku terduduk sambil menjaga selimut tetap menutupi tubuhku. Tapi kalau dia melakukannya kenapa aku tidak merasa apa-apa?

Dia berdiri dan berjalan mendekat. Bertelanjang dada dan memakai boxer hitam. Itu ya ampun dadanya bidang banget sih. Perutnya kotak-kotak. Dan...astaga badannya tegap amat seperti gardu listrik. Ingin rasanya aku menoyor kepalaku sendiri, dalam keadaan shock begini bisa-bisanya aku masih berpikiran mesum.

"Aku tidak melakukannya, meskipun ..." Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, membuat jantungku push up dengan satu tangan. "Aku sangat ingin." Kemudian dia menjauhkan wajahnya dan berjalan masuk ke pintu kaca. Aku masih menarik napas akibat serangannya barusan.

Baguslah, aku lega dia tidak melakukannya. Meskipun kata-kata 'aku sangat ingin' barusan membuatku merinding.

Tatapanku berpaling ke pintu kaca yang dimasuki Ribeldi. Eh itu apa ya? Kok dia sepertinya buka celana? Sepersekian detik aku terdiam dan secara nggak langsung menikmati pemandangan yang tersaji di depanku sebelum aku menyadarinya dan sekali lagi berteriak sekeras-kerasnya.

"Ribeldi brengsek! Kenapa kamar mandimu transparaaan?! Dasar sakit jiwaaa!"

Aku menutup wajahku dan menenggelamkan wajahku ke dalam bantal. Berusaha menghapus bayangan Ibel dengan pantat sialannya.

Geblek ...

----------------------------------

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance