28 - Hadiah yang Tak Ternilai
"Abang siap?" tanya Samuel setelah mereka berdiri di depan pintu rumah mewah berlantai tiga itu.
Elang meraup oksigen sebanyak-banyaknya, lalu mengangguk.
Setelah semalaman penuh menimbang, akhirnya Elang memutuskan untuk menemui Mamanya. Meski dia belum tahu harus ngomong apa saat bertatap mata nanti. Sudah bertahun-tahun mereka tiba-tiba menjadi asing.
Beberapa saat setelah Elang memencet bel, seorang ART datang membukakan pintu.
"Maaf, cari siapa, Den?" tanya perempuan paruh baya bertubuh subur itu dengan sopan.
"Aku mau ketemu Bu Diana, Bi."
"Maaf, Den ini siapa?"
"Aku Elang, anaknya."
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan rumah tangga Anisa dan Elang, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top