32❄️☀️
Hola guys~~
Author kembali dengan cerita gj nya~~
Apa sudah terlihat seperti pegangan tangan??
Aku suka adegan kayak gini.... Adem lihat nya☺️☺️☺️
Aku harap kalian suka dengan adegan ini~~
.
.
.
.
.
.
Flashback ~~
"Kak.... Ada yang membuat ku penasaran."
" Apa itu??"
"Kenapa kau memprogram semua power sphera mu untuk memberikan kuasa kepada siapapun yang menggunakan mereka??"
" ... Karena berbagi itu indah."
"..... Aku terkadang tidak mengerti isi pikiran mu kak meskipun kak River itu kembaran ku sendiri."
" Hehehe~~"
" Jangan ketawa!!... Itu gak lucu!!."
"Bercanda~~ kenapa aku memprogram power sphera agar dapat digunakan siapapun??...aku hanya ingin mereka...."
Rion membuka matanya mengingat mimpi dulu saat ia bertanya kepada kakak nya kenapa ia memprogram semua power sphera agar dapat di gunakan siapapun.
Kakak nya ini sangat aneh kenapa ia membuat siapapun bisa memakai nya bukan kah lebih baik ia memprogram nya agar cuma ia saja yang bisa memakai nya dengan begitu semua power sphera tidak akan menjadi bahan perebutan.
tapi saat Rion memikirkan sekali lagi bukan kah itu juga akan sangat berbahaya untuk kakak nya juga jika cuma ia saja yang bisa memakainya bukti nya saja sudah banyak yang mengincar kakak nya cuma karena ia yang menciptakan power sphera terus apa yang akan terjadi kepada kakak nya jika cuma ia saja yang dapat menggunakan power sphera??
Mengingat itu membuat Rion menggeram kesal, ia sangat berharap para alien itu tidak serakah dan hidup dengan harmonis bukan nya itu akan menjadi lebih baik??
" Hah.... Lupakan. Aku harus siap-siap sebentar lagi akan mengintrogasi para alien kotak itu." Kata Rion sambil bersiap-siap.
Dan kemana perginya para pelayan kenapa tidak membantu Rion bersiap-siap??
Mereka telah di usir oleh Rion bahkan sebelum para pelayan masuk ke dalam kamar nya Rion sudah menaruh banyak tumbosaurus di depan pintunya sehingga para pelayan tidak dapat masuk.
" Rasanya menyenangkan saat tidak ada satupun pelayan yang masuk kedalam kamar mu di pagi hari~~" senandung senang Rion sambil memakai kalung pemberian kakak nya dan mahkota Tiara rantai di kepalanya.
Mahkota nya sangat simpel dan memiliki fungsi untuk menjepit rambut poni nya yang panjang sehingga Rion sama sekali tidak keberatan memakai nya dan menganggap mahkota nya sebagai aksesoris untuk menjepit rambutnya agar tidak menganggu pandangan nya.
Saat membuka pintu Rion dapat melihat Deveritri berdiri di depan pintu menahan beberapa tumbosaurus sedangkan para pelayan yang ia duga akan masuk ke dalam kamar nya sedang mohon ketakutan saat melihat para tumbosaurus yang menunjukan taringnya kepada mereka.
" Tuanku..... Bisakah anda tidak menaruh ini di depan kamar anda??!.... Lihatlah para pelayan yang ketakutan karena ini!!!, Mereka tidak bisa melaksanakan tugas mereka jika anda melakukan semua ini!!." Kata Deveritri geram.
" Jika mereka tidak lagi masuk ke dalam kamar ku maka aku akan menyingkirkan mereka dan juga aku masih mending daripada kak River." Kata Rion acuh.
Setelah kata-kata ini jatuh tiba-tiba terdengar suara teriakan dan ledakan yang sangat keras membuat mereka terkejut kecuali Rion yang menatap datar kepulan asap yang melonjak ke langit.
" Lihat??.... Aku masih mending kan??" Kata Rion menunjuk kepulan asap dengan santai.
Deveritri yang melihat kepulan asap itu langsung mengusap wajah nya frustasi, ia bersyukur bahwa ia cuma sebuah robot jika tidak mungkin ia sudah gila dan stres sendiri meghadapi kedua anggota kerajaan yang sifat nya barbar.
Skip~~
Rion yang sedang menunggu kakak nya di meja makan langsung ceria saat melihat kakak nya yang melangkah mendekatinya di meja makan dan langsung menyapa nya.
" Pagi kak River~~ habis ngapain para pelayan kok ada ledakan dan kepulan asap sebesar pagi-pagi??" Tanya Rion ceria.
Nier yang mengikuti River menarik nafas panjang karena tidak menyangka River akan melakukan ledakan sebesar itu hanya cuma tidak mau di layani pelayan.
" Biasalah.... Aku kaget. Mereka masuk ke dalam kamar ku dan tiba-tiba melepas bajuku saat aku belum sadar penuh." Balas River malas sambil duduk di sebrang Rion.
Rion yang mendengar itu hanya ber oh ria sambil menyesap minuman nya, sedangkan Nier yang mendengar perkataan River langsung membalas nya.
" Mereka hanya mengerjakan tugas mereka saja tuan ku." Kata Nier menghela nafas berat.
" Kalau mau bangunin ya bangunin saja gak usah lepas-lepas baju ku segala." Balas River cuek sambil meminum minuman yang di tuangkan Deveritri untuk nya.
" Aku tebak pelayan nya baru semua.... Karena kalau pelayan yang lama mana berani membuka baju kak River kalau orang nya sendiri gak sadar penuh bisa-bisa di ledakin kayak tadi." Balas Rion acuh dan mulai memakan makanan nya di ikuti oleh River.
Nier yang mendengar percakapan santai 2 orang di depan nya seakan-akan mereka cuma membahas tentang cuaca hanya bisa membuat Nier mengusap dada sabar.
Deveritri yang melihat itu menepuk pundak Nier pengertian karena ia paham dengan apa yang dirasakan Nier sekarang.
" Kau harus terbiasa dengan ini." Kata Deveritri membuat Nier menghela nafas berat.
Selesai makan River berjalan menuju ruang tahanan bersama Nier dan beberapa pelayan dan penjaga.
Setelah sampai para pelayan dengan sigap menaruh 2 kursi yang terlihat agak mewah yang langsung di duduki oleh River dan Rion.
" Bawa semua tahanan kemari." Perintah River yang langsung dilaksanakan oleh para penjaga.
" Siap yang mulia Maharaja."
Setelah menerima perintah itu para prajurit langsung menyeret beberapa tahanan alien hijau berkepala kotak yang memakai baju lab agak berantakan.
" Baiklah~~ mari kita melakukan percakapan menyenangkan di antara kita semua~~" senandung River sambil tersenyum manis kepada para alien di depan nya membuat mereka merinding ketakutan karena senyuman yang di tunjukan River dan Rion adalah senyuman yang menjanjikan penyiksaan.
" Aku benci berbicara berputar-putar jadi aku akan langsung ke intinya." Kata River sambil mengambil tumpukan Dokumen yang diserahkan prajurit kepadanya.
Rion juga menerima Dokumen yang diserahkan Prajurit, berbeda dengan Rion yang sudah menunduk fokus membaca setiap kata di Dokumen River hanya membalik nya sebentar sebelum melambaikan nya ke tawanan yang sedang dipaksa berlutut di depan nya.
" Apa kalian memiliki pembelaan atas semua kejahatan yang telah kalian lakukan??" Tanya River sambil tersenyum miring.
" Wow..... Kalian melakukan semua ini??. Aku sudah tidak terkejut lagi, lagipula aku tidak mengharapkan bangsa kalian itu melakukan kebaikan." Kata Rion setelah membaca keseluruhan Dokumen dan mendengus menghina.
" Menggunakan penelitian kakak ku dan bereksperimen kepada makhluk lain..... Di sini tertulis kalau kalian tidak menggunakan hewan untuk penelitian kalian melainkan ras alien lain.... Wow.... Sungguh tidak mempunyai perasaan." Kata Rion menggantung lalu tertawa mengejek.
" Hei!!!.... Jangan menghakimi kami se enak nya seakan-akan kalian tidak bersalah!!!."
" Benar sekali!!.... Yang salah di sini itu adalah yang membuat penelitian!!!."
" Benar!!!.... Kami hanya menjalankan nya saja!!!.... Bukan kami yang membuat semua penelitian itu kau seharusnya menyalahkan orang yang membuat nya jika ia tidak membuat nya semua ini tidak akan terjadi!!!."
Mendengar pembelaan tahanan di depan nya yang menyalakan semua kepada kakak nya yang merupakan pencipta semua penelitian itu membuat sebelah mata Rion berkedut marah, ia lalu melirik kakak nya yang duduk di samping nya masih terlihat santai dan tak tersinggung dengan perkataan alien hijau di depan nya.
" Oh.... Hebat sekali.... Kalian melempar tanggung jawab kepada orang lain." Balas Rion mencubit kening nya menahan amarah yang akan meledak.
" Pfft... Kami ini juga seorang peneliti dan ilmuan, apa kau pikir kami tidak tauh jika semua penelitian itu memerlukan berkali-kali eksperimen dan aku yakin semua ekperimen itu mengalami berkali-kali kegagalan!!."
" Seperti kami.... Ia pasti telah mengorbankan banyak nyawa untuk penelitian nya !!... Jadi jangan sok suci sendiri."
"Cukup sudah!!" Teriak Rion geram sambil melempar dokumen di tangan nya kepada para tawanan di depan nya.
" Kakak ku berbeda dengan kalian!!" Lanjut Rion dengan nafas tersengal-sengal menahan marah.
" Rion.... Tenanglah. Kau harus mengatur emosi mu kalau tidak alam sekitar kita akan berdampak." Kata River menenangkan adik nya.
Mendengar perkataan sang kakak akhirnya Rion duduk dengan tenang tapi masih menatap tidak suka para tahanan di depan nya.
Melihat adik nya yang sudah tenang akhir nya River menatap para tahanan di depan nya dengan tenang.
" Aku mengakui semua penelitian itu memang memerlukan eksperimen." Kata River kalem.
" Lihat!!!.... Kau tidak ada bedanya dengan kami!!." Teriak salah satu peneliti.
Mendengar itu River langsung melambaikan tangan nya untuk menghentikan tidak hanya Rion bahkan semua prajurit dan pelayan yang ikut bersamanya yang akan meledak marah.
Setelah melihat mereka yang sudah tenang kembali River kembali melihat para peneliti di depan nya dengan cuek.
" Tapi... Aku berbeda dengan kalian." Balas River santai membuat tidak hanya penelitian tadi yang berteriak bingung bahkan semua peneliti yang mendengar perkataan River mengerutkan kening bingung.
" Aku tidak menggunakan orang lain untuk menjadi eksperimen ku...." Kata River menggantung lalu menaruh sebelah tangan nya di dadanya.
" Aku menggunakan diriku sendiri sebagai bahan eksperimen ku."
" Tubuhku.... Adalah bahan eksperimen ku."
Flashback end~~
.
.
.
.
.
.
Di luar angkasa~~
Kapten Cordax prov~~
Di kapal luar angkasa milik kapten Cordax, ia sedang memerhatikan gelombang informasi dari sosok remaja laki-laki di layar hologram nya.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan terlihat Reta'ka yang berpenampilan berbeda, terlihat jelas kalau tubuh nya telah di perkuat.
" Apa yang kau lakukan??" Tanya Retaka membuat Kapten Cordax melirik nya pelan.
".... Apa yang kau gunakan untuk scan setiap ruangan mu??... Sidik jari??, Retina mata??, Bentuk wajah??, Suara??, Atau DNA mu??" Tanya Kapten Cordax pelan.
Sebelum Retakka menjawab Kapten Cordax sudah membuka suara lagi.
Biasa nya orang-orang akan menggunakan itu semua untuk Scan, dulupun aku berpikiran kalau orang itu menggunakan salah satu dari semua itu untuk scan nya tapi sekarang aku menyadari sesuatu kalau dia sama sekali tidak menggunakan salah satu yang tadi sebutkan nya.
" Apa yang dari tadi kau bahas ini??" Tanya Retakka kebingungan.
Mendengar pertanyaan itu kapten Cordax mengangkat bahu acuh sebelum membalik tubuh nya menghadap Retakka.
" Bagaimana tubuh mu yang telah di upgrade??" Tanya Kapten Cordax.
Mendengar pertanyaan itu Retakka langsung menggenggam tangan nya menunjukan otot-otot nya.
" Sangat bagus!!!.... Ini lebih kuat dari yang aku bayangkan." Kata Retakka tersenyum senang saat merasakan kekuatan yang mengalir ke seluruh tubuh nya.
" Kapan kita akan menyerang??... Aku sudah gatal ingin menghabisi mereka semua." Lanjut Retakka sambil menunjukan senyum jahat nya.
" Kau masih harus menunggu karena lawan kita kali ini itu sangat kuat, jika kita menyerangnya dengan tergesa-gesa kitalah yang akan kalah." Kata kapten Cordax membuat Retakka mendesak tidak suka.
" Apalagi yang kurang??... Dengan persiapan semua ini kita sudah cukup menghancurkan mereka." Balas Retakka.
" Belum cukup.... Semua ini belum cukup. Dari pada kau terus mengeluh seperti ini lebih baik kau berlatih untuk menyesuaikan kekuatan baru yang kau terima." Kata kapten Cordax sambil mengusir Retakka keluar dari ruangan nya.
Retakka yang di usir oleh kapten Cordax sebenarnya tidak terima tapi mengingat racun yang ada di tubuh nya membuat Retakka tidak memiliki pilihan lain sehingga ia keluar dari ruangan kapten Cordax dengan marah.
Setelah Retakka keluar Kapten Cordax melihat rekaman yang di rekam oleh satu anak buah nya saat Boboiboy masuk kedalam ruangan power sphera di pulau apung.
Di rekam itu terlihat Boboiboy yang sedang memegang gelang lonceng berdiri di depan gerbang lalu muncul cahaya yang meng scan gelang itu dan Boboiboy setelah itu pintu nya terbuka.
" Gelang itu hanya pemicu untuk Scan nya aktif dan yang di scan itu adalah bocah ini."
" Sidik jari, retina mata, bentuk wajah, suara maupun DNA itu dapat di tiru menggunakan power sphera jadi dia tidak mungkin menggunakan semua itu untuk scan ID nya terus apa yang akan dia gunakan??"
".....Untuk mendapat semua penelitian dan alat buatan nya yang tersimpan jauh di ruangan nya yang memerlukan Scan ID nya Dulu aku berpikir sangat keras untuk mengetahui apa yang ia gunakan untuk Scan ID nya...."
" Dan bocah ini dapat masuk ke ruangan itu yang artinya ID nya terdaftar di sana."
" ..... Boboiboy siapa kau sebenar nya??.... Kenapa kau dapat masuk ke tempat yang sudah terkunci selama 1 abad??."
Kapten Cordax prov end~~
" Siapa kau??" Tanya Maripos kepada River yang baru datang.
River yang mendengar itu cuma terdiam sambil melihat teliti penghuni baru yang merupakan Kuputri dan Maripos sebelum melirik Tok Kasa dengan tatapan datar.
" Hang kasa..... Apa ' itu' kau bagi ke mereka??" Tanya River sambil menunjuk Kuputri dan Maripos yang langsung membuat Tok kasa tertawa canggung.
" Hehehe.... Keadaan mereka waktu itu mendesak jadi membuatku tidak memiliki pilihan." Jawab tok kasa membuat River menghela nafas panjang.
" Ya sudah kalau begitu..... Tapi.... Kenapa kalian ada di sini??" Tanya River lagi karena penasaran saat melihat suasana nya yang canggung lalu Boboiboy dan Maripos juga terlihat sedang melakukan perang dingin.
Sebelum salah satu dari mereka membuka suara tiba-tiba dari belakang River muncul sebuah tangan yang sedang memegang bahu River.
Karena panik dan terkejut karena River tidak bisa merasakan aura keberadaan nya membuat River refleks membanting sosok itu ke depan.
Wuus...
" Akh!!!...."
" Ow..... Punya Abang kok kejam banget." Kata sosok itu yang masih mempertahankan posisi nya yang terlentang di tanah.
" Meow~~" kucing yang ada di pundak River langsung mengeong karena mengenali sosok yang baru di banting majikan nya.
" Rion???..... Ngapain kau kesini??!!" Tanya River terkejut dengan kemunculan adik nya.
" Mau apa lagi??... Ya ngikutin Abanglah!!!.... Abang baru pulang setelah 1 abad dan langsung pergi begitu saja?!!.... Aku gak terima!!!." Kata Rion sewot sambil bangun dari tanah dan membersihkan baju nya yang kotor dari debu.
Bersyukur dengan kemampuan alami ras nya yang dapat sembuh dengan cepat membuat Rion hanya merasakan sebentar rasa sakit akibat dibanting kakak nya sendiri.
"Siapa lagi kau?" Tanya ulang Maripos saat melihat sosok yang baru muncul.
Mendengar suara itu membuat Rion menoleh dan matanya langsung berbinar dengan semangat saat melihat Maripos dan Kuputri yang merupakan ras alien tipe serangga.
" Namaku Rion adik nya Bang River dan aku berasal dari ras elementum." Balas Rion sambil menunjuk River.
River yang mendengar panggilan baru Rion kepadanya langsung mengerutkan kening bingung.
" Bang???.... Kenapa kau panggil aku Abang biasa nya kakak." Tanya River.
" Biar ada sensasi baru Bang...." Balas Rion santai lalu menoleh ke arah Halilintar, Taufan dan Gempa.
Sedangkan Boboiboy aura nya telah di samarkan oleh Lastbot saat Rion muncul membuat aura nya sekarang tidak jauh berbeda dengan para element.
Rion sama dengan River yang sangat sensitif dengan aura itu sebab nya Rion akan curiga jika melihat Boboiboy yang memiliki aura yang sama persis dengan kakak nya oleh sebab itu aura nya di samarkan oleh Lastbot dan jika aura Boboiboy sama persis dengan para element maka Rion tidak akan curiga sama sekali karena para element itu tercipta oleh Gen kakak nya jadi jika mereka mirip dengan kakak nya ia tidak akan curiga.
" Wow..... Ini luar biasa." Gumam Rion terkagum sebelum tiba-tiba terbatuk dan merasa terbakar di seluruh tubuh nya.
" Aduh.... Kenapa tubuhku rasanya gak enak??." Gumam Rion dengan suara serak lalu mengerutkan kening nya tidak nyaman.
" Kau kena polusi yang ada di bumi Rion... Meskipun Bumi terlihat begini sebenar nya bumi sudah tercemar oleh polusi dan meskipun itu tidak membunuh kita tapi itu cukup membuat kita mual dan sakit." Kata River saat melihat wajah adik nya yang sudah pucat.
Dengan raut wajah khawatir Rion mengusap kepala adik nya yang sedang meringkuk dengan kedua tangan menutup mulutnya menahan muntah dan nafasnya yang tersendat-sendat karena sesak.
" Makanya kalau mau kemanapun pakai alat perlindungan diri.... Cepat pulang sana jangan di sini terus." Lanjut River sambil menunjuk portal teleportasi yang masih terbuka.
Mendengar perkataan sang kakak membuat Rion langsung menatap enggan kakak nya, meskipun seluruh tubuh nya terasa tidak nyaman Rion tidak mau pergi tanpa kakak nya.
Meskipun Rion tidak bicara apapun karena sedang menahan muntah dan sakit di seluruh tubuh nya, River yang sudah hafal dengan adik nya saat melihat kedua mata purple ungu nya yang sedang menatap enggan dirinya membuat River tauh kalau adik nya ini tidak mau pergi tanpa dirinya.
" Hah.... Oke. Aku ikut dengan mu pulang..." Kata River menggantung sambil melihat Lastbot.
" Maaf Lastbot aku akan mengantar adik ku ini dulu jika ada apa-apa kau bisa mengirim ku pesan aku sudah menghubungkan jalur komunikasi nya jadi kau bisa menghubungi ku kapanpun." Lanjut River sambil menarik adik nya masuk kedalam portal yang di ikuti dengan patuh oleh Rion.
Saat portal sudah tertutup keadaan di sana seketika hening karena tidak paham dengan peristiwa yang baru saja terjadi.
Setelah beberapa saat hening Lastbot membuka suara.
" Maaf kalau lancang.... Apa yang telah terjadi di sini dan kenapa kalian berkumpul di sini??" Tanya Lastbot bingung.
Mendengar pertanyaan Lastbot membuat perhatian mereka akhirnya mengarah ke Lastbot yang sedang melayang di dekat Boboiboy.
Mendengar pertanyaan Lastbot, Ochobot dan kawan-kawan Boboiboy yang ada di sana langsung menjelaskan apa yang sudah terjadi.
" Dari pada kalian repot-repot bertengkar seperti ini kenapa kalian tidak pergi langsung ke planet windara??" Kata Lastbot memberi saran saat melihat kedua sosok di depan nya sedang melakukan perang dingin setelah kepergian River bersama adik nya
" Aku setuju-setuju saja dengan saran mu Lastbot tapi aku tidak tauh dengan serangan ini." Kata Boboiboy kesal dengan Maripos.
" APA KATAMU?!!." Balas Maripos tidak terima dengan perkataan Boboiboy.
" Haha.... Sudah ku duga serangga memang gak punya telinga,aku tidak berharap kau mendengar ku." Balas Boboiboy.
" Kuasa angin itu adalah milik Windara!!." Teriak Maripos marah.
" Taufan bukan milik siapapun!!!.... Kehidupan nya adalah milik nya sendiri!!!" Balas Boboiboy kesal sekaligus marah dengan perkataan Maripos.
Maripos yang mendengar perkataan Boboiboy merasa kalau remaja di depan nya ini munafik.
" Jangan sok munafik!!!.... Dia itu cuma alat bukan makhluk hidup seperti kita!!!." Kata Maripos dengan raut wajah jijik.
Kuputri yang mendengar perkataan Maripos yang sudah di luar batas langsung berteriak marah.
" MARIPOS!!!.... KATA-KATA MU SUDAH KASAR!!"
Maripos yang mendapat teguran oleh Kuputri langsung menunduk terdiam.
" Ma-maaf hamba tuan ku."
Setelah suasana sunyi tiba-tiba suara baru menginterupsi mereka.
" Sudah belum perang nya??.... Aku sudah capek menunggu percakapan ini yang tidak mencapai titik terang." Kata River yang entah sejak kapan di sana memakan cemilan dan meminum es coklat yang ada di kedua tangan nya.
" Master??.... Sejak kapan di sini??!" Tanya Lastbot terkejut dengan kemunculan master nya ini yang muncul tanpa peringatan.
Dan perlu di ingatkan Master nya ini baru saja pergi dan sekarang orang nya sudah berada di sana dengan cemilan dan es coklat di kedua tangan nya.
" Baru saja." Balas River malas sambil menyesap es coklat nya.
" Bagaimana dengan adik master??" Tanya Lastbot mengingat kalau master nya ini sedang menjaga adik nya yang sakit akibat polusi yang ada di bumi.
" Aku beri obat tidur dan sekarang ia sedang tidur di rumah..... Kalau tidak mana mungkin ia membiarkan aku pergi ke sini." Balas River membuat Lastbot ber oh ria, setelah River menghabiskan semua makanan nya ia lalu membuka suara lagi.
" Setelah mendengar perkataan kalian tadi bagaiman kalau kita berdiskusi bersama para element??.... Kita juga memerlukan pendapat element yang lain dan juga Jika seperti ini terus tidak akan ada titik terang nya jika kalian berdua terus berperang dan berdebat." Kata River sambil melirik Boboiboy dan Maripos.
Setelah mereka mengangguk River lalu menoleh ke arah Halilintar, Taufan dan Gempa yang masih berdiri diam tanpa suara.
" Hali... Gempa... Bisakah kalian memanggil element yang lain??... Lalu Taufan kemarilah."
.
.
.
.
.
.
Entah kenapa aku buat dialog ini tapi aku selalu membayangkan bagaimana reaksi Rion jika mendapatkan kata keramat dari keluarga Tomato~~
Monggo baca~~
" Kak.... Ada dokumen yang tidak aku paham, bisa tolong bantu aku??" Tanya Rion sambil menunjukan tumpukan dokumen di tangan nya.
River yang melihat tumpukan dokumen itu hanya menatap datar adik nya.
" Rion...."
" Ya??.."
" BERDIKARI LAH."
".....🥲🥲💢💢💢💢"
Setelah kata itu keluar Rion langsung terdiam dengan air mata dan seperempat imejiner yang muncul di wajah nya.
"DARIMANA ABANG MENDAPAT KAN KATA-KATA ITU?!!!😭😭💢💢💢"
BANG!!... BANG!!... BUAK!!... BRUAK!!.
" Yang mulia?!!"
" Tuanku!!!... Tolong tenang!!."
Semua meja, kursi dan barang apapun di sekitar nya di lempar oleh Rion ke segala arah karena saking marah nya ia mendapat kata keramat dari sang kakak.
Sedangkan River terlihat sangat santai saat melihat kegaduhan akibat adik nya sambil menyesap teh di tangan nya dengan menghayati.
" Indahnya kegaduhan."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top