28 - Kota Makassar dan Sebuah Pengakuan
Delon tak pernah menyangka akan menjalani masa kuliah di Makassar, Kota Angin Mamiri. Delon tentu saja menyambut sukacita jabatan baru papanya di sebuah perusahaan retail, yang kemudian dipercayakan memimpin cabang Makassar. Meski sebenarnya ia belum rela meninggalkan Jakarta. Bukan tanpa sebab, ada hal yang dirasanya belum tuntas. Meski jauh sebelum kepergiannya ia sudah menerima maaf dari Alea, ia tak pernah menemukan hubungan mereka kembali sehangat dulu. Namun hal ini pula yang meyakinkannya untuk hijrah ke Makassar. Pergi untuk sementara rasanya paling tepat untuk saat ini.
Delon tak pernah berhenti menulis puisi, masih bertemankan pocket note andalan yang selalu terasa pas dibawa ke mana-mana. Bedanya, ia tak lagi mempublikasikannya ke Wattpad. Sesuai suasana hati, sekarang puisinya lebih banyak bernada penyesalan, permohonan maaf, dan apa pun yang berhubungan dengan kesempatan kedua. Masih ada Alea di tiap bait-bait puisinya.
Makassar tidak buruk, banyak hal menarik yang bisa dinikmati. Kendati demikian, setelah beberapa hari di kota ini, Delon tak luput dari bekukan rindu yang teramat akut akan semua hal yang ditinggalkannya di Jakarta. Terutama setiap jejak waktu yang mengandung senyum Alea. Ah, cewek itu apa kabar?
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top