4
"Apa yang kau lakukan disini?"
Riku sedikit mengepalkan tangannya, dan menatap Tenn dengan sedikit tegas.
"Memangnya kenapa, Tenn-nii? Apa...aku tidak boleh bekerja?" Tanya Riku.
Tenn menghela napasnya.
"Kenapa bidang entertainment? Bukankah diluar sana masih banyak pekerjaan yang lain?!" Tenn sedikit meninggikan nada suaranya.
Geram.
Itulah yang dirasakan Riku sekarang.
"Meski begitu! Kita berada di jalan yang berbeda, Tenn-nii! Kau tidak perlu repot-repot mengurusi ku! Urusi saja urusanmu sendiri!" Seru Riku tak kalah tinggi dengan Tenn.
Terkejut? Ohoho tentu saja Tenn terkejut melihat adiknya yang manis dan imut itu bisa seperti ini.
"Riku, maksudku-"
Riku beranjak dari duduknya, dan berjalan mengarah ke pintu.
"Maaf Tenn-nii, aku baru ingat jika aku ada keperluan penting pagi ini, kalau begitu aku pergi dulu"
"Tunggu! Riku-!"
SLAM!
Pintu kamar Tenn tertutup sebelum Tenn menyelesaikan kalimatnya.
"Ah... sial!" Gerutu Tenn.
. . .
Riku menuruni tangga dan melihat Gaku yang tengah kesusahan(?) Karena Ryuu tergeletak mengenaskan di lantai.
"Ah Nanase, kau sudah mau pergi lagi?" Tanya Gaku.
Riku mengangguk.
"Etto...Yaotome-san, apa kau perlu bantuan?" Tawar Riku.
"Ah tidak perlu, aku sudah terbiasa. Mari kuantar ke depan"
"Tidak perlu, Yaotome-san. Aku bisa sendiri kok, Yaotome-san kan sudah kesusahan begitu. Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Yaotome-san"
"Baiklah, hati-hati di jalan"
Riku menutup pintu dorm dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan dorm.
"...."
Riku menyalakan mobilnya dan melaju ke jalan besar.
"Tenn sialan! Memangnya kenapa jika aku bekerja di dunia entertainment?! Seenaknya mengatur hidup orang! Cih menyebalkan!!" Gerutu Riku sambil sesekali membanting setirnya.
"Riri"
"Iya tuan, ada apa?"
"Nyalakan mode auto dan arahkan mobil ke lokasi yang sudah ditandai, lalu hubungi mereka" titah Riku.
"Wakarimashita"
"Auto mode on..."
"Telepon terhubung"
"Kalian, temui aku di markas sekarang!"
"..."
Riku melepas setir mobilnya yang kini melaju 180 km/jam, dan memainkan ponsel berwarna hitam miliknya.
"Malam ini....akan menjadi menyenangkan~" ucap Riku sambil menyeringai.
To: Tim Alpha
From: Riku
Photo.jpeg
Riku mengirim foto alamat rumah si tua Bangka itu kepada tim nya, dan memiliki suatu niat yang tentunya sangat baik.
. . .
"Ketua mengirim sebuah foto" ucap Naoki, sang ahli strategi.
"Ini...sebuah alamat?" Tanya Shiki, sang ahli persenjataan.
"Mungkin ada hubungannya dengan kasus yang sedang ditanganinya?" Tanya Arisu, sang ahli dalam bidang IT.
"Yah....mungkin Ketua akan menjelaskannya di markas nanti" ucap Elza, sang ahli dalam menembak jarak jauh.
Mereka semua mengangguk dan bersiap untuk pergi ke markas.
. . .
Markas ICO cabang Jepang
Riku keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke gedung tinggi itu, orang-orang yang berlaku lalang menyapa Riku dengan hormat dan Riku menanggapinya dengan anggukan kecil.
Lalu dia pergi ke lantai 4 dan menuju ke sebuah ruangan.
Ruangan Tim Alpha
Cklek!
"Oh! Kalian sudah datang?"
Keempat anggota tim alpha itu langsung memasang pose hormat, dan kemudian duduk di meja meeting.
"Ada apa memanggil kami kemari? Dan foto apa yang dikirim di email?" Tanya Arisu.
Riku menyimpan ponsel hitam miliknya di meja, dan muncul lah informasi-informasi yang ia dapatkan di meja layar sentuh itu.
"Aku berhasil mendapatkan alamat mantan manager korban dari salah satu anak didiknya, dan aku ingin kita pergi kesana nanti malam" ucap Riku.
"Pergi kesana?"
"Ya....kita akan masuk.....tanpa diundang oleh sang pemilik rumah itu" ucap Riku sambil menyeringai.
Naoki dan Shiki hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Arisu dan Elza hanya membulatkan matanya karena terkejut.
"Itu menerobos namanya! Masa pejuang kejahatan menerobos masuk ke rumah orang lain" ucap Elza.
"Yah....karena kalian baru bergabung tahun kemarin jadi tidak tahu julukan kami" ucap Naoki.
Elza dan Arisu memiringkan kepalanya, "julukan??"
"Benar-benar, julukan kami itu.....'penjahat pejuang kejahatan'!" Ucap Shiki mengangguk mantap.
"Julukan itu diberikan karena kerja kami yang tingkahnya seperti penjahat, contohnya; menerobos masuk rumah orang lain dan lain-lain" ucap Riku.
.
.
.
.
"Jadi sebenarnya kami bekerja dengan penjahat selama ini.....?" - Elza
"Aku akan memberitahukan ini kepada pemimpin..." - Arisu.
"BUKAN GITU A***R! BUKAN PENJAHAT BENERAN UYY!!" - Naoki, Shiki, Riku
"Itu cuma julukan doang, jangan lihat dari julukannya dong....masa orang seganteng kaya gini jadi penjahat" - Naoki
"ADUH! TENGGOROKAN GUA KESELEK MONAS" - Shiki
"ADUHH! GUA KESELEK BULAN NIH!" - Riku
"SIAN**R! KALEAN BERDOSA SEKALI~ GOSAH IRI LAH~" - Naoki
"Hah? Berdosa?? Iya kamu itu berdosa bangett" - Riku
"Jangan solimi" - Shiki
"Solimi....solimi....SOLEHAAA!!" - Naoki
"UDAHHHH JANGAN BERTEMAN! BERANTEM AJA!" - Elza dan Arisu
"Hayuk lah berantem, sekalian ngilangin bad mood nih....//menyeringai dan aura pekat" - Riku
SIAN**R! INI ORANG SWITCH PERSONALITY NYA CEPET BANGET DAH - Dalam hati Naoki, Shiki, Elza, Arisu
"Ayok, katanya berantem..." - Riku
Gustiiii....pemimpin! Kok anakmu gini amat sih.... - Dalam hati Naoki, Shiki, Elza, Arisu
"Jadi, bisa kita mulai....berantemnya~??"
---
Doeng~
Keempat orang terkapar lemas layaknya manusia tak bernyawa, sedangkan yang jadi dalangnya hanya duduk manis sambil tersenyum.
"Akhirnya, bad mood ku hilang" ucap Riku.
"A***r lah lu, Rik. Kalo lagi bad mood, kemampuan lu jadi 10x lipat" lirih Shiki.
"Untung kita berdua kuat karena dah biasa, kasian mereka berdua....kek ngga ada nyawa" lirih Naoki.
Riku hanya tersenyum.
"Setidaknya aku bisa melihat perkembangan kalian, meski mereka berdua baru bergabung tahun kemarin tapi kemampuan mereka hampir setara dengan kita" jelas Riku.
Kemudian, Riku menatap jam yang menunjukkan pukul 11 siang.
"Aku harus pergi, aku ada pekerjaan siang ini" ucap Riku sambil membereskan perlengkapannya.
"Jangan lupa malam ini, aku tunggu kalian di studio Bandai jam 10 malam"
"Okee~"
.
.
.
.
.
"Kasian mereka berdua, bawa ke ruang kesehatan aja yuk" - Shiki
"Ayok aja, tapi...." - Naoki
"Tapi apa??" - Shiki
"Gua ngga ngerti sistem kesehatan disini, ngga bisa make nya" - Naoki
"Sian**r! Kan ada gua! Ntar gua yang ambil perlengkapan obatnya, yang penting...lu bawa kan kartu ID nya?" - Shiki
".....engga, te-he~" - Naoki
"Hadeuh....yodah, sana ambil kartu ID cadangan punya Riku di laci meja" - Shiki
"Iya makkk" - Naoki
"Bangsat lah kau..." - Shiki
"Hah? Bangsat?? Itukan nama kartu seluler di Indonesia..." - Naoki
"INDOSAT A***R!!" - Shiki
"Ya kalo di Bangladesh kan jadi Bangsat..." - Naoki
"SETERAH DAH" - Shiki
. . .
Riku melakukan pekerjaan modelnya hingga sore hari, lalu di perjalanan pulang dia mampir ke sebuah toko kue yang pernah ia datangi sebelumnya.
"Selamat datang! Ah...kau kan yang waktu itu!"
Riku tersenyum.
"Hari ini, kami memiliki menu spesial khusus hari ini! Mungkin kau akan menyukainya" ucap laki-laki berambut Oren itu.
"Ah benarkah? Kalau begitu, aku pesan menu spesial dan dimakan disini" pinta Riku.
"Oke! Pesanan segera datang!"
Riku duduk di salah satu meja, dan kemudian membuka kacamata hitam dan mantel yang ia pakai.
Lalu dia mengambil ponsel berwarna merahnya yang berbunyi terus menerus karena notifikasi dari salah satu member re:vale.
"Momo-san....penyimpanan ku bisa penuh dengan semua stiker itu...." Gumamnya sambil melihat spam stiker yang dilakukan oleh Sunohara Momose, atau biasa dipanggil Momo.
Riku mengetik sesuatu dan mengirimnya, lalu pesanannya pun datang.
"Ini pesanan- eh....kurasa aku pernah melihatmu di TV"
"Nanase Riku desu, yoroshiku~" ucap Riku sambil tersenyum.
Mata laki-laki berambut oren itu melebar.
"Tidak mungkin....kau adalah Nanase Riku...model yang sedang naik daun itu??!"
"A-haha...."
"Wah....senang sekali rasanya dengan kedatangan model ke sini! Kalau begitu, bolehkah aku meminta tanda tanganmu?" Pintanya.
"Boleh"
Laki-laki itu tersenyum lebar dan langsung lari masuk ke dalam untuk mengambil papan tanda tangan, Riku hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
Tak lama kemudian, Riku telah menghabiskan makanannya dan juga laki-laki itu datang sambil membawa papan tanda tangan.
Riku menandatangani papan itu.
"Tulis Izumi Mitsuki dan Izumi Iori saja hehe" ucap laki-laki itu yang bernama Mitsuki.
"Ah...Okee~"
Lalu, Riku memberikan papan itu kembali pada Mitsuki.
"Terima kasih, Nanase-san! Aku akan terus menjaga kenangan ini!" Ucap Mitsuki.
"Sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu" ucap Riku.
"Jangan lupa datang lagi, Nanase-san!"
"Pasti!"
.
.
.
.
"Tadaima...."
"Ah Iori! Okaeri"
"Hm? Kau sepertinya senang sekali, nii-san"
"Tentu saja aku senang! Nanase Riku datang ke sini!"
"Siapa....Nanase Riku??"
"Kau tidak tahu? Ya ampun! Makanya jangan belajar terus, sesekali update berita dong!"
"Update kok"
"Iya, update berita seputar pelajaran"
"Nah...itu nii-san tau"
"Serah deh..."
"Emangnya siapa sih?"
"Dia itu model baru yang sedang naik daun! Dan dia itu setahun diatasmu, Iori!"
"Benarkah?"
"Iya! Aku jadi ingin satu agensi dengannya!"
"...."
. . .
Setelah itu, Riku pergi berjalan-jalan ke Zero Arena.
Anginnya sedikit kencang...batin Riku.
Langkah Riku terhenti seketika.
"Aku tahu kau ada disana" ucap Riku tiba-tiba.
Riku menoleh ke belakang dengan tatapan tajam dan dingin.
"Seperti biasa, pengamatanmu sangat tajam"
"Mengapa kau mengikutiku...."
Wajah orang itu mulai terlihat.
".....wahai bodyguard Kujo Takamasa"
Bodyguard itu tersenyum miring, namun Riku sama sekali tidak takut.
. . .
"Boss, apa kau yakin? MPD sudah menutup kasus itu dan memberikannya pada ICO!"
"Aku yakin, karena kita memiliki bukti dan informasi yang cukup. Untuk masalah penangkapan, kita serahkan saja pada ICO"
"Entah kenapa aku merasa tidak yakin, boss"
"Kalian jangan pesimis dong! Usaha belum tapi sudah pesimis duluan!"
"Hahaha....dengarkan tuh, dia saja semangat gitu"
"Hah....baiklah, terus selanjutnya?"
"Kita cari seorang agen ICO yang bernama Nanase Riku, aku tidak tahu dia sedang dimana, tapi ku dengar jika dia berada di Jepang"
"....."
".....tunggu! Maksudmu, Nanase Riku yang berambut Crimson??"
"Kau mengenalnya?"
"Apalah kalian ini, dia itu seorang model yang sedang naik daun! Bahkan saat perjalanan ke sini, aku sempat melihatnya di Zero Arena"
"Zero Arena.....kalau begitu kita pergi kesana!"
"Siap Boss!"
TBC
Next!
Chapter 5
File member ICO
Alpha Team
Nama: Ichiro Naoki
Umur: 23 tahun
Pekerjaan: Wakil ketua tim alpha, Agen ICO cabang Jepang
Tanggal lahir: 4 Desember
Rank ICO: S
Nama: Izaraki Shiki
Umur: 22 tahun
Pekerjaan: Agen ICO cabang Jepang
Tanggal lahir: 26 Juni
Rank ICO: S
Nama: Yuuki Arisu/ Yuuki Alice
Umur: 20 tahun
Pekerjaan: Agen ICO cabang Jepang, member Tim Beta (former)
Tanggal lahir: 4 Mei
Rank ICO: A
Nama: Gabriella Elza
Umur: 20 tahun
Pekerjaan: Agen ICO cabang Jepang, member Tim Omega (former)
Tanggal lahir: 18 Januari
Rank ICO: A
Tim Alpha merupakan tim yang bisa dibilang elite, hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk ke tim Alpha.
Tim Alpha sering diberi misi berbahaya dan besar, tapi itu bukan pantangan bagi membernya.
Mantan member Tim Alpha hampir semuanya berasal dari keluarga Nanase, mau itu cicitnya....cucunya....nenek moyangnya....ya pokoknya hampir semua lah.
Meski Tim Alpha itu tim yang elite, tapi mereka lebih banyak nganggurnya daripada sibuknya.
~~~
Fact #5
Insiden penyerangan kepada kepolisian membuat beberapa orang kehilangan nyawanya, dan insiden ini bertepatan dengan kasus penembakan di New Orleans, karena yang menjadi dalangnya adalah orang yang sama.
~~~
Kuucapkan terima kasih kepada kalian berempat karena mau menemani Riku menjalani misinya~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top