12
Rumah Sakit
"Untung saja lukanya tidak dalam" ucap Ryuu.
Riku hanya tersenyum mendengarnya.
"Bagaimana sekarang, Riku? Kau mungkin memiliki musuh karena tidak suka dengan ketenaranmu" khawatir Tenn.
Justru bapak angkatmu itu yang tidak suka dengan kehadiranku di dunia entertainment, Tenn batin Riku.
"Maa....aku memiliki bodyguard, mereka sangat kuat. Saking kuatnya jika aku menyuruh mereka menghancurkan dunia pun akan mereka lakukan dengan sempurna" jelas Riku.
"Sekuat...itu kah..." Gumam Gaku sedikit merinding.
Riku hanya terkekeh kecil, dan menyadari sesuatu.
"Ngomong-ngomong, kemana Momo-san dan Yuki-san?"
Jangan tanya deh kalo mereka berdua mah, sudah pasti pergi ke suatu tempat dimana mereka bisa merasakan quality time...
. . .
Apartemen Riku
Dia melepas jas nya yang sedikit kotor karena darah ke tempat sampah, dan menggantinya dengan yang bersih.
Lalu, dia menyalakan komputernya dan mulai mengecek flashdrive yang diberikan Inui.
"Ini..."
Mengetahui Agen sialan itu memiliki seorang anak laki-laki yang sempurna, kupikir dia bisa menjadi seperti Zero.
Akan kuambil dia dan melatih dia seperti aku melatih Zero...
...setelah itu jika dia mulai lelah, aku akan menyiksanya dengan sangat keras dan kemudian membunuhnya...
Dan aku akan menikmati hasil yang ia raih...
...ya...itu adalah rencana yang sempurna! Tidak boleh ada yang menghancurkan rencana ku!
Ah maksudku....rencana kita...
Flashdrive itu berisi video Takamasa berbicara sendiri mengenai rencananya.
BRAK!
"Br*****k kau! Kau juga ingin membunuh Tenn begitu saja?! Apa dia tidak puas telah membunuh ratusan idol sebelumnya?!!" Seru Riku dengan amarah yang memuncak.
Dia merapatkan giginya dan wajahnya mengeras.
"Tunggu....sepertinya ada hal yang aneh di video itu"
Ah maksudku....rencana kita...
Kita? Jadi tidak hanya dia yang melakukan ini? Batin Riku.
Dia pun mengeluarkan ponsel hitamnya dan segera menelepon seseorang.
. . .
Jauh di bagian dunia...
Drrt! Drrt!
"Ouh, dia menelepon"
"Angkat lah, kalo tidak diangkat nanti dia ngamuk"
"Aku tahu itu...."
"Halo Riku?"
"...."
"Ya, kami akan kesana dalam beberapa bulan"
"...."
"Aku mengerti"
(Telepon terputus)
"Apa katanya?"
Salah satu pria disana tersenyum.
"Lapis sudah melapor, tua Bangka itu sudah terpancing"
"Heh~ mudah sekali. Tinggal cecunguk satu ini yang susah sekali kita dapat"
Pria berambut pirang itu memasang ekspresi serius dan menatap keluar gedung.
"Benar...."
. . .
Takanashi Production
Riku datang ke agensi dengan keadaan rapih, dan kemudian pergi ke ruangan latihan dimana biasa ia berlatih.
"Riku-kun!"
Dia menoleh dan melihat Banri yang berlari ke arahnya.
"Ada apa, Banri-san? Ini masih di pagi buta loh" ucap Riku.
Banri hanya cengengesan.
"Gomen~ aku memiliki satu kabar baik untukmu"
Riku hanya mengernyitkan alisnya.
"Mulai tahun depan, kau akan masuk ke dalam sebuah grup idol yang akan dibentuk oleh Sachou" ucap Banri.
'hah?'
"Grup idol??"
"Iya"
"Aku tidak tertarik" tolak Riku sambil memalingkan wajahnya.
"Eh kenapa?" Tanya Banri.
"Hanya tidak tertarik saja" jawab Riku singkat, padat, dan jelas.
Banri menghela napas dan mengeluarkan amplop coklat pada Riku.
"Dari Sachou. Dia tahu kau akan menolaknya, makanya kau harus membaca ini agar kau paham, itu katanya" jelas Banri.
Riku pun menerimanya dan membacanya.
Kepada Riku-kun,
Kau pasti membaca ini setelah menolak tawaran Banri-kun, ya kan?
Sebenarnya ada alasan mengapa aku membentuk sebuah grup idol...
....alasannya adalah kau bisa lebih terkenal lagi dan bisa bersaing secara sehat dengan Trigger secara langsung, dan jika ada suatu konser besar....ada kemungkinan besar Takamasa akan datang kesana dengan anak didik perempuannya dan mengawasimu secara langsung.
Untuk mengamankan identitas aslimu, kau tidak perlu tinggal di dorm milik agensi, cukup di apartemenmu saja.
Lagipula, bukankah ada dia juga? Rahasiamu dengannya akan aman, sebagai informan ICO aku berani pertaruhkan nyawaku demi rahasia kalian berdua. Jika aku membeberkannya, jangan segan untuk menghukum ku atau bahkan kau bisa membunuhku secara langsung karena membeberkan rahasia negara.
'kau terlalu berpikir jauh, Otoharu-san'
Kumohon renungkan kembali penolakanmu, akan ku tunggu jawabanmu.
Tertanda
Takanashi Otoharu
Riku memasukkan kembali kertas itu pada amplop dan memasukannya pada jas.
"Apa isi amplop itu?" Tanya Banri.
Riku menghela napasnya.
"Bukan apa-apa. Lalu, ku tarik kembali kata-kataku tadi....aku akan menerima tawaran itu" jelas Riku pasrah.
"Benarkah?!" Girang Banri.
"Eits! Cara kerjaku nanti masih akan sama sepertiku caraku sekarang, aku tidak ingin ada jadwal acara yang berurutan per harinya, cukup pindahkan dalam satu hari saja dan batasi hingga jam 10 malam" ucap Riku panjang lebar.
"Yang lainnya...."
"...."
Riku memasang pose berpikir.
"Jadi....bagaimana?" Tanya Banri.
Riku menatap Banri dengan masih mempertahankan pose berpikirnya.
"2 hari berturut-turut, itu maksimal. Jika lebih dari itu, aku tidak akan ikut bekerja kecuali acara besar yang memang membutuhkan waktu berhari-hari" jawab Riku final.
"Baiklah"
---
Dorm Trigger
Tenn tengah duduk sambil menatap layar laptop miliknya, hingga kemudian Ryuu membawakannya susu hangat.
"Terima kasih, Ryuu" ucap Tenn sambil tersenyum.
"Haha sama-sama, kau sedang apa?" Tanya Ryuu.
"Aku sedang melihat website Takanashi Production, ku lihat mereka akan membuat sebuah grup idol dimana Riku akan menjadi salah satunya" jawab Tenn sambil mengscroll page halaman itu.
"Begitukah....ku yakin mereka akan menjadi lawan yang tangguh untuk kita...."
"Benar....Riku saja yang baru debut beberapa bulan lalu sudah memiliki projek besar bersama top idol, rasanya kita kalah dari seorang solo idol ya..." Ucap Tenn.
"Iya kau benar, Tenn...sinar Riku-kun sangat terang hingga membutakan sinar kita dan yang lainnya..."
"Tapi....sinar cahaya tidak akan bertahan lama, perlahan-lahan sinar itu pasti meredup hingga tidak tersisa sama sekali..."
"Yah kau benar..."
. . .
Kalian pasti bertanya-tanya kenapa Riku memakai pakaian yang rapih bukan?
Jawabannya simpel, karena ia akan mendapat waktu berdua bersama Tenn. Jadi menurutnya dia harus terlihat rapih di hari spesial itu.
Mereka berjanji untuk bertemu di depan sebuah taman besar pada siang hari dan pergi berkeliling berdua.
"Apakah kau sudah lama menungguku?"
"Tidak kok, aku baru saja datang"
Riku mengeluarkan senyuman terbaiknya saat itu.
"Kalau begitu, ayo kita pergi" ucap Tenn sedikit bersemangat.
Ya tentunya mereka keluar dengan penyamaran, jika tidak mereka akan langsung dikerubungi oleh banyak orang.
Mereka membeli es krim, crepes, dan lain sebagainya. Pokoknya semua dagangan di taman itu mereka beli satu-satu, dan kemudian mereka berfoto bersama.
Setelah itu, mereka memandangi langit cerah sambil berbaring di rumput hijau berseri di dekat pohon.
"Hari ini seru sekali..." Ucap Tenn.
"Ya...kau benar..." Ucap Riku.
Dia juga menatap Tenn yang kini tengah menikmati sejuknya udara dan lingkungan yang indah ini.
'Melihatnya...aku jadi teringat dengan video itu, entah kenapa rasanya ingin marah...padahal aku sangat membenci Tenn karena lebih memilih ikut dengan pembunuh itu! Tapi di satu sisi....aku tidak ingin kehilangan dia, dia adalah separuh jiwaku, kembaranku...
Perasaanku sangat rumit sekarang....aku juga merasa bersalah karena telah membohonginya selama ini, jika saja aku mengatakan yang sebenarnya.....apakah Tenn-nii akan membenciku?'
Riku mengeluarkan suara terkekeh kecil.
"Ada apa, Riku? Apakah ada sesuatu yang lucu di wajahku?" Tanya Tenn yang menatap Riku.
'Masalah itu lebih baik ku sampingkan terlebih dahulu....lebih baik sekarang fokus pada misi saat ini'
Mereka berdua terduduk, dan Riku masih menatap Tenn sambil tersenyum.
"Kau memiliki daun di rambutmu, haha...bahkan rasanya seperti sebuah tanduk di kepalamu" ucap Riku sambil tertawa.
"Apa kau bilang?? Coba ucapkan sekali lagi~"
"Tidak akan~ Hahahaha....iblis pink mengejarku~"
"Mari sini kau, Riku. Ku gelitiki hingga puas~"
Mereka berdua berlari mengelilingi taman itu sembari bermain kejar-kejaran, tawa ria keluar dari mulut mereka...bahkan ekspresi bahagia pun tak lepas dari wajah mereka...
'aku rindu di saat seperti ini....' batin Tenn.
'ini akan jadi terakhir kalinya kita bermain seperti ini....untuk seterusnya aku akan kembali seperti normal kembali untuk kelancaran misi saat ini...' batin Riku.
. . .
"Huwaa.....kawaii~"
"Kan kan?"
Tim Alpha yang tengah mengikuti Riku merasa sejuk melihat si kembar ini akur dan saling melayangkan senyum dan tawa, bahkan tak henti-hentinya Naoki dan Elza memfoto mereka.
"Muehehe....dapat juga foto yang mungkin tidak akan terjadi lagi dalam hidup" ucap Elza yang senang dengan hasil jepretannya di ponsel.
Di samping hal itu, Shiki dan Arisu merasa ada sesuatu yang tak beres. Karena biasanya Riku menolak mentah-mentah permintaan Tenn untuk bermain berdua, dan selalu menghabiskan waktu liburnya di apartemen sambil menganalisis bukti.
"Sepertinya ini menyangkut seseorang yang sempat menghampiri Riku saat ia diserang" ucap Shiki.
"Sepertinya begitu, lebih baik bertanya langsung padanya dibandingkan mengakses laptopnya tanpa seizin Riku" ucap Arisu.
"Sudahlah kalian berdua, nikmati saja dulu pemandangan indah ini" ucap Naoki dan Elza berbarengan.
Shiki dan Arisu pun cengengesan.
. . .
"Apa anda sudah memberikan flashdrive itu?"
"Sudah, mungkin dia juga sudah membuka isi dari flashdrive itu"
"Begitu ya...Arigatou, maaf jika saya menyuruh Anda melakukan hal ini"
"Tidak apa, sudah menjadi tugasku"
"Sekarang....kita tinggal tunggu hari itu tiba..."
TBC
Fact #13
Setiap Agen memiliki codename yang biasa dipakai saat menyamar.
Bisa menurut tim, ataupun kode panggilan spesial.
. . .
Special fact #4
Hal yang membuat lancar untuk menulis story adalah....
....Kelas online dan pelampiasan tugas yang numpuk:D
Aduh....bapak mertuanya siapa nih~
Atau mau diembat juga gapapa~
Wkwkwk
See you next episode~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top