Segmen 14: Tersadar Menyakiti 2

Halo lagiii~~~~

Waahh, udah sampe chapter 14 nih! Yuk hitung mundur menuju tamat xixixi

Oke, kalo gitu, seperti biasa ya, lakukan langkah2 di bawah ini sebelum membaca:

1. Follow akun Natha
2. Masukin cerita ini ke reading list kamu
3. Tekan tombol bintang
4. Kalau sudah, silakan sapa Natha di kolom komentar 💕😊🥳

Nah udah semua dilakukan?
Oke, dimulai dari 0, ya!

Enjoy reading 🥰

.

.

Segmen 14: Tersadar Menyakiti 2

Sejak memutuskan untuk 'mundur', Jenar benar-benar membangun pondasi yang kuat sebagai penopang prinsip barunya—tidak mudah luluh. Namun, siapa sangka kalau cobaannya akan seberat ini. Siapa pun yang melihat sosok Meraki Abiyyu dalam mode memelas pasti akan goyah.

"Mau ngomong apa?" Suara Jenar terdengar lembut meski ada getaran gugup di sana.

Abiyyu tidak langsung menjawab. Lelaki itu menunduk, mengatur napas seraya membuka dan menutup telapak tangan. Padahal pendingin di dalam ruangan sudah menyala, tetapi Abiyyu masih saja merasa gerah. Dahinya bahkan sudah dipenuhi peluh. "I'm sorry ...," lirihnya.

Jenar mengerjap cepat. "Maaf buat apa ...?"

Abiyyu menghela napas. Ia kembali mendongak demi bisa menatap wajah Jenar langsung. "Maaf udah nyakitin perasaan kamu. I didn't mean to. It may sound bullshit, but ... I'm sorry, Jenar."

Jenar mundur satu langkah. Ia total dibuat tergugu. Pikirnya, urusan soal menyakiti perasaannya hanya akan jadi angin lalu untuk seorang Meraki Abiyyu. Namun, saat ini keduanya berdiri saling berhadapan dengan Abiyyu yang meminta maaf padanya. Ternyata, lelaki itu cukup peka untuk menyadari perbuatannya.

Jenar terkekeh. Ia berhasil mengumpulkan dirinya kembali setelah sebelumnya terpecah dalam lamunan ini dan itu. "Well, that's life. Nggak semua harus melulu soal aku dan keinginanku.. Nggak semua yang aku mau harus aku dapat dan terwujud. So ... it's fine. Sorry isn't needed here."

Abiyyu terpaku. Ini kali pertama ia menyaksikan sosok perempuan yang masih bisa tersenyum sebegitu tulus meski perasaannya disakiti sebegitu dalam. Perempuan yang Abiyyu temui selama ini biasanya akan langsung meledak jika sedang marah, menangis jika tersakiti, dan yang paling sering adalah berubah menjadi ketus ketika sedang ngambek. Reaksi Jenar adalah sesuatu yang baru untuknya.

"Sorry ...," Abiyyu kembali melirih.

Jenar akhirnya terbahak. Tidak tahu juga karena apa. Namun ia mendapati sikap Abiyyu yang begini itu sangat lucu. "Nggak apa-apa, kak. Waktu itu kayaknya aku lagi mumet aja, mangkanya sensitif banget. Disentil sedikit juga bisa langsung nangis, deh, kayaknya."

Abiyyu terdiam. Tatapannya masih belum bisa berpaling. Ada degup anomali yang memaksanya untuk mengungkapkan isi hati yang beberapa hari belakangan membuatnya gelisah, "Jadi ... kamu nggak akan mundur, kan?"

"Hm? Maksudnya?"

"Katanya bakal bikin jatuh cinta karena terbiasa. Itu ... masih berlaku, kan?"

***

Jenar sering sekali mendengar frasa make your dreams come true—jadikan mimpimu nyata. Jenar juga tahu bahwa menjadikan mimpi sebuah kenyataan tidak semudah membalik telapak tangan. Ada keringat yang harus membaanjiri tubuh, dan air mata yang membasahi pipi hanya demi meraih impian. Kalau membicarakan soal impiannya sendiri, nama Meraki Abiyyu akan ada di jejeran daftar impiannya yang ditulis dengan tinta merah muda, berhiaskan simbol hati di sisi kanan dan kirinya.

Perkara tadi siang, dimana Abiyyu seolah memohon padanya untuk tidak berhenti, menjadikan Jenar tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan ekspresi kecewa si kakak crush kala ia membalas, "Maaf, kak. Memutuskan untuk mundur itu nggak gampang buat aku. Banyak pertimbangan ini dan itu yang harus aku lalui. So, it also isn't easy for me to change my decision."

Bukan bermaksud ingin bermain hard to get, ini semua hanya ... terlalu mendadak. Sulit bagi Jenar untuk mengolah dan memahami hal yang terjadi begitu cepat. Jadi yang ia lakukan adalah melindungi dirinya sendiri dengan tetap berada di posisi bertahan meski ia sadar betul hal ini bisa menyakiti perasaan Abiyyu.

Well, yeah. Life isn't always about the world that rotates for you.

***

Hari baru, semangat baru. Begitu prinsip Jenar. Jadi, meski hari sebelumnya sudah babak belur, keesokan harinya ia akan mengahadirkan sosok Jenar yang selalu tersenyum. Sosok Jenar yang kuat seolah sulit dikalahkan oleh apa pun. Pun, hari ini, ia datang ke studio dengan menenteng bungkusan dengan logo SkyBucks. Ada 4 gelas minuman red velvet yang akan ia nikmati bersama dengan tim Radio Hitz. Padahal ia baru saja mengeluh lelah karena kelas selesai lebih lama. Pun, mata kuliahnya barusan itu tergolong sulit. Jadi lelahnya combo. Namun, itu tidak berlangsung lama. Berkat red velvet, mood-nya kembali naik.

"Oke, stand by, ya. Kita mulai on air dalam hitungan tiga. Satu ... dua ... tiga ...." Jun menaikkan beberapa tombol untuk memulai siaran. Kalau sudah berada di depan alat-alat kontrol, Jun tampak seperti orang yang berbeda. Tidak ada Jun yang selalu nyeleneh dan penuh drama. Yang ada hanya Jun yang tampak ... keren.

"Hai, good siang, selamat afternoon, Hitzer!" ujar Abiyyu ceria. Padahal sesaat sebelumnya wajahnya masih tampak murung.

"Ketemu lagi sama akang Abi, mojang nu pang kasepnya sa Jawa Barat. Aseekk! Seperti biasa, akang menyapa dari saluran radio kesayangan di 95.8 FM dalam segmen Radio Ketan alias Kejar Gebetan! And as always, akang Abi bakal bacain 2 pesan masuk dari Instagram kita. Dan 1 penelepon tercepat pertama bakal dapet kesempatan buat nge-date sama akang! Eh salah! Hahaha. Maksudnya dapet kesempatan buat cerita langsung pengalaman ngejar-ngejar doi! Kok jadi nge-date, sih?!" kekehan Abiyyu membuat seisi studio menggeleng. Heran, dua hari lalu lelaki itu masih tampak lusuh seperti tidak memiliki jiwa. Siang ini, ia seperti orang yang berbeda. Jun malah sempat berpikir bahwa jiwa Abiyyu tertukar dengan Sonic si landak peliharaannya yang selalu lincah.

"Ya, pokoknya mah, butuh perjuangan deh kalo mau dapetin doi, tuh. Iya, kan? Oke, sekarang kita bacain yang kedua." Jeda. Abiyyu melirik sejenak kaca yang membuatnya bisa langsung melihat entitas seseorang yang sejak tadi membuatnya gugup. "Dari @HandsomePeacock, duh namanya bikin gemes, ya. Hahaha. Lanjut ... oke, jadi kata si Handsome Peacock ini, gue nggak pernah percaya sama yang namanya karma. Tapi, one day I did hurt someone's feeling. Awalnya gue kira dengan minta maaf dan dimaafin semuanya selesai. But, nope. Sikap dia yang berubah bikin gue sadar kalo apa yang gue dapet dari dia selama ini ... precious. Sekarang ... gue ngerasa kalo nggak ngeliat dia sebentar aja, rasanya ... sepi. Padahal sebelumnya gue selalu risih kalo ada dia. I think she finally makes me fall for her. Jadi ... kali ini gue yang bakal bertindak. I'll make a move to make her fall for me over, and over, again.!"

Pandangan Abiyyu dan Jenar saling terkunci. Seperti ada magnet yang membuat tatapan keduanya saling tarik-menarik dengan kuat hingga sulit untuk dilepas. Abiyyu tersenyum, mungkin bisa dibilang menyeringai lebih tepatnya, kemudian bibirnya bergerak tanpa suara, "It's me."

***

Bersambung

Cuap-cuap Natha:

Holaaa~ gimana Senin-nya???

Anyway, cerita ini udh mau tamat. Boleh dong spill ke Natha, apa harapan kalian buat kisahnya Kak Merak dan Jenar??

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top