Part 2
Letha melangkah masuk ke dalam kelas 12 IPS 3, terlihat teman-teman nya sedang asik bergosip dan ada juga yang malah sibuk makan walau masih pagi.
"Tante tante culik aku dong. Aku siap kalau tante mau!" Sambut Reza tersenyum nakal ke arah Letha.
Letha menabok pelan pipi Reza, teman nya yang satu ini kadang emang minta dipukul. Pagi-pagi sudah buat jiwa barbar nya bangkit.
"Berisik."
Letha melangkah menuju bangku dan duduk. Di ikuti oleh Reza dari belakang.
"Eh, Letha gue mau curhat."
"Curhat aja."
"Gue punya mantan."
"Terus?"
"Dia blasteran. Kaga kaya pacar lo murni lokal." Ucap Reza sombong.
Letha mendengus sebal. "Lo mau curhat apa mau ledek pacar gue?"
Reza tertawa pelan. "Curhat lah, tadi cuma bercanda doang."
"Iya udah lanjutin."
"Lanjutin? Kan kita udah putus, Letha."
Letha rasanya ingin menampar wajah Reza yang menunjukkan wajah polos. Sepertinya memang dulu dia khilaf bisa berpacaran dengan Reza.
"Bodo amat." Ucap Letha sinis.
Reza tertawa puas melihat ekspresi wajahnya Letha yang menurutnya sangat lucu. Sayang saja mereka sudah putus pikirnya.
"Jadi, mantan gue tuh blasteran kan."
"Iya tau, bego! Gue ga budeg ah."
"Nah dia tuh blasteran, setengah Indonesia dan setengahnya lagi gak tau diri." Kata Reza tersenyum bodoh.
Letha langsung menjitak kepala Reza sedikit keras dan membuat Reza meringis.
"Gue juga punya mantan blasteran, setengah lagi idiot, setengah lagi bajingan mirip lu banget kan?!" Balas Letha menyindir Reza.
"Tapi masih sayang kan?" Goda Reza.
"Najis."
Suara gebrakan meja membuat adu mulut mereka berhenti. Letha menghela nafas melihat orang yang berdiri disampingnya.
"Anda butuh uang? Hubungi kami." Ucap seorang siswi sambil mengipaskan uang.
"Pinjem dong! 50k, tenor setahun ya."
"Buset, pinjemnya dikit bayarnya lama. Mending ga usah pinjem ke gue."
"Lah kan konsumen adalah raja. Buat gue ajak Letha makan di kantin." Ucap Reza tak mau menyerah.
"Gaya nya mau jajanin tapi hasil ngutang. Malu dong, iya kan Letha?!"
Letha menghela nafas kasar. "Diandra, mau sampe kapan otak lo sengklek?"
Ya siswi itu adalah Diandra Lestari, sahabat Letha yang mempunyai hobi aneh yaitu meminjam uang kepada teman-teman layaknya renternir.
"Sampe bokap gue bangkrut." Jawab Diandra seenaknya.
"Eh buset dah, sombong amat. Giliran bangkrut nanti gila lagi." Ucap Reza pelan.
"Gue masih denger, bego!" Balas Diandra sinis.
"Btw, tugas yang dikasih pak Jaya udah kelar?" Tanya Letha mengalihkan pembicaraan.
"Belum, kan gue mau nyontek sama lo. Buat apa punya temen tapi gak dipake buat nyontek."Ucap Diandra dengan wajah memelas.
Reza mengangguk setuju. "Iya, lumayan nyontek sama mantan. Siapa tau balikan!"
"Emang bener ya, kadang temen dibaikin malah engga tau diri." Gumam Letha.
"Letha kalau muji gitu. Jadi makin sayang deh." Ucap Reza tersipu malu dan mendapatkan jitakan dari Diandra.
"Itu nyindir, bego emang ya lu."
"Dih sendiri nya juga bego, ngaca dong!"
"Setidaknya nilai matematika gue tinggi ya." Ucap Diandra sombong.
"Iya tinggi, karena terlalu tinggi keseringan remedial." Sindir Reza.
"Itu guru nya aja yang ga peka sama rumus gue." Elak Diandra.
Letha tertawa melihat perdebatan mereka berdua. Sepertinya seru jika Diandra dan Reza berpacaran, menurut Letha juga mereka berdua cocok.
"Awas nanti terpesona lagi." Goda Letha.
"Enggak akan!!" Ucap Reza dan Diandra kompak.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top