22. Jadian

Hallo....

Diriku kembali lagi dengan part baru Ra?

Dari judulnya, tebak siapa yang jadian?


Vote sama komen ya guys

Kalau suka sama cerita ini bantu share ke temen-temennya juga biar cerita ini makin semarak kayak acara 17-an :D


Happy Reading!


Kadang diri sendiri tidak tahu kenapa menangis.

***

"...enam...lima...empat....tiga...dua...satu...."

Hitungan mundur yang diucapkan Dokter Agnes membawa Ameera semakin tenggelam ke alam bawah sadarnya.

Pintu kayu coklat usang terbuka. Kak Rafi muncul dari pintu dengan seringaian aneh.

"Kamu memang masih kecil. Tapi, kamu sangat menggoda."

Ucapan Kak Rafi membuat Ameera kecil semakin ketakutan. Tubuhnya gemetaran. Tidak ada yang keluar dari mulutnya. Ia mencoba lari sebelum pintu tertutup. Namun yang terjadi laki-laki itu mendorong tubuhnya ke sudut ruangan. Menekan tubuhnya pada tubuh kecil Ameera sehingga ia tidak memiliki keleluasaan untuk bergerak.

Kak Rafi mencoba melepaskan pakaian judonya dengan paksa. Menarik ujung sabuk dan membuka lebar-lebar jubahnya membuat kaos dalam bergambar hello kitty terpampang. Kedua tangan Ameera ditahan dengan satu tangan.

Ameera menggerak-gerakan kakinya menendang-nendang tubuh Kak Rafi. Akan tetapi, laki-laki 25 tahun itu terlalu kuat untuk dilawan anak perempuan 10 tahun . Kak Rafi merobek kaos dalam bergambar hello kitty sehingga menampakan dada Ameera yang belum tumbuh.

Kak Rafi menciumi tubuh kecil itu dengan buas. Ameera menangis sambil berusaha untuk membebaskan diri. Berteriak tapi tak ada yang mendengar. Kepala Kak Rafi semakin turun.

Ameera berteriak semakin keras sebagai usaha terakhirnya.

Pintu didobrak.

Kak Bunga datang dengan tongkat baseball kebanggaannya tanpa peringatan menghantamkannya ke kepala Kak Rafi. Berkali-kali. Sampai akhirnya Kak Rafi tak bergerak diatas kubangan darahnya sendiri.

Ameera menekuk kakinya. Kedua tangannya yang masih gemetar merapatkan kedua ujung jubah judonya. Dengan mata banjir air mata ia melihat tubuh Kak Bunga merosot menyusul jatuhnya tongkat baseball berlumur darah dari tangannya. Tatapan Kak Bunga kosong, wajahnya pucat, kedua tangannya gemetar, namun dia mencoba untuk tersenyum pada Ameera. Senyum yang bahkan tak terlihat seperti sebuah senyuman sama sekali.

"Gapapa, lo gapapa sekarang."

Ameera seketika bangun. Tubuhnya bergetar hebat. Detik berikutnya menarik kedua kakinya kemudian menenggelamkan kepalanya disana dan menangis. Menangis sekeras-kerasnya.

Sekarang ia ingat kejadian itu.

Ingat semuanya.

Membuat Ameera malah semakin takut.

Dokter Agnes mendekat memberikan kotak tisu padanya.

"Saya ingat semuanya sekarang." ujar Ameera disela tangisnya. "Apa yang Kak Rafi lakukan dan kenapa Kak Bunga bunuh Kak Rafi. Bukan cuma Kak Rafi meninggal di hadapan saya. Saya ingat, saya ingat semuanya."

***

Mengingat kejadian hari itu tak lantas membuat Ameera senang. Hal tersebut malah membuat Ameera sangat takut sekaligus sedih.

Ameera duduk sambil memeluk kedua lututnya. Punggungnya besandar pada kepala ranjang.

Handphone di samping kakinya berdering membuatnya sedikit terperanjat.

Nama Theo tertera di sana.

Jemarinya yang masih bergetar menggeser ikon berwana hijau kemudian menyalakan loudspeaker.

"Ra?" suara panik Theo terdengar tak lama kemudian. "Lo gapapa?"

Ameera tidak menjawab. Malah menenggelamkan kepalanya lalu menangis. Sangat keras bahkan Theo yang berada di ujung sana bisa mendengar tangisannya.

"Ra?"

"Ameera?" Ameera tak menyahuti.

"Gue kesana ya?"

"Ra? Ameera!"

Suara-suara Theo ia dengarkan namun Ameera tidak mampu untuk berbicara sama sekali. Dan membiarkannya saja sampai panggilan dari Theo berakhir bersamaan dengan terputusnya telepon tersebut.

Tak lama pintu kamarnya diketuk. Ameera mendongak dan mendapati Ilham memunculkan kepalanya.

"Ada yang mau ketemu kamu."

"Siapa?" tanya Ameera parau.

"Ra!" seseorang muncul dibelakang Ilham bersama bocah kecil berkucir dua di gendongannya. Theo dan Grace.

Ameera sesegera mungkin menghapus air matanya. Kemudian tersenyum pada Grace yang menatapnya datar.

"Ngapain lo kesini?" tanya Ameera galak. Lupa bahwa sebelumnya ia menangis keras saat Theo menelponnya.

"Mau ikut gak?" tanya Theo.

"Kemana?"

"Main."

***

"Gak mau cerita?" tanya Theo di dalam mobil di perjalanan menuju toko baju anak langganan Sheryl ibu tirinya.

Grace sedang bermain dengan mainanannya di jok belakang, duduk di baby car seat merah. Kata Theo merah warna kesukaan Grace.

"Cerita apaan?" Ameera balik bertanya.

Sebenarnya ia tahu maksud dari pertanyaan Theo. Cowok ini memintanya untuk menceritakan kenapa tadi ia menangis. Pasti itu.

Kalau dipikir-pikir Theo selalu jadi orang kedua yang mengkhawatirkannya setelah Ilham.

"Kata Duta lo jadi diem setelah pulang dari Dokter Agnes. Apa terjadi sesuatu?"

Benar, Duta pasti menceritakan semuanya pada Theo. Kalau dipikir-pikir juga Duta selalu menceritakan apapun tentang Ameera pada Theo. Kenapa?

Sampai sekarang, Ameera tidak tahu posisi Theo dalam hidupnya. Cowok ini seperti orang penting dalam hidupnya tapi tak tahu menempati posisi apa. Theo selalu jadi orang yang terlintas dipikirannya saat ia mengalami sesuatu. Theo selalu jadi orang yang pertama kali ia hubungi saat ia mengalami sesuatu juga, bahkan bisa dikatakan Theo selalu jadi orang pertama yang tahu perkembangan hubungannya dengan Fajar.

Tapi, memang sudah seharusnya kan? Theo sahabat Fajar? Sekaligus orang yang menawarkan padanya untuk mendekatkan Ameera dengan Fajar.

"Oke, kalau lo gak mau cerita apapun. Gue mau bilang sesuatu sama lo."

"Apa?"

"Ra..."

Ameera menoleh. Nada suara Theo tiba-tiba berubah.

"Fajar balikan sama Dian."

Ameera diam. Namun entah kenapa air matanya mengalir.

Kadang diri sendiri tidak tahu kenapa menangis.

***


Pendek ya? wkwk

OMG Fajar balikan sama Dian? benarkah?

Oh No!



Jangan lupa klik bintang di pojokan itu ya


Follow:

Ig: iistazkiati

Btw, gue share cerita juga di lapak Fp facebook

Namanya Book's Slide 

Judul ceritanya "Theo Blog" isinya cerita tentang masa-masa SMA gue, temen-temen, guru-guru, kejadian-kejadian, kajaiban-keajaiban semasa SMA, dan juga moment-moment yang sampai saat ini selalu gue rindukan. Buat kalian yang penasaran gimana abrsurdnya gue pas masih sekolah wkwk cuss aja cari Fp nya

Atau kalian bisa cari Fb gue "Iis Tazkiati N" link buat ke Fp nya ada di bio profil


Sampai jumat di hari Jumat

270219

Flower flo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top