Prolog
Terima kasih untuk waktu dua puluh tahun yang Mama dan Papa berikan. Terima kasih untuk semua yang sudah kalian berikan untukku.
Namun aku lelah. Aku benar-benar lelah. Topengku, semua itu melelahkan. Menjadi anak pandai, idaman, patuh. Aku lelah. Menjadi sosok anak tanpa cela kebanggaan kalian. Aku menikmatinya, tapi aku lelah. Ini batasku.
Aku lelah untuk dicekik seperti ini setiap waktu. Seolah yang kulakukan akan dipantau. Berbicara pun harus dijaga. Tertawa dengan palsu. Aku sangat lelah.
Khira, Khari. Kenapa kalian membuatku berbeda dengan mereka? Mengapa sosokku lebih diagungkan? Kenapa tindakanku lebih diperhatikan?
Kenapa selalu aku yang ditunjukkan pada rekan kalian? Kenapa bukan mereka?
Aku lelah untuk menjadi apa yang kalian inginkan. Aku terlalu patuh, dan kini aku muak.
Aku juga lelah untuk menjadi kakak yang baik. Terutama bagi Khari. Aku muak. Sangat muak dengan semua ini. Senyum palsu, candaan kita, pembicaraan kita semalam penuh. Aku lelah, aku mengantuk, tapi kenapa kamu terus memaksaku? Merengek sepertu bayi kecil. Bahkan pakaian kesayanganku, kamu memintanya dan merengek seharian. Lagi-lagi aku harus bertopeng. Sampai aku muak. Aku sudah tidak sanggup.
Khari, kamu harus tahu kalau aku muak dengan ini. Kamu pikir aku sosok idolamu? Kamu iri 'kan padaku? Kamu ingin menjadi seperti aku, 'kan? Mennggaku saja!
Aku sudah muak.
Jika kalian berempat menemukan surat ini, aku tidak tahu kapan tepatnya kalian menemukan ini. Namun, tanggal 1 bulan depan, aku akan mennggakhiri hidupku. Itu batasku. Aku akan pergi, aku yakin kalian tidak bisa menemukanku. Karena selama ini kalian terlalu sibuk merangkai topeng untukku.
Sadarlah, kalian tidak pernah menyayangiku.
Khara Mikaela
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top