2. What?
Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian tempo hari. Sudah seminggu pula gadis aneh itu mengusikku. Padahal dia sudah tahu siapa aku. Tetapi tidak sedikitpun ia ragu menghampiri, meski kerap kusambut dengan ketusan.
Siang, sore, sampai malam ... seolah tidak kenal lelah. Lama-lama aku muak. Sampai tidak sengaja membeberkan keingintahuanku kepadanya.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan, sampai mengabaikan peringatanku untuk menjauh?" ketusku sore itu, ketika ia datang dengan sepiring almond tofu. Tiba-tiba saja ia mengambil duduk di sebelahku. Di teras teratas penginapan Wangshu Inn, menghadap matahari terbenam.
Aku tahu, pasti Ver Goldet atau Yanxiao si juru masak yang menyuruhnya membawakanku pencuci mulut ini. Aku juga tahu, kalau gadis ini pasti menginginkan sesuatu dariku.
"Habiskan saja dulu almond tofu-mu. Aku membuatnya sendiri, loh," jelas [your name], sembari tersenyum lebar.
Dia membuatku merinding. Namun, mana sanggup aku menolak kenikmatan almond tofu?
Sunyi merajai waktu, kala kusibukan diri dengan menghabiskan pencuci mulut favoritku. Harus kuakui rasanya lumayan. Untuk seorang warga negara asing.
"Bagaimana rasanya?" tanya [your name], menatapku penasaran.
"Lumayan," balasku mengangguk.
Satu kata itu cukup untuk membuat gadis [your nationality] ini tampak girang. Piring bekas makanku ia letakan di atas nampan kosong, di sebelahnya duduk.
"Syukurlah kalau begitu. Aku sempat takut karena ini pertama kalinya aku membuat almon tofu," ia bercerita.
Namun aku tidak mengindahkannya. Kurasa itu bukan urusanku. Alih-alih aku menyilangkan lengan dan bertanya, "Jadi apa yang kauinginkan dariku?"
[Your name] seketika cemberut. Ia berkata, "Aku hanya ingin berteman. Sudah berapa kali kubilang?"
"Dan sudah berapa kali kukatakan, tidak bisa," balasku diikuti helaan napas.
"Tapi kenapa? Kalau alasannya karena kau adeptus dan aku manusia, aku tidak bisa menerimanya."
"Bukan karena itu, tetapi karma buruk. Kau mungkin bisa tertular. Lagipula, aku tidak membutuhkan teman. Aku sudah terbiasa sendiri."
"Kau dulu bersama 4 Yaksha lain, kan?" [your name] menyela, "aku membacanya dari buku dongeng di perpustakaan. Memangnya kau tidak kesepian setelah beribu tahun berlalu?"
Aku membungkam. Bukan berarti yang dia ucapkan benar, tetapi juga salah. Rasa sepi memang sempat kurasakan. Itu sungguh menyiksaku di awal-awal. Namun, entah sejak kapan aku sudah berteman dengan perasaan itu.
Aku hendak angkat bicara, tetapi [your name] lebih dulu menyela, "Bahkan untukku yang baru sebentar menetap di sini, sudah merasa kesepian dan rindu rumah.
"Dan bahkan, kelinci yang dibiarkan sendirian nanti jadi mati. Makanya ... Tidak ada yang bisa bertahan sendirian dalam kesepian!
"Setidaknya, kalau kau tidak mau ditemani, temani aku sampai aku pergi dari sini. Setelah itu kau tidak akan pernah melihatku lagi. Kalau kau mau, aku bisa membawkaanku almond tofu setiap hari. Asal kau mau berbicara denganku," tuturnya berpanjang lebar.
"Kenapa tidak mencoba bertemna dengan manusia lain aaja? Kan, banyak karyawan di penginapan ini," usulku.
"Aku juga berteman dengan mereka, tapi ... terkadang aku ingin bicara kepada sesama orang asing. Dan kau seorang Yaksha, tentulah termasuk ke dalam kategori asing, yang sering terlihat di sini ketimbang tamu. Kau mengerti maksudku?" jelasnya agak ragu di akhir kalimat.
Kemudian sekali lagi helaan napas kuembuskan. "Manusia benar-benar sulit dimengerti," gumamku.
"Itu dia!" seru [your name] mengejutkanku, "aku juga akan mengajarkanmu agar bisa lebih mengerti manusia. Bagaimana? Kumohon, Yaksha Yang Agung!"
Terdiam sejenak, aku berpikir keras. Tetapi mau sampai kapan pun, kurasa dia tidak akan menyerah sampai aku setuju. Oleh karena itulah, mau tidak mau aku menyerah--untuk kali ini.
"Baiklah," tuturku meski ada perasaan ragu di hati, bahwa aku akan menyesali ini.
[Your name] tersenyum lagi. Bahkan tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Dia benar-benar gadis yang aneh. Namun ... Entah mengapa rasanya aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Ah, tapi itu pasti hanya perasaanku saja.
~~~~~~~~~~~~
4 bab lagi sebelum tamat! Ganbaaaarimasu!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top